webnovel

1. Si paling bahagia

Kehidupan euis dimasa kecil bisa dibilang kehidupan yang di inginkan semua anak pada masa nya. Euis adalah anak terakhir dari 4 bersaudara saat itu dia adalah anak yang ceria, ramah kepada siapapun, dan juga banyak disukai orang yang baru dikenal nya.

Suatu hari euis berkegiatan seperti anak desa lainnya sekolah, mengaji, dan bermain bersama. Hari itu euis berangkat mengaji bersama teman dan juga kakak nya, cuaca nya mendung dan tidak membawa payung teman euis yang bernama bina mengajak euis dan kakaknya mengambil jambu dirumah uwa yang akan dilewati sebelum sampai ke tempat mengaji "ayok lah kita ambil buah jambu dulu buat bekal diperjalanan ke tempat mengaji" ucap si bila.

"Hayuk.." euis langsung tancap gas tapi kakaknya tidak mau karena seperti akan turun hujan "ih jangan, ini kayak mau ujan nanti kelamaan disana belum sampe tempat ngaji udah ujan bina" namun bina memaksa kakakya dan meyakinkannya "enggak enggak teh cuma sebentar aja, ambil 2 langsung berangkat lagi" akhirnya mereka pun mampir dirumah yang dimaksud si bina.

Dan benar disana terdapat pohon jambu yang buah nya lebat sekali, buah nya manis dan besar-besar. "Wakk… minta jambu"ucap bina izin kepada uwa pemilik pohon jambu tersebut setelah itu bina pun langsung memanjat pohon Jambu itu dan mengajak euis dan kakaknya untuk memanjat juga kalau mau memakan buah jambu nya "hayuk naik kesini kalau mau jambu nya". Euis dan kakaknya pun sempat ragu karena pohonnya lumayan tinggi tpi akhirnya mereka ikut memanjat dan memasukkan buah jambunya ke dalam tas mengaji nya sampai penuh.

Tak terasa tas mengaji mereka penuh mereka pun bergegas turun dan bermaksud melanjutkan perjalanan ke tempat mengaji, "hayuk udah turun bina keburu hujan, katanya tadi cuma 2" ucap kakaknya euis. namun ternyata belum juga turun dari pohon jambu hujan pun turun dengan deras nya. Mereka cuma bisa bengong dengan tas penuh dengan buah jambu.

Baju dan tas mereka pun basah kuyup mereka bingung mau lanjut mengaji atau pulang karna perjalanan ketempat mengaji masih cukup jauh dan lebih dekat perjalanan untuk pulang ke rumah. "Gimana ini kan hujan, nanti kalau pulang kakak pasti dimarahin bapak" ucap kakanya euis sambil menggigil kedinginan.

Euis pun cuma bisa terdiam, mereka pun bingung karna mereka sudah berangkat dari beberapa jam yang lalu dan orang tua mereka pun pasti mengira mereka sudah mengaji "iya kita juga enggak mungkin ngaji basah kuyup gini" ucap si bina. Akhirnya karna sudah basah kuyup dan tidak memungkinkan mengaji dengan keadaan seperti itu mereka pun nekat pulang kerumah.

Alhasil benar saja sampai rumah euis dan kakaknya ditunggu bapak " ini dari mana jam segini harusnya masih pada ngaji disana" mereka cuma bisa terdiam kedinginan, namun bapak melihat tas euis yg penuh dengan jambu pun naik pitam, tas nya diambil dan dilempar, buah jambu pun berserakan dimana-mana.

