webnovel

Bekal MOG

Setelah pertemuan rara dengan kak arya yang tidak di sangka-sangka oleh-nya, timbullah rasa yang aneh dalam diri-nya. Rasa deg-deg an, malu serta penasaran berkecamuk jadi satu dalam hati-nya.

Baru kali ini ada seorang cowok yang terang-terangan mendekat pada-nya, sebelum-nya cowok cowok yang mengenal-nya hanya sebagai teman bagi-nya tanpa ada yang membuat-nya salah tingkah seperti kali ini.

Benarkah ini yang di namakan cinta?? sebenar-nya definisi cinta itu seperti apa, rara pun juga belum mengerti, meskipun enis selalu membangga-banggakan cinta kekasih-nya pada rara, namun rara belum pernah merasakan apa yang pernah di tuturkan oleh rekan-nya itu.

Entah emang ini benar cinta atau bukan, rara pun ta' ingin mengulik-nya lebih dalam, ia memilih untuk membiarkan-nya mengalir begitu saja, jika benar rasa yang di rasakan-nya itu terbalas, pasti lah ia dan kak arya bisa bersama suatu hari nanti.

Balik lagi ke rara dan enis yang menuju ke kantin untuk menbelikan snack guna mentraktir teman sekelas mereka seusai perpisahan-nya dengan kak arya.

Sesampai-nya di kantin mereka mengambil beberapa snack yang di rasa cukup untuk seluruh anak di dalam kelas, usai memilih snack, rara pun membayar-nya ke ibu kantin dan segera membawa snack tersebut ke kelas.

Saat di kelas mereka langsung memakan snack tersebut bersama-sama, di sinilah rasa kebersamaan bagaikan keluarga itu terasa. Semua anak berkumpul menjadi satu dari berbagai wilayah, dengan latar belakang yang berbeda, dari gender yang berbeda pula. Tanpa ada pembedaan sama sekali.

Meski mereka baru beberapa hari berkenalan, namun itu bukan menjadi salah satu hambatan buat anak kelas X6 ini untuk saling bertukar informasi satu sama lain.

Dan itu lah salah satu hal yang membuat rara merasa nyaman dan bersyukur sekali bisa gabung dalam kelas tersebut.

Tidak butuh waktu lama acara makan snack pun usai, karena hari ini tidak ada kegiatan lain setelah penerimaan hadiah, mereka pun memilih mengobrol di kelas sambil menunggu jam pulang sekolah di bunyikan.

Sesaat sebelum bel di bunyikan, sebuah pengumuman terdengar dari pengeras suara yang ada di kelas.

"PENGUMUMAN, UNTUK PENYELENGGARAAN MOG AKAN DI LAKSANAKAN PADA HARI SABTU DAN MINGGU DEPAN, MOHON MEMPERSIAPKAN DIRI KALIAN.

UNTUK KETENTUAN MOG BISA KALIAN LIHAT DI MADING SEKOLAH SEBELAH UTARA.

SEKIAN ATAS PERHATIANNYA KAMI SAMPAIKAN TERIMAKASIH"

Begitulah isi pengumuman tersebut, sama seperti kegiatan MOS. Kegiatan MOG ini juga bertujuan untuk lebih mengenal lingkungan sekolah, namun lebih ke acara yang perhubungan dengan pramuka.

Ya nama-nya juga MOG, ini adalah singkatan dari masa orientasi gugus, pastilah bakal ada banyak kegiatan mulai dari perkemahan, jelajah, api unggun, aksi seru-seruan serta kajian tengah malam yang sudah jadi rumor menyeramkan tiap diadakan-nya MOG di sekolah ini.

Konon di malam kajian pernah ada yang kerasukan makhluk halus atau sejenis-nya, namun itu hanya rumor atau nyata, rara juga belum punya kepastian kalau belum melihat-nya sendiri.

Saat bel pun di bunyikan, semua siswa berhamburan keluar dari kelas mereka dan sebagian ada yang menuju mading sekolah yang telah di sebutkan sebelum-nya.

Tidak terkecuali, rara pun juga akan menuju ke sana, sekalian melihat apa saja barang-barang yang perlu ia persiapkan guna untuk kegiatan MOG. Meski acara masih di lakukan minggu depan, rara ingin melihat-nya terlebih dahulu agar tidak gelagapan saat tiba waktu-nya.

Bersama enis, ia menuju mading sekolah. Dari jauh sudah terlihat cukup banyak anak yang telah melihat pengumuman tersebut. Rara dan enis berjalan lambat guna menanti kerumunan para anak-anak sedikit renggang.

