webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

"Dimana Kamu Nyaman"

Tidak ada percakapan selama setengah jam terakhir bus melaju dari halte depan asrama SP menuju sekolah Nalesha dan Saheera. Keduanya padahal duduk bersebelahan ditengah padatnya bus pagi itu, tapi entahlah, tidak ada mood yang mendukung. Hanya Nalesha saja yang berinisiatif sedikit membuka percakapan kecil-kecil.

"Kapan … berangkat?" tanyanya, membuat Saheera agak terkejut, spontan menurunkan volume airpodsnya, "Apa Lesh?"

"Kamu, kapan berangkat ke Dubai? Berapa lama?" ulangnya seraya menambah detil pertanyaan.

"Oh, minggu depan. Kenapa? Mau ikut?" candanya. Nalesha hanya tertawa, "Mau beliin tiketnya? Ya mau aja sih."

"Gak mau beli tiket sih, paling Kamu masuk koper, ditaro di kargo pesawat."

"Diselundupin dong?"

"Iya. Mau?"

"Emang Saya mau dijual?"

"Hm, ide bagus. Kurs UEA sama IDR lumayan gede kan, boleh deh jual organ."