webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
268 Chs

Sayang Konteks Profesional

Iqbaal turun dari bus di depan gerbang sekolahnya setengah jam sebelum upacara bendera dimulai. Seperti biasa, orang yang pertama kali disapanya adalah dua security sekolah dan guru piket yang berjaga di gerbang, memantau lalu lalang para murid disana.

Bukan star syndrome.

Status sebagai aktivis kampus utama tidak semerta-merta mendasari rutinitasnya itu. Tapi memang natural saja sejak dulu sikap 'merakyat' nya itu ada, pun Ia melakukannya dengan hati.

"Gak ngatur persiapan upacara nih Bal?" tanya Pak Adi, security sekolah.

"Enggak Pak, udah ditugaskan ke masing-masing kelas, Saya mah mengatur di awal, menilai di akhir aja nanti, biar semua berkreasi."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com