Euis dan kakaknya pun menangis, bapak marah besar karena bapak tahu euis dan kakaknya habis memanjat pohon yang cukup tinggi, bapak khawatir euis jatuh dan patah tulang lagi, namun namanya anak-anak mereka pun diceramahi dan cuma bisa menangis dan diam stelah itu mereka disuruh ganti baju.

dikamar mereka berdua menangis didepan kaca meratapi kesedihan diocehin bapak karna melihat wajah mereka yang sedang menangis mereka pun saling pandang dan tertawa. "Muka mu jelek kali.. hahaha" ucap kakak euis, euis pun menjawab "kakak juga hahaha"

"Euis ikut bapak ya" Setelah perkara jambu selesai bapak mengajak euis menonton film layar tancap yang diadakan oleh teman nya bapak yang sedang mengadakan pesta. Pulang nya pun tidak lupa membeli cemilan untuk orang rumah.

Suatu pagi euis terbangun karna suara bising, euis pun bingung dari mana asal suara itu. Euis pun bangun dan mencari asal suara tersebut. "Mahhh… pakkkk.." suara euis yang kecil pun tidak terdengar oleh orang tua nya. Dilihat keluar rumah ternyata ada mobil besar diluar dan sedang mengangkut barang dari dalam rumah, euis pun bingung "mau dibawa kemana mang" ucap euis kepada supir. "Ke kampung neng" ucap sopir. Euis pun bingung kampung mana dalam pikirannya.

Tak lama bapak pun datang dengan sepeda motornya, "bapak kita mau kekampung?" Ucap euis berteriak. "Iya kita mau pindah ke kampung" kata bapak singkat. Setelah itu euis bertanya kepada mamah nya ternyata alasan mereka pindah itu karena sekolah kakak sudah lulus dan disini tidak ada smp jadi kalau tidak pindah kakak dan euis tidak bisa meneruskan sekolahnya.

Euis pun bingung dan sedih karena sebenarnya tidak ingin pindah dari sini, tapi kakak euis pun datang dan berkata "kalau di kampung bapak banyak sekolahan pasti udah kayak kota ya euis, pasti rame" mereka berdua pun membayangkan hidup dikota yang enak mau apa saja ada, jalan nya bagus, rumah nya bagus. " iya ya jadi ga sabar mau berangkat" ucap euis setelah mendengar kakaknya bercerita.

Setelah selesai membereskan barang-barang ke mobil, kita pun meninggalkan kakak pertama dengan suaminya dirumah yang penuh kenangan itu. "Dadahh… hati-hati dijalan" ucap kakak pertama. Jadi yang ikut pindah hanya kakak kedua dan kakak ke tiga dan euis.

Setelah diperjalanan euis merasa sedih sekali meninggal kan teman-teman nya dan juga kota kelahirannya. Perjalanan yang cukup jauh membuat mabuk perjalanan,"si kakak kenapa mah mukanya kucel amat" kata euis ketika direst area. kakak kedua euis tidak tahan dengan bau mobil, naik sebentar saja bisa mabuk sedangkan perjalanan kali ini hampir 1 hari. Euis kasihan sekali melihat kakak nya. "Sebentar lagi kita sampe kak" ucap euis meyakinkan kakaknya. Kakak pun hanya bisa tersenyum.

Kita palai mobil truk jadi kakak kedua euis memilih gelar kasur dibelakang yang dibayangan nya akan enak dan tidak membuat mabuk perjalanan "aku mah gak bakal mabuk kalau ada kasur nya gini pak, yuk kita tiduran" ucap kakak euis sebelum berangkat. ternyata yang dibayangkan kakak euis tidak sesuai harapan guncangannya lebih terasa dan alhasil mabuk pun berlanjut dan berepisode.

Setelah menempuh perjalanan hampir 1 hari kita tiba jam 21.00 kondisi rumah nya gelap sekali, kotor dan berdebu. Malam itu kita membersihkan 1 ruangan untuk ditempati tidur malam itu. Karena kita semua kelelahan jadi langsung tepar semua diruangan yang sudah di bersih kan itu.

Pagi hari euis melihat sekeliling rumah yang akan ditempati, hem ternyata tidak sesuai dengan yang dibayagkan oleh euis "sama saja seperti desa, disini beda nya cuma padat penduduk" ucap euis kepada kakak nya yg ketiga.

Euis pun merengek "aku ingin pulang…"