webnovel

Usaha Kenzo

Tidak lama, suara pintu terbuka kembali dari ruangan Kenzo.Terlihat sosok wanita yang berjalan cepat ke arah Kenzo.

"Kak Ken, bantuin aku." Rengek seorang wanita yang ternyata adalah Ketrin.

"Ada apa?" Tanya Kenzo singkat.

"Aku mau party tapi aku belum ada gaun yang cocok." Jawab Ketrin.

Ketrin Adisti Wirayudha, Adik dari Kenzo Axton Wirayudha. Kalian menanyakan di mana orang tua Kenzo dan Ketrin?" Mereka berada di luar negri. Kini Kenzo yang menjaga adiknya seorang diri.

Hartawan Wirayudha, Seorang pengusaha sukses. Ia adalah papah dari Kenzo dan Ketrin, Hartawan berada di luar negeri karna semua pekerjaannya berada di sana. Ia termasuk ketua Mafia di negara itu yang ditakuti oleh semua Mafia.

Rosa Adista, seorang wanita yang menjadi istri dari Hartawan Wirayudha. Rosa adalah Mamah dari Kenzo dan Ketrin, ia berada di luar negri menemani sang suami bekerja.

"Beli. Ucap Kenzo masih fokus menatap laptop kerjanya.

"Temenin kak." Rengek Ketrin.

"Sibuk, sendiri." Jawab Kenzo masih fokus menatap laptop.

"Kak, tolong aku dong. Jangan kayak gtu, kakak fokus terus sama pekerjaan." Ucap Ketrin dengan sengaja menutup laptop Kenzo.

Kenzo hanya menghela nafas kasar, kalau Ketrin bukan adiknya. Habislah ia, karena tidak ada satupun orang yang berani melakukan hal tersebut kepada dirinya.

"Iyh, kapan?" Tanya Kenzo kini beralih menatap wajah sang adik.

"Besok, kakak mau kan?" Tanya balik Ketrin sambil menatap Aldebaran lekat.

"Iyh." Jawab Kenzo singkat, kemudian ia kembali fokus membuka laptop yang ditutup oleh Ketrin.

"Yes, makasih kak." Ucap Ketrin sambil mengecup singkat pipi Kenzo.

Kenzo hanya diam, ia sudah terbiasa dengan perilaku adiknya yang seperti itu. Kenzo tidak pernah mempermasalahkan nya, ia bersifat dingin kepada adiknya tapi ia juga sangat menyayangi adiknya melebihi nyawanya sendiri.

"Pulang, istirahat." Ucap Kenzo.

"Iyh kak, aku pulang dulu Bye." Ujar Ketrin sebelum pergi dari ruangan Kenzo.

"Nasib punya kakak dingin kayak es batu, tapi gw sayang." Gumaman Ketrin yang ternyata di dengar oleh Kenzo.

"Kakak dengar." Ucap Kenzo yang kini menatap Ketrin lekat.

Ketrin hanya menampilkan deretan giginya mendengar ucapan Kenzo, ia bergegas keluar dari ruangan kerja Kenzo.

Kenzo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya, ia sangat menyayangi dan melindungi Ketrin, adiknya.

Inilah salah satu alasan yang membuat Kenzo menutupi identitas aslinya sebagai Mafia, yang mengetahui identitas aslinya hanya Rendy, Tangan kanannya dan Hartawan, Papah nya serta sahabatnya satu lagi. Selain itu tidak ada yang mengetahuinya.

Kenzo juga sudah memerintahkan puluhan anak buah nya untuk melindungi Ketrin, ia juga memerintahkan untuk mengikuti Adiknya kemanapun ia pergi.

"Ren, ke kantor sekarang." Pesan Kenzo kepada Rendy.

"Oke." Balasnya.

******

Kini Rendy, Sang tangan kanan Kenzo sudah sampai di perusahaan Kenzo.

Ia juga termasuk orang ke dua yang di hormati oleh semua pekerja Kenzo dirinya yang dingin, tegas sama persis seperti Bos nya, Kenzo.

