webnovel

2. Menyesali

Saat itu mamah dan kakak kakak euis juga berusaha menyesuikan diri dengan lingkungan baru, euis tau mereka juga sebenarnya ingin kembali kerumah lama kami.

Hari demi hari kita lewati dengan mamah bapak perkerjaan baru kakak euis dengan sekolah baru. Hari itu pagi yang cerah euis dan kakak nya diantar oleh bibi mereka untuk daftar diri ke sekolah, mamah Dan bapak memang tidak terbiasa dengan hal seperti itu.

Hari itu kita langsung masuk sekolah, mengawali dengan perkenalan "halo selamat pagi nama saya euis" ucap nya singkat, ternyata di sekolah ini semua teman euis orang jawa sedangkan euis tidak bisa bahasa jawa dan tidak mengerti sama sekali.

Mulai dari sini euis menjadi anak yang pendiam, dan tidak banyak teman yang mau menjadi teman nya, mereka malah mengolok-olok euis karna euis tidak bisa bahasa jawa. dari situ euis bertekad harus bisa berbicara dengan bahasa mereka.

Seiring ber jalan nya waktu euis pun pelan pelan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya yang sekarang, tapi dia tidak se ceria dulu dia menjadi anak yang pendiam dan tak banyak bicara.

Pada saat itu hanya 1 orang yang mau menjadi teman dekat euis dia bernama kuma anak tukang kebun sekolah, dia anak yang baik dan juga suka membantu ibu nya berjualan dikantin sekolah, kadang euis juga suka ditraktir olehnya.

Setiap pagi euis berangkat paling awal untuk bersih bersih lingkungan sekolah, disana terjadwal siswa yang piket untuk menyapu lingkungan sekolah namun tidak dengan euis dia menyapu setiap pagi karena terkadang mereka sudah datang namun hanya mengobrol saja, dan ketika euis bergabung mereka pun pergi. Jadi euis lebih memilih menyapu dari pada menyapa mereka. Terkadang euis pun bingung kenapa dia di perlakuan seperti itu.

Dikelas euis ada anak pintar dan punya geng dia ketua geng cantik dan juga pinter suatu waktu euis ingin sekali bisa berteman dengan nya atau sekadar mengobrol atau bercanda tapi respon nya sangat mengecewakan, mereka pergi meninggalkan euis yang sedang memulai obrolan, euis pun semakin tidak percaya diri, dia pun sekarang hanya berteman dengan kuma.

Suatu hari guru matematika memperbolehkan siswa pulang lebih cepat tapi hanya siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru itu, seperti biasa ketua geng cantik berhasil menjawab pertanyaan diikuti dengan teman teman lainnya, disini euis kebingungan karena tidak ada yang bisa dijawab nya semua hal tentang matematika bagi nya menjengkelkan.

Pada akhirnya guru matematika pun memandang sebelah mata, "telmi banget si otak kamu cuma kayak gitu gak ngerti" kata guru matematika itu kepada euis. dan diikuti dengan perkataan membandingkan euis dengan si ketua geng tadi, euis pun jadi tidak bersemangat untuk tau tentang apa itu matematika. "Sudah tidak suka ditambah guru nya seperti itu" ucap euis dalam hati nya. Tak lama kuma pun berhasil menjawab pertanyaan dari guru itu dan kini tinggal para siswa laki laki dan euis, ketika guru ingin memberikan bertanyaan lagi bel pun berbunyi, euis bergegas keluar kelas dengan keadaan sedih dan kecewa.

Rasanya euis ingin pindah dari sekolahan itu , terasa kehadirannya disana tidak diinginkan terlalu sering dibandingkan dan disepelekan. Euis tidak berani bercerita kepada orang rumah sekalipun kakak nya yang satu sekolahan dengan euis, saat itu euis duduk dikelas 3 dan kakak nya di kelas 6 jadi hanya setahun euis ditemani kakak nya.

Setiap hari dilewati euis dengan ketidak semangatan nya, menganggap semua hal biasa saja dan tidak menyenangkan.

Belum lagi masalah dirumah yang mana orang tua euis sering bertengkar karna ekonomi keluarga yang semakin memburuk membuat mereka berfikir untuk kembali pulang kerumah lama, namun karna pendidikan itu lebih penting dalam pikiran mereka jadi mereka mengorbankan semuanya. Keadaan dirumah lama hidup mereka sudah lebih dari cukup sedangkan disini mereka memulai semuanya dari nol kembali.

