webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Para Buaya Ciliwung

Handuk merah tebal agak kusam melingkar di leher, ember polkadot ungu di tangan, ditambah wajah bantal dan 'busana malam' khas lelaki penghuni rumah kost; boxer, kaos oblong. Nalesha, bahkan masih mengantuk, remang remang matanya untuk sekedar membaca kembali daftar nama dibawah sebelas daerah yang ditulis Adri tadi malam disana. Kurang kerjaan memang, tapi apa daya air di lantai dua sampai lantai tiga tiba-tiba mati, membuatnya harus mengantri, bahkan menunggu di depan pintu kamar mandi incarannya di lantai satu. Kalau tidak, pasti ditikung.

"Astaga Nalesha … Presiden macem apa Lo jam segini belum mandi?" heboh Leon meledek dari balkon lantai dua. Kontras sekali, gadis itu sudah rapi siap berangkat. Sisa mengisi perut saja yang belum.

Nalesha malah tergerak menguap, "Mati airnya, kenapa sih? Anak anak cewe nih boros sih! Pasti operator PDAM nge-banned SP lagi gara-gara overused diatas seratus meter kubik sendiri!" omel si paling terganggu jika air asrama mati.