webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Dimas dan Reza di HIMA

Rendy menaruh bakaran daging sapi di piring Dhaiva, mempermudah gadis itu menyuapkannya bersama daun selada segar dan pasta kedelai. Keduanya memutuskan untuk makan sebentar di restoran barbeque ala korea, tempat favorit Dhaiva belakangan. Namun tampaknya Ia sedang tak begitu antusias, malah cenderung melamun. Rendy di depannya jadi segan untuk berbicara, tapi Ia juga tak bisa lama-lama dalam keheningan.

"Va? Lo sehat kan?" tanyanya.

"Oh? Iya. Sehat, aneh juga pertanyaan Lo," jawab Dhaiva hampir terperangah.

Rendy hanya kembali memakan dagingnya, "Abis Lo bengong gitu, ntar kesurupan kan Gue malu disini," candanya.

Dhaiva tersenyum miring, "Ada ada aja Lo. Eh tapi ..."

"Gue boleh cerita gak sama Lo?"