webnovel

sahabatku semangat hidupku

Sejak kekasihnya mati dalam kecelakaan, Olivia hidup bagaikan tanpa jiwa. Rasa sakit dan penyesalan selalu menghantuinya setiap saat. Hingga pada suatu hari seorang pemuda datang dalam hidupnya, mengisi hari-harinya yang kosong menjadi penuh warna. Dia menjadi teman sekaligus sahabat terbaiknya yang selalu menjadi penyemangat hidupnya. Tanpa Olivia sadari ternyata dia sudah terlalu bergantung pada sahabatnya, dan tak bisa hidup tanpanya, sedangkan dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu terhadapnya.

salsa_billa · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
11 Chs

pindah

Setelah meminumnya sedikit, Olive meletakkan gelas itu diatas meja. Ibunya Aldi melihat gadis itu linglung dan tidak seceria biasanya, dia terlihat seperti tanpa semangat.

Wanita itu duduk disamping Olive, tangannya sedang membawa sebuah kotak berwarna cerah berukuran sedang dan dihiasi pita.

Kepada gadis itu dia berkata. "Ibu menemukan kotak ini dikamar Aldi, Ibu rasa kotak ini ingin dia berikan kepadamu tapi belum sempat, jadi sekarang Ibu kembalikan ini padamu. Ambillah"

Kotak itu diserahkan kepada Olive dan gadis itu memegangi kotak itu dengan erat seperti memegang harta karun.

Setelah kembali kerumah, gadis itu segera memasuki kamarnya. Dia ingin segera membuka kotak pemberian terakhir dari pria itu.

Ditariknya tutup kotak itu dangan sangat berhati-hati seolah kotak dan isinya akan rusak jika dia membukanya terlalu keras.

Setelah kotak terbuka isi didalamnya terlihat, sebuah boneka beruang lucu berwarna coklat tergeletak didalamnya. Melihat boneka itu membuat Olive teringat kenangan beberapa bulan yang lalu.

Waktu itu Aldi sedang menemani Olive pergi ke toko buku, untuk membeli beberapa bahan belajar untuk menghadapi ujian.

Saat sedang memilih buku tiba-tiba Aldi bertanya

"Kau kelihatan mengantuk, apa kau tidak tidur nyenyak semalam?"

Olive menguap sebentar, "Yah begitulah, aku tidak tidur cukup akhir-akhir ini. Aku harus belajar dengan keras agar bisa lulus dengan nilai bagus, dengan begitu aku bisa mendapatkan kembali motor ku" katanya.

Olive mengucek matanya lalu kembali memilih buku.

Aldi mengusap rambut hitam Olive

"Semangat lah, aku juga akan membelikanmu hadiah kalau nilaimu bagus" kata Aldi.

"Benarkah?" ekspresi gadis itu berbinar

"Kau mau memberiku hadiah apa?"

"Kau mau minta apa?"

Olive berpikir sebentar "Boneka Teddy Bear seperti yang itu". Olive menunjuk boneka beruang yang dipajang di etalase kaca seberang toko buku.

Aldi mengangguk menanggapinya.

Air mata Olive menetes mengingat masa itu. " Kenapa kau membelikanku boneka ini?, kau kan belum tahu aku lulus atau tidak, nilaiku bagus atau tidak, kau kan belum tau"

"Al, aku ingin mengganti hadiah saja. Aku tidak ingin boneka ini atau apa pun juga, aku hanya ingin dirimu kembali ke sisiku. Hanya kamu, tidak ingin yang lain" dia menangis terisak.

Pintu kamar Olive tidak tertutup saat itu, sehingga ayah dan ibunya melihat apa yang baru saja puterinya lakukan. Mereka kembali merasa sedih ketika melihat gadis itu menangis.

Pada malam hari begitu Olive tertidur, seluruh keluarga berkumpul untuk membahas masalah gadis itu. Ini sudah satu minggu setelah kecelakaan, tapi keadaan Olive malah lebih buruk dari sebelumnya.

Mereka merasa kalau Olive tetap tinggal di sini maka Olive tidak akan pernah bisa melupakan Aldi, karena tempat ini terlalu banyak kenangan Olive bersama Aldi, jadi solusinya Olive harus segera dibawa pindah dari rumah ini.

Ayah dan Ibu memutuskan untuk membawa puteri mereka kerumah mereka tinggal saat ini. Tempat itu berada di pinggiran kota dan agak jauh dari sini, jadi mungkin dengan tinggal disana akan bisa merubah suasana dan membantu Olive lebih cepat melupakan Aldi.

"Bagaimana menurut Kakek dan Nenek dengan kepindahan Olive?" tanya Bagas.

Nenek terlihat sedih karena harus berpisah dari cucu kesayangannya. Sedangkan kakek lebih bijaksana dalam menyikapinya.

"Mungkin ini adalah yang terbaik, lakukan saja kalau ini demi kesembuhan Olive" kata kakek.

"Asalkan Olive sembuh Nenek tidak keberatan" kata nenek sambil mengusap air matanya.

"Benar, lagi pula rumah kami kan tidak terlalu jauh. Kalau kangen tinggal telfon saja, kami akan menjemput Kakek dan Nenek" kata Bagas.

"Tapi kalian harus membicarakan hal ini dengan anak itu terlebih dahulu, biar bagaimana pun masalah ini adalah terkait dengan dirinya" kata kakek.

Pada keesokan harinya, ayah dan ibu Olive membicarakan tentang membawa pindah dirinya kerumah mereka. Mereka mengatakan berbagai macam alasan agar Olive tidak menolak pindah seperti saat dia kecil dulu. Olive hanya diam saja selama ayah dan ibunya berbicara, dia hampir tidak merespon sama sekali.

Hanya satu yang gadis itu katakan sebagai tanggapan "Terserah". Dia setuju bukan karena mendengar alasan dan bujukan dari kedua orang tuanya, tapi karena dia merasa dimana pun dia hidup itu akan sama saja keadaannya kalau tanpa Aldi.

Semudah itu? hanya terserah?, kalau tahu akan semudah itu, tidak perlu bagi mereka berbicara selama satu jam sampai mulut kering. Juga tidak perlu bagi mereka sampai begadang untuk memikirkan alasan yang akan dikatakannya pagi ini, mereka bahkan sampai membuat strategi dan rencana kedua kalau sampai Olive menolak untuk pindah.

Karena Olive setuju, rencana pindah berjalan dengan lancar, keluarga Olive segera membantu gadis itu membereskan semua barang yang dimilikinya. Olive membiarkan orang