Enis: kira-kira rumor tentang kajian malam itu beneran ada nggak ya?? (dengan wajah sedikit ketakutan)

Rara: entahlah, gue sendiri juga sedikit penasaran sih!! (berjalan perlahan dan sengaja menepuk pelan pundak teman samping-nya itu)

Enis: astaga ra, jantungan gue. (memegangi dada-nya yang masih menyerukan detak jantung yang tidak karuan)

Rara: segitu takut-nya sih nis, itu kan cuma rumor yang beredar, ya berdo'a saja agar saat kita MOG nggak bakal ada hal kaya' gitu. (mencoba menenangkan si enis)

Enis: aminnn..gue berharap juga gitu ra, gue takut ma yang begituan. (semakin mendekat ke mading yang sudah sedikit sepi dari kerumunan anak-anak)

Rara: sudahlah, nggak perlu bahas itu lagi, mending kita lihat apa saja yang ada di pengumuman mading itu, mumpung udah sedikit sepi. (mengajak enis untuk mempercepat langkah-nya)

Enis: oke lah, kita lihat pengumuman aja, kali aja ada yang perlu kita sediakan sebelum kegiatan MOG.

Mereka berdua mendekat dan melihat seksama tentang apa saja yang perlu mereka persiapkan untuk kegiatan MOG kali ini. Setiap murid bakal di suruh mengumpulkan satu tongkat kayu dan tali simpul yang akan di gunakan untuk membuat tenda yang akan di dirikan di halaman sekolah. Serta membawa beberapa potongan kayu untuk pembuatan api unggun.

Mereka di haruskan berpakaian pramuka lengkap, mulai dari seragam coklat, topi anyam(bagi perempuan)/ kabaret(bagi laki-laki, dasi merah putih, sabuk hitam, kaos kaki hitam serta sepatu hitam pula.

Soal konsumsi akan di atur oleh panitia dengan membayar sejumlah uang untuk biaya konsumsi itu sendiri. Untuk dandanan tidak ada ketentuan seperti di kepang dua seperti waktu MOS, di sini lebih di bebaskan asal rapi saja.

Tapi ada satu hal yang sedikit aneh dari tambahan barang yang wajib kami bawa, yakni kita di suruh membawa marangan (wadah nasi berukuran kecil seperti besek) serta membawa tali rafia. Tidak lupa juga papan nama yang di buat waktu MOS di suruh untuk memakai-nya kembali.

Kira-kira mau buat ap ya?? rara pun juga masih menerka-nerka untuk apa barang tersebut di suruh membawa.

Seperti MOG yang pernah ada sebelum-nya, kegiatan kali ini juga sudah di perinci dari awal upacara pembukaan, pembuatan kemah, bimbingan pramuka, game seru-seruan, api unggun, renungan malam, jelajah dan akan di tutup pula dengan sebuah upacara.

Rara: terlihat menyenangkan ya nis, tapi di sini tertera kita di suruh bawa marangan sama tali rafia, kira-kira buat apa ya?? gue curiga deh?? (sedikit berfikir)

Enis: pasti para senior bakal ngerencanain sesuatu ra, tapi belum ada kepastian buat apa sih.

Rara: em..pasti kita bakalan di kerjain deh sama senior-senior kita nis??

Enis: aduh!! jangan sampai kita kena, amin. (mengatupkan ke dua tangan-nya ke muka)

Rara: aminn...gue juga mau kita nggak kena masalah dengan para senior. Em..perlu di catat nggak nih, entar lupa aja.

Enis: oh iya iya, kita tulis aja biar nggak kelupaan. (mengambil bolpoin dan mencatat-nya di sebuah buku)

Rara: oke (sama-sama mencatat)

Enis: kita ngumpulin kayu bakar-nya kapan?? barengan ya??

Rara: bisa aja, entar gue kabarin deh setelah gue udah iket kayu-nya.

Enis: sip lah, masalah uang konsumsi di serahkan kemana tertera nggak??

Rara: bentar, gue baca lagi. (mencari lagi informasi tentang pembayaran uang konsumsi MOG). Di sini tertera di kumpulkan ke ketua kelas terus di setor ke panitia MOG kata-nya.

Enis: oke deh, semua udah gue tulis, tinggal kita siap-siap aja.

Rara: bagus deh, gue juga udah selesai nyatet-nya. Kita langsung pulang pa gimana??

Enis: iya ra, gue ada janji sama dodi, kasian dia nunggu lama entar. (sambil berbisik ke telinga rara)

Rara: idih dasar nie anak, pacaran mulu. (menggelengkan kepala-nya dengan tingkah laku teman satu-nya ini)

Enis pun hanya tertawa, dan mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah mereka dengan mengendarai sepeda bersama-sama.

*****