webnovel

Pertandingan final

Saat rara sedang asyik-asyik nya rebahan, tidur-nya terganggu oleh suara dari hp-nya yang tiba-tiba saja berdering. Setelah di lihat ternyata arya yang telfon.

Rara: ada apa dia telfon?? tumben sekali, banyak pulsa ya??

Di angkat-nya telfon tersebut dengan agak malas. Di pencet-nya tombol hijau di hp jadul itu.

Rara: assalamualaikum

Arya: waalaikumsalam. Lagi ngapain nih?

Rara: lagi rebahan aja, kakak ada perlu apa??

Arya: nggak ada perlu apa-apa sih, cuma pengen aja.

Rara: banyak pulsa ya??

Arya: ngga' juga, cuma dapat bonusan buat telfon aja, sayang aja bila nggak di pakai.

Rara: oooo...gitu

Arya: selamat ya tadi kamu lolos.

Rara: makasih kak, oh iya. Tadi kakak nonton ya??

Arya: iya, aku sengaja nonton, buat lihat kamu.

Rara: hah...hafal kah dengan aku??

Arya: aku orang-nya gampang hafal sama orang. Tadi kamu jadi kiper kan??

Rara: iya kak, ingatan kakak kuat juga. Aku aja gampang lupa he he

Arya: tenang, kalau kamu sama aku. Nggak akan gampang lupa kog. Seluruh sekolah juga pada kenal sama aku.

Rara:ha ha ya iya, secara kakak si orang familiar itu

Arya: familiar apa'an, gue cuma orang biasa kog, yang lagi beruntung aja bisa sedikit lebih dapat perhatian di sekolahan 🤭

Rara: Itu mah...sama kali kak 😁

Arya: ha ha

Mereka pun tertawa bersama dan obrolan pun tertutup tiba-tiba karena sinyal pun hilang gegara mati lampu.

Rara: yah...ternyata mati lampu, jadi hilang deh sinyal-nya. (celetuk-nya dalam hati)

Rara pun akhir-nya melanjutkan rebahan hingga tertidur lelap di atas ranjang kecil-nya.

*****

LAPANGAN FUTSAL SMA HARAPAN

Hari ini rara sudah siap tanding untuk final futsal untuk grup cewek. Lawan mereka kali ini adalah kelas x1, dengan berseragam olah raga serba panjang dan rambut lurus-nya yang di kuncir ke atas membuat-nya siap untuk melaksanakan pertandingan ini.

Seperti biasa, rara pergi ke sekolah pagi hari dengan menaiki sepeda-nya, dan memarkirkan-nya. Setelah tanda masuk sekolah di bunyikan, rara dan kelompok-nya langsung bergegas menuju lapangan futsal yang terletak di depan kelas XII.

Namun ada satu teman rara yang masih sibuk dengan tas ransel warna pink yang di bawa-nya.Ya..siapa lagi kalau bukan enis, cewek dengan segala kesibukan-nya. Melihat itu, membuat rara penasaran dan mulai bertanya pada teman-nya itu.

Rara: ada apa sih lo?? sibuk aja dari tadi? (sembari menatap wajah teman-nya itu lamat-lamat)

Enis: aku lagi cari gelang keberuntungan dari dodi nih ra!! (yang masih sibuk ngebongkar tas ransel-nya)

Rara: apa?? gelang keberuntungan?? masih aja lo percaya sama begituan!! ( dahi ku berkenyit tanda tidak terlalu percaya dengan hal yang seperti itu)

Enis: em.. (sambil menganggukkan kepala-nya ke atas dan ke bawah)

Setelah beberapa saat, akhir-nya gelang tersebut ketemu. Ternyata terselip di antara perlengkapan alat make-up nya yang selalu ia bawa.

Enis: alhmdulillh...akhir-nya ketemu juga. (dengan wajah yang lega dan langsung memakai gelang tersebut)

Sebuah gelang rajut dengan satu hiasan bintang kecil di ujung-nya, warna-nya coklat susu, senada dengan kulit enis yang sawo mateng.

Enis percaya bahwa gelang tersebut dapat memberi-nya keberuntungan untuk pertandingan kali ini.

Seluruh tim pun akhir-nya telah berkumpul, begitu pun dengan tim lawan. Terlihat mereka cukup kuat untuk di jadikan lawan. Badan mereka yang cukup atletik bak pemain profesional membuat kami sedikit minder.

Apakah kami bisa menang dari mereka?? dengan ke-mantab-an hati, ku yakin kan diri setidak-nya kami harus bermain se-maksimal mungkin.

Untuk menang atau tidak-nya kami fikir belakangan, yang terpenting kami akan bermain se-maksimal dan sebisa kami.

Pertandingan pun akan segera di mulai, kami telah siap di dalam lapangan dengan posisi masing-masing.

Kini kedua kapten tengah berada di tengah lapangan bersama wasit untuk melempar koin , guna untuk menentukan siapa tim yang akan memainkan bola pertama.

Koin telah di terbangkan ke udara dan jatuh tepat di atas telapak tangan si wasit dan menutup-nya dengan tangan yang lain. Tim rara memilih gambar mata uang, sedangkan tim lawan memilih gambar burung.

