Iqbaal turun dari bus di depan gerbang sekolahnya setengah jam sebelum upacara bendera dimulai. Seperti biasa, orang yang pertama kali disapanya adalah dua security sekolah dan guru piket yang berjaga di gerbang, memantau lalu lalang para murid disana.
Bukan star syndrome.
Status sebagai aktivis kampus utama tidak semerta-merta mendasari rutinitasnya itu. Tapi memang natural saja sejak dulu sikap 'merakyat' nya itu ada, pun Ia melakukannya dengan hati.
"Gak ngatur persiapan upacara nih Bal?" tanya Pak Adi, security sekolah.
"Enggak Pak, udah ditugaskan ke masing-masing kelas, Saya mah mengatur di awal, menilai di akhir aja nanti, biar semua berkreasi."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com