webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Debat Meja Makan

Lima unit mobil datar beriringan, berhenti di pekarangan parkir SP pagi sekitar jam sembilan. Sesuai janji, rombongan yang terdiri dari Adri, Haikal, Darren, El, dan lima evaluator dari FAO Indonesia dan Global itu tiba tepat waktu. Nalesha dan Saheera ada disana, menyambut formal terlebih dahulu.

Oh, tentu saja, rombongan FAO itu tamu spesial mereka, bukan?

"Halo, ini Nalesha sama Saheera?" sapa seorang wanita berambut pirang. Tampaknya bukan orang Indonesia meski pelafalan bahasanya sangat lancar dan lokal.

"Ya, Saya Nalesha, ini Saheera. Selamat datang di School of Persona, Bapak dan Ibu," ujar Nalesha diplomatis, kelima orang itu hanya tersenyum ramah.

Nalesha dan Saheera lantas mengantar mereka ke auditorium. Seluruh penghuni asrama sudah berkumpul disana dengan rasa gugup masing-masing. Sebetulnya Nalesha dan Saheera juga sama, tapi apa daya harus lebih bisa disembunyikan.

"Hello everyone!"