webnovel

Butuh kerja keras

DI SMU HARAPAN

Hari itu rara sudah sangat capek, habis tanding futsal lawan anak x4. Kini giliran rara buat istirahat dan memulihkan tenaga. Perut rasanya penuh setelah melahap satu porsi nasi pecel dan segelas teh manis di warung ibu kantin. Rara memutuskan untuk melihat- lihat yang lainnya. Ada yang main tenis, bola voli, basket, pingpong dan bulu tangkis. Seru juga melihat mereka main.

Kali ini dia keliling sendiri, si enis ada panggilan alam katanya.

Enis: aku ngga' ikut kamu keliling ya ra, perutku sakit nih. Aku perlu kebelakang.

Rara: ni anak, baru juga di isi, malah udah mau nabung aja 😂😂. Ya udah sana entar nyusul ya. Akan ku pelankan langkahku.

Enis: oke siap (sambil memberi hormat kepada temannya itu dan segera pergi ke wc terdekat).

Langkahnya pelan,  sembari mengamati permainan anak-anak lain. Banyak lapangan yang bisa di pakai untuk macam-macam olah raga. Langkahnya terhenti di lapangan basket. Di lihatnya anak-anak basket yang sangat tinggi dan mahir dalam permainan itu.

Rara: sepertinya seru, andai aku tinggi, mungkin bisa ya main sebagus itu. Hufttt

Kali ini tim cowok dari kelas rara yang main, tim mereka melawan x5, mereka tinggi dan pintar, desas-desusnya beberapa dari mereka adalah handalan di smp mereka.

Rara: haduh, itu kan si anak jangkung yang terkenal di smp kan. Mana bisa tim ku menang log lawannya anak itu. (rara menggerutu lagi, di sandarkan-nya kepalanya di sebuah pohon cemara dekat lapangan basket tersebut. Dan beberapa kali di pukul-pukulkan-nya pelan ke pohon itu.

Tanpa di sadari oleh rara, ternyata lapangan basket tersebut terletak tepat di depan kelas Xii Ips 1, tempat di mana kelas kak arya berada.

Arya yang melihat kelakuan rara sejak tadi hanya dapat tersenyum dari balik jendela kelasnya. Saat itu dia lagi ada mata pelajaran.

Arya: anak aneh, ngapain coba bentur-benturn kepala ke pohon 😁 (gumamnya dalam hati).

Afdol yang melihat arya senyum-senyum sendiri langsung menyikut yosi yang duduk di sebelahnya.

Afdol: lihat tuh arya, senyum-senyum sendiri.

Yosi: gila kali dia 😂😂

Afdol: husss mana ada, panggil arya dong. Tanyain ada apa??

Yosi: kenapa aku??

Afdol: kan lo yang paling dekat yos.

Yosi: oh iya ya, bentar aku panggil dia. (mengatur napasnya dan mulai memanggil arya).

Yosi: ya...arya!!

Namun arya ta' mendengar dan masing dengan senyum-senyum gitu. Akhirnya yosi memutuskan untuk melempas-nya dengan segumpal kertas.

Dan benar saja, gumpalan tersebut bukanlah mendarat ke arah arya tapi malah ke arah pak guru yang lagi mengajar kala itu. Di ketahui pengajar tersebut sangatlah killer.

Yosi: mampus aku!!

Pengajar: siapa yang berani-beraninya mengacau di pelajaran ku?? hayoo ngaku. Kalau tidak, akan aku hukuman kalian satu kelas.

Sontak satu kelas menunjuk yosi, karena ta' mau di hukum oleh pengajar tersebut.

Pengajar: oke, bagus sekali, teman-teman kalian menunjuk satu orang. Dan itu kamu yosi. Sekarang, kesini kamu.

Yosi: tapi pak. Afdol juga ni pak.

Afdol: lho kog aku??

Yosi: kan kamu yang nyuruh.

Afdol: ngga' bisa gitu dong yos. Kamu kan yang pegang tuh kertas.

Yosi: tapi..

Pengajar: kesini sekarang  kalian atau mau ku tambah sanksinya.

Yosi: pak....(dia berjalan lesu sambil menundukkan kepala, di sentuhnya afdol kala itu) gara-gara kamu nih.

