Lina telah menyentuh batas kesabarannya. Dia tidak ingin berdebat dengan Ivan lagi, dan hanya ingin beristirahat untuk saat ini. Setelah minum beberapa gelas anggur, ia sedikit kehilangan kesadarannya. Selain itu, dia juga merasa sedikit pusing.
Lina memijat dahinya, mencoba untuk membuat dirinya nyaman. Dia hendak pergi dari sofa, tapi Ivan meraih salah satu tangannya dengan cepat, "Jangan khawatir, aku akan terus di sini."
Lina ragu-ragu sejenak. Dia menarik mulutnya, tiba-tiba meletakkan tangannya pada dahi Ivan. Dia terlihat terkejut, "Kamu tidak demam sama sekali. Kenapa kamu bilang padaku untuk tidak khawatir? Bukankah selama ini kamu tidak pernah peduli padaku?"
Lina bangkit dari sofa dan meletakkan tangannya di pintu, memberi isyarat agar Ivan kembali ke rumahnya sendiri. Entah kenapa, ketika Lina melakukan ini, dia tiba-tiba merasa sangat kesepian. Sejak kecil dia telah terbiasa menghadapi masalah seorang diri, seolah itu telah menjadi kebiasaan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com