Rendy bergegas menuju ruangan Kenzo, ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh bos nya.

Suara pintu diketuk oleh seseorang, Kenzo yang memgetahui siapa yang mengetuknya mengizinkannya masuk.

"Halo, bos." Sapa Rendy yang langsung duduk di sofa.

"Sudah ketemu?" Tanya Ken yang fokus menatap laptopnya.

"Belum, masih gw cari." Jawab Rendy sambil bersandar di sofa.

Kenzo yang mendengar itu berdecak kesal, harus bagaimana lagi ia mencari identitas gadis itu.

Kenzo kini menutup laptopnya, ia beranjak dari kursi kebesarannya menghampiri Rendy yang sedang duduk santai di sofa.

"Anak buah?" Tanya Aldebaran yang kini duduk di hadapan Rendy.

"Udh gw tambahin, mereka sama sekali belum nemuin identitas gadis itu." Jawab Rendy kembali yang kini menatap Aldebaran dengan wajah yang serius.

"Sial, harus pakai cara apa lagi." Gumaman Kenzo pelan.

"Buat apa lo cari gadis itu lagi?" Kejadian nya udah 7 tahun yang lalu." Tanya Rendy.

"Hamil." Jawab Kenzo.

Kenzo takut gadis itu hamil setelah ia melakukan 'itu' kepadanya, karena gadis itu baru saja melakukannya pertama kali dengannya.

Walaupun ia seorang pria yang selalu bermain dengan wanita, tapi ia tidak pernah sekalipun bermain dengan wanita yang masih suci. Ia juga masih menghormati seorang wanita karna sang adik.

"Apa? Seorang Kenzo memerintahkan anak buahnya untuk mencari seorang gadis karena takut ia hamil? Bagaimana kalau ia tidak hamil? Lo yang rugi." Ucap Rendy.

"Gak, masih untung." Jawab Kenzo sambil tersenyum tipis.

Rendy yang mendengar jawaban dari bos nya sekaligus sahabatnya hanya mengerutkan dahinya, apa maksud dari ucapan Kenzo. Untung?

"Terserah lo. Gw gak ngerti." Ucap Rendy kembali menyandarkan kepalanya di sofa.

"Gadis pintar. Akan ku temukan." Ucap Kenzo dalam hati sambil tersenyum tipis.

Detik kemudian, Rendy menyempurnakan kembali duduknya. Ia menatap wajah Kenzo dengan berbinar-binar.

"Adik lo mana?" Tanya Rendy sambil tersenyum senang.

Kenzo hanya mendengus kesal mendengar pertanyaan Rendy, ia tahu bahwa tangan kanannya sekaligus Sahabatnya jatuh cinta kepada Adiknya, Ketrin.

"Gak ada." Jawab Kenzo, ia beranjak dari sofa menuju kursi kebesarannya kembali.

Rendy hanya menatap Kenzo kesal, apakah ia tidak pantas menjadi Adik Ipar, untuk Kenzo

"Rumah, pulang." Ucap Kenzo.

Rendy mengerti apa yang di katakan Kenzo, adiknya baru saja kemari tapi ia sudah pulang.

"Gw pergi dlu." Ucap Rendy.

"Kabarin." Jawab Kenzo yang kini menatap Rendy.

"Oke, ada informasi gw kabarin." Ucap Rendy, kemudian ia bergegas pergi dari ruangan Kenzo.

Ia akan menemui sang pujaan hati, Ketrin. Dirinya sangat merindukannya, ia memang belum menyatakan cinta kepada Ketrin. Tapi ia tidak pernah main-main soal perasaannya.

Selepas kepergian Rendy, Kenzo mengambil benda pipih yang berada di atas meja kerjanya.

Ia berniat menelfon seseorang untuk meminta bantuannya, mungkin dengan itu ia bisa gadis itu.

"Halo, gimna kabar lo?

"Hai bro, kabar gw baik." Balasnya dari sana.

Kenzo tersenyum simpul, segera ia akan menemukan identitas gadis itu. Walaupun seorang Mafia, tapi semua Mafia mempunyai sisi kelemahannya juga.