Setelah satu tangan yang lain dari si wasit di buka, ternyata terlihat gambar mata uang di sana, pertanda bola pertama akan di mainkan oleh tim rara.

Si kapten mulai menggiring bola-nya maju ke arah lawan, operan demi operan di arah kan, namun bola hanya menyimbis garis lawan.

Kini giliran tim lawan yang mulai menyerang tim pertahanan dari tim-nya rara. Dengan sekuat tenaga, teman se tim dari rara mencoba merebut kembali bola tersebut.

" zupppp...." (suara bola yang melaju tepat di depan gawang)

Sebuah tangan kecil bersarung-kan kaos tangan berwarna hitam, dengan sigap menangkap bola tersebut.

" prok...prok...prok..." (suara riuh dari suporter yang berada di sekitar lapangan tersebut)

Di sisi berbeda ternyata ada kak arya yang tengah melihat permainan rara tepat di jendela yang mengarah ke lapangan tempat si rara sedang bermain.

Arya: jago juga ternyata. (gumam-nya dalam hati sambil tersenyum tipis)

Kembali ke pertandingan-nya rara. Kini sudah berjalan 10 menit dari awal permulaan pertandingan. Namun belum ada satu gol pun yang tercetak.

Bisa di akui permainan kedua belah pihak, memanglah cukup seimbang. Adu serang dan lawan pun terus saja terjadi.

Giliran tim rara, untuk menggiring bola kembali. Dengan sedikit trik serta kekompakan tim mereka, akhir-nya bola pun bisa langsung melesat ke arah depan, dan???

"gollll...." ( satu tendangan dari sang kapten mendarat mulus tanpa perlawanan di gawang lawan)

Kini kedudukan 1-0 , bertepatan dengan bunyi peluit yang menandakan babak pertama usai.

Tidak butuh waktu lama, setelah cukup mereka beristirahat sejenak, pertandingan babak ke dua pun di mulai.

Tiba giliran tim lawan untuk memainkan bola kali ini. Terlihat mereka sangat berambisi untuk mengejar ketertinggalan 1 poin dari kami.

Serangan demi serangan di lancarkan, hingga membuat tim rara sedikit kewalahan. Tim rara pun sudah mencoba menahan dan merebut bola tersebut, namun gagal.

Sang pemain lawan berhasil menggiring bola tersebut hingga ke garis depan dan satu tendangan pun tidak terelakan.

" golll..." ( satu tendangan maut dari lawan yang tidak bisa di tangkis oleh rara)

Kini, kedudukan menjadi 1-1, untuk kedua tim tersebut. Waktu masih tersisa lima menit lagi hingga bunyi peluit di tiup.

Namun tidak ada satu gol pun lagi yang tercipta hingga detik terakhir. Dan jalan satu-satu nya untuk menentukan siapa pemenang-nya adalah dengan adu pinalti.

Semua pemain sudah berbaris rapi, satu persatu dari mereka tengah menendang bola-bola tersebut.

kini skor yang tertera adalah 3-4 untuk tim rara. Penentu ada di kaki rara dan ia sudah bersiap-siap untuk menendang bola itu.

Dan...satu gol kembali tercipta yang menandakan kemenangan mereka. Mereka pun langsung berpelukan di lapangan tersebut, sambil berputar-putar menyorakkan kemenangan mereka yang di iringi pula dengan riuh sorak dari penonton futsal hari ini.

Di tempat arya berada, lagi-lagi arya tersenyum sendiri melihat kemenangan tim rara.

Yosi: mulai lagi tu anak. (mencolek afdol teman satu bangku-nya yang sibuk memainkan handpone-nya)

Afdol: napa?? (seketika menghentikan aktifitas-nya)

Yosi: yuk kageten si arya, liat dia lagi-lagi senyum nggak jelas. (tutur yosi dengan sikap jail-nya)

Di ajak-nya afdol, diam-diam buat mengageti arya.

"dorrrr..." (teriak ke dua sahat itu sambil memegangi pundak si arya)

Arya: astaga jantung gue. Dasar kalian berdua. (dengan nada jengkel)

Yosi: ha ha...mangkan-nya jangan senyum-senyum nggk jelas gitu.

Afdol: iya..mana masih pagi udah kaya' orang nggak jelas saja.

Arya: enak aja, gue tersenyum lihat rara main tuh di lapangan. (menunjuk ke arah lapangan futsal yang ada di depan kelas mereka)

Afdol: cieeee...lanjut terus nih?? (ledek-nya)

Arya: apa'an sih kalian, kepo deh!! (memalingkan muka-nya dengan kedua lengan-nya yang di lipat)

Yosi: wah...nie anak minta di hajar nih dol, berani-berani nya dia main rahasia-rahasiaan dari kita.

Afdol: ayo...serang!!

Mereka pun mulai mengkroyok arya dengan canda tawa mereka. Dan si arya hanya bisa pasrah melawan dua kawan-nya tersebut.

Ingat!! ini bukan pengkroyokan yang sebenar-nya, namun ini hanyalah sekedar keisengan belaka, tanpa ada niat untuk menyakiti secara betulan.

Dan kegaduhan di antara mereka bertiga pun tidak bisa terelakan.

*****