Pengajar: cepat kemari dan angkat kaki satu kalian ke atas, jangan lupa pegang tuh kedua telinga kalian.

Yosi: sampai kapan pak?

Pengajar: sampai mata pelajaran bapak selesai. Paham kalian.

Afdol dan yosi: iya pak. (mereka menuruti semua hukuman yang di berikan oleh pengajar tersebut).

Sedangkan yang lainnya tertawa melihat hukuman yang di dapat oleh afdol dan yosi. Begitupun juga dengan arya yang tadi tersenyum melihat tingkah rara, sekarang kembali tertawa dengan teman satu gengnya tersebut.

******

Kembali ke rara yang asyik memukul- mukul kan kepalanya ke pohon. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan sebuah tangan yang menepuk pundaknya. Rara pun terkejut bukan main.

Rara: assalammualaikum. (terkejutnya rara dengan sentuhan itu)

Enis: waalaikumsalam. Kamu kaget ya 😂😂

Rara: huft... dasar kamu nis, bikin copot jantung aku.

Enis: salah sendiri bengong. lihat apa coba? sampai segitunya.

Rara: tuh.. (sambil menunjuk ke arah pemain basket yang melawan tim basket cowok kelas mereka).

Enis: hahh...alfan ada di tim mereka.

Rara: iya nis, mana mungkin kita bisa menang lawan mereka.

Enis: kecil kemungkinan sih, tapi kita ngga' boleh menyerah. Kita harus dukung tim kita. oke!! (sambil menggandeng tangan rara untuk memilih tempat duduk yang enak buat mereka menonton pertandingan basket tersebut).

Rara: semangat x6. Kamu pasti bisa!! ( seraya memberikan semangat dengan suara yang lantang).

Enis: go x6...go

Kelompok cowok bermain cukup bagus, namun hasilnya tetap aja kalah. Karna, ya... tau sendiri pemain di x5 sudah profesional dan kelompok kami hanya kelompok amatiran. Tapi kami sudah berusaha sebaik mungkin sih. Akhirnya lomba basket pun di menangkan oleh kelas x5 dengan perolehan 2-1. Lumayan lah.

Melihat perjuangan anak cowok buat ngalahin tim lawan membuat rara semakin bersemangat buat persiapan besok.

Besok adalah futsal cewek melawan anak x1. Rara belum pernah dengar kinerja mereka sih, tapi yang pasti tim rara harus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menang dari mereka dan jadi juara tentunya.

Enis: yahh...akhirnya tim kita kalah ra. (wajahnya lesu melihat tim basket kalah).

Rara: sudah lah, yang penting mereka sudah berusaha semaksimal mungkin nis. Kita juga harus berjuang untuk besok.

Enis: benar juga ra, kita perlu strategi buat besok nih, biar kita bisa menang.

Rara: iya nis

Pertandingan pun berakhir, ta' terasa waktu berlalu dengan cepatnya. Akhirnya bel tanda untuk pulang pun sudah di bunyikan. Rara dan enis hari itu sepakat buat pulang bareng.

******

Mereka menuju parkiran sepeda dan mengayuhnya bersamaan. Melewati jalan setapak dan sedikit menyebrangi jalan raya. Rute yang selalu mereka lewati setiap harinya. Jarak antara rumah rara dan enis tidaklah jauh, sehingga mereka bisa berangkat dan pulang bareng. Ya.. meskipun ngga' sering juga sih mereka barengan. Cuma kadang kala aja, tau lah kadang mereka punya kesibukan tersendiri.

*****

KAMAR MUNGIL RARA

Sampainya di rumah, rara langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur empuknya. Dia butuh istirahat cukup buat besok. Kesadarannya pun hampir hilang. Namun dering telfon membangunkannya dari tidurnya yang singkat.

Rara: siapa sih ni orang, ganggu orang mau istirahat aja.

Di carinya ponsel tersebut, dan coba tebak siapa yang nelfon?? yapp itu adalah telfon dari aryo.

Rara: untuk apa dia menelfon ya??? (beribu pertanya-an muncul di fikiran-nya)

******