Euis yang sekarang sekali menjadi sasaran ketika bapak marah, pada suatu pagi euis mau berangkat sekolah euis tidak tahu orang tua mereka sedang berselisih, setelah selesai sarapan euis dan kakak nya euis menaruh piring ditempat cucian piring kotor dan ke wc sebentar, belum juga minum terdengar bunyi "prakkkkkkkkkkkkk" ember berisi air diangkat dan dilempar oleh bapak euis. Bapak euis memarahi euis dan menyuruh euis mencuci semua piring kotor sebelum berangkat sekolah dengan nada tinggi. Euis pun hanya bisa menangis sambil mencuci piring tak lama mamah pun datang dan menggantikan euis mencuci piring dan menyuruh euis bergegas berangkat sekolah, diperjalanan euis pun menangis ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Setelah pulang sekolah bapak terlihat menyesal telah melakukan hal tersebut tapi seperti gengsi untuk meminta maaf kepada mamah dan euis, mamah pun mengalah dan bersikap seperti biasa, namun euis memiliki trauma akan hal itu dia hanya bisa diam.

Kemudian euis dan kakak nya diajak main kerumah bibi yang mengantar euis untuk daftar sekolah, lalu bapak pergi kekebun dan meninggalkan kamu dirumah bibi. bibi punya 2 anak satu cewek dan satu cowok. Hari itu hari yang tidak akan pernah dilupakan euis seumur hidup nya dimana hari itu dirinya dilecehkan oleh anak bibi yang cowok sebut saja doni, ketika mereka sedang bermain, doni dengan sengaja memegang bagian vital euis dia pun mengancam untuk tidak memberi tahu kakak nya. Euis pun hanya terdiam dan bergegas pulang dengan perasaan yang hancur dan tidak tahu kenapa anak bibi melakukan itu kepada nya.

Dari kejadian itu euis tidak mau lagi main keluar rumah dia hanya berdiam diri dirumah dan tidak berani bercerita kepada mamah dan bapak. Euis keluar sesekali hanya kalau ada tugas sekolah itu pun hanya kerumah si kuma atau si kuma kerumah euis.

Seiring berjalannya waktu tak terasa euis sudah menginjak kelas 6 dan sebentar lagi lulus dari sekolah tersebut. Euis sudah tidak sabar ingin cepat lulus dari sekolah itu dan memulai dirinya yang baru.

Setiap hari senin sekolah mengadakan upacara bendera, biasanya upacara seperti itu ada jadwal giliran untuk bergantian tugas setiap hari nya. Tapi tidak dengan euis dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk mencoba, yang bertugas itu lagi itu lagi, ya mereka adalah geng dengan ketua cantik yang pilih oleh guru matematika yang pernah mengatai euis.

Rasanya dia sama sekali tidak berkembang disekolah itu, lebih ke merusak kesehatan mental nya, tapi dalam hati euis tetap yakin suatu hari mereka semua pasti menyesal telah melakukan itu kepadanya.

Euis pun belajar mati-matian agar bisa lulus dari sekolahan itu, tiba waktu ujian banyak siswa yang membawa contekan, ketua geng dan teman teman nya seperti sudah diberi aba-aba mereka saling bertukar jawaban dan contekan sedangkan euis hanya sebagai penonton saja. euis pun tidak memperdulikan hal itu ia terus mengisi lembar jawaban yang masih penuh dan membingungkan.

Satu minggu ujian telah dilewati hati euis pun dag dig dug mendengar tentang pengumuman kelulusan, belajar mati matian euis apakah akan berujung manis. dalam hati euis berkata "mereka kan tidak suka kehadiran ku harusnya mereka juga meluluskan ku, agar aku cepat pergi dari sini".

Dan akhirnya hari pengumuman yang ditunggu tunggu pun sudah tiba, semua teman nya seperti biasa mengabaikan euis dengan tidak mengajak nya mengobrol tapi dalam hati euis sudah sangat tidak peduli. Guru pun datang dan membagikan amplop putih yang bertuliskan LULUS/ TIDAK LULUS . Setelah mendapatkan amplop euis takut membukanya akhirnya didiamkan lah amplop tersebut sampai guru bilang kalian boleh buka amplop disini atau dirumah, euis pun bergegas pulang ke rumah diperjalanan euis penasaran sekali akhirnya dia duduk di tepi danau dan pelan pelan membuka amplop tersebut dan euis pun berteriak di tepi danau "akhirnya aku luluuuuuuuusssss" hatinya seolah olah menari nari akhirnya dia pergi dari tempat yang yang menghancurkan mentalnya.

Dia tidak peduli dengan nilai siapa yang tertinggi, dalam hati nya hanya ingin lulus dari sekolahan itu dan dia mengabaikan papan pengumuman itu yang urutan pertama nilai tertinggi adalah nama euis subahagia.