webnovel

Jatuh Cinta Pandangan Pertama

Valerrie lari terseok saat Syam memanggilnya. Laki laki bertubuh gemuk itu sudah sangat marah padanya. Pasalnya, Valerrie telat hampir setengah jam dari waktu yang ditentukan. Ia hampir saja dibunuh oleh Antonie, yang terkenal kejam pada siapapun yang melawannya.

"Kau untung cantik, jadi aku masih bisa mentolerir kesalahanmu. Cepat kau masuk kekamar VIP dipojok atas sana. Dia sudah menunggumu!" Perintah Syam. Yang langsung mendorong tubuh Valerrie untuk segera bergegas masuk ke kamar yang ditempati Antonie.

Dengan langkah sedikit ragu, ia terus berkomat kamit. Berharap nasib baik akan memihaknya. Ia takut akan diperlakukan tak senonoh oleh pelanggan pertamanya. Sebelumnya, mereka sudah membuat perjanjian, kalau Valerrie tidak ingin disentuh. Ia hanya akan menemani tamunya saat minum. Tak ada adegan mesum, apalagi sampai harus menemaninya diranjang.

Syam sengaja tak membicarakan ini pada Antonie. Karena ia tahu, kalau Antonie akan meminta lebih pada setiap pelayan yang menemaninya minum. Ia tak mau kehilangan pelanggan istimewanya itu.

Pikirannya, Valerrie akan mulai terbiasa, jika sudah beberapa hari bekerja dicafe miliknya. Karena memang hampir semua pelanggan menginginkan hal lebih dari sekedar bercengkrama.

Dengan langkah gemetar, Valerrie memasuki ruangan itu. Suasana lampu yang muram Dan alunan musik sendu, membuat suasana menjadi syahdu. Seketika Valerrie menikmati alunan lagu yang diputar diruangan itu. Ia melirik kesana kemari. Mencari sosok yang katanya tengah menunggunya.

"Dimana dia?" Valerrie bertanya sendiri. Tiba tiba suara gelas pecah membuyarkan pikirannya. Ia langsung menoleh menatap ke arah gelas yang pecah. Tubuhnya terperanjat melihat sosok lelaki yang tiba tiba datang, dan berdiri tepat dibelakangnya. Tangannya langsung memeluknya dari belakang.

"Oh my god, apa apaan ini?" Keluhnya dalam hati. Betapa ia merasa kaget, saat sebuah tangan melingkarkan diri dipinggang rampingnya. Dengan spontan, ia melepaskan dengan kasar tangan itu.

"Tolong, Anda harus bersikap sopan. Saya sudah bilang, kalau saya hanya pelayan. Saya hanya menemani Anda minum, tak lebih okey!!" Valerrie mencoba menjelaskan pada Antonie tentang perjanjiannya dengan Syam.

Antonie yang sudah dibuat geram oleh Syam. Kini harus dibuat susah kembali oleh Valerrie. Wanita malam yang sudah ia bayar dengan mahal, kini menolaknya secara mentah mentah.

Rahangnya mangeras, saat Valerrie melepaskan pelukannya dengan kasar. Baru pertama kali ini, ia diperlakukan dengan kasar oleh seorang wanita. Terlebih wanita itu adalah wanita bayaran.

"Kau sudah aku sewa semalam ini, aku sudah membayar mahal dirimu. Lalu kau menolakku? hebat sekali kau hah?" Antonie marah bukan main. Ia melemparkan semua yang ada didepannya. Valerri sangat ketakutan melihat sikap kasar Antonie. Ia sendiri bahkan tidak tahu, kalau dirinya ternyata dijebak oleh Syam. Ia dipaksa untuk melayani apapun keinginan pelanggannya.

Seketika tangannya mencengkram wajah Valerrie. Ia berusaha melumat bibir gadis digenggamannya itu. Dengan kasar, ia membuka mulut Valerrie, lalu menciuminya dengan kasar dan bringas. Bukannya kenikmatan yang Valerrie dapatkan, melainkan kesakitan dan ketakutan akan perlakuan Antonie.

Valerrie menangis tersedu. Ia merasa kotor karena Antonie yang menciumnya dengan paksa. Ia menangis sejadinya. Terus mengelap bibirnya yang basah oleh lidah Antonie, yang menyapunya dengan sangat kasar.

"Wanita munafik. Kukira kau benar benar wanita profesional. Ternyata Syam tua itu sudah menipuku!!" Antonie bersungut. Ia sangat marah kali ini. Pasalnya, ia sudah ditolak istrinya untuk melayani hasratnya. Dan kini, disini pun ia ditolak kembali oleh wanita bayarannya. Sungguh harga dirinya terasa diinjak injak.

"Apa maumu jika tidak melayaniku malam ini? apa kau hanya ingin uang saja, lalu tak melakukan apapun?" Tanyanya lagi. Ia dibuat bingung oleh kelakuan Valerrie. Yang kini sedang menangis. Sambil terus mengelap bekas ciuman di bibirya tadi. Antonie merasa gadis didepannya itu sangatlah berbeda dengan wanita lain. Yang biasanya sangat antusias untuk melakukan percintaan dengannya.

"Apa kau benar benar belum pernah melakukan hal itu?"

"Demi Tuhan, aku tak pernah melakukan hal aneh seperti yang kau katakan barusan. Aku bekerja disini, hanya sebatas menjadi pelayan. Tak lebih!!" Sungut Valerrie, yang terus menangis. Ia benci dengan keadaan ini. Ia ingin melepaskan dirinya dari cengkraman lelaki jahat didepannya itu.

Antonie kini memakai kembali setelan jas nya. Ia duduk kembali diatas kursinya. Lampu yang tadi sudah ia matikan, kini ia nyalakan kembali.

Betapa Antonie terkejut, saat melihat sosok gadis didepannya itu. Ia sangat cantik dan menggoda. Tubuhnya yanh sangat menarik, warna kulit yang eksotis, dan tentunya sangat menggugah gairahnya kembali. Tatapan matanya tak bisa beralih. Ia terus memandangi wajah Valerrie. Andai akal sehatnya tak bisa dikendalikan, mungkin kini ia akan menerkam wanita didepannya itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Valerrie merasa terganggu dengan tatapan Antonie yang ia rasa seperti sedang menelanjanginya. Tatapan menahan hasrat yang sudah tersimpan lama.

"Oh shitt..bahkan aku tak bisa mengendalikan adik kecilku." Gumam Antonie, saat melihat belahan dada Velerrie, yang terpampang jelas. Ia menyesal karena menyalakan listrik, dan harus tersiksa karena menatap tubuh indah Valerrie, namun tak bisa menikmatinya. Ia segera ke kamar mandi, untuk meneruskan hasratnya sendiri.

"Sialan, wanita itu berhasil membuatku tak berdaya. Baru kali ini Antonie merasakan darahnya berdesir lebih cepat, dan panas tubuhnya menjnggi saat melihat seorang wanita. Apalagi wanita itu hanyalah seorang wanita bayaran. Yang menurutnya, ia seperti selembar tissu. Saat usai dipakai, harus langsung dibuang. Namun berbeda dengan kali ini. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Matanya menatap wajahnya yang bersemu merah. Bayangan wanita itu melintas menari nari dibenak dan pikirannya. Wajah lugunya, tubuh indahnya, dan tangisannya, memenuhi memory otaknya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Dia pejamkan matanya dalam. Baru sekarang, ia merasakan seorang wanita mampu menghipnotisnya pada pandangan pertama.

"Aah sial, wajah wanita itu bahkan selalu aku ingat. Siapa dia? aku belum mengetahui namanya." Antonie bergumam dalam hatinya. Ia segera bergegas untuk kembali ke kamarnya.

Sedangkan Valerrie yang merasa kalau dirinya sudah aman dari Antonie, langsung melarikan diri dari kamar Antonie. Ia segera bergegas keluar kamar. Melihat situasi yang dirasa sudah aman, dengan mengendap endap, ia berlari dari kamar Antonie. Dicopotnya high heelsnya, agar ia bisa berlari dengan kencang.

Dia bersembunyi dibalik dinding. Dalam diam mengintip suasana disekitar caffe. Terlihat beberapa orang bodyguard yang sedang berjaga didepan pintu. Dia terdiam sejenak. Menunggu mereka yang berjaga pergi dari pintu. Setelah dirasanya aman, ia langsung berlari melarikan diri dari caffe itu.

Di berhentikannya taxi yang kebetulan melintas didepannya. Tanpa menunggu lama, ia kini sudah berada didalam taxi.

"Hufft... akhirnya, aku bisa bebas dari laki laki itu." Direbahkannya kepalanya disofa taxi itu.

"Kita mau kemana non?" tanya sopir taxi itu. Dari balik spion depan, sopir itu memandang takjub penumpangnya.

"Seumur umur, baru kali ini aku dapet penumpang cantiknya kebangetan." Gumamnya dalam hati. Valerrie yang menyadari diperhatiakn sopir taxi itu, langsung memalingkan mukanya.

"Nyetir yang bener pak, liatnya kedepan!" hardiknya sambil kembali memejamkan matanya. Sopir itupun kembali fokus pada setir dan jalan didepannya.

"I..iya maaf, sekarang kita mau kemana nona?"

"Kota x, jalan setia pak!"

Mobilpun melaju kemana diminta Valerrie. Hanya beberapa waktu saja, ia sudah sampai didepan rumahnya. Kini ia bisa bernafas dengan lega, karena benar benar sudah terbebas dari lelaki genit tadi. Yang tak lain adalah Antonie.

***

Antonie murka, saat ia memasuki kamarnya, dan Melihat kalau Valerrie sudah tak adalagi disana. Diambilnya ponselnya, lalu ia menghubungi Syam.

"Kau kembalikan wanita yang barusan bersamaku. Atau kau kembalikan uangku 10x lipat!!" Sambil mengeraskan rahangnya. Antonie mengancam Syam, dan kembali menutup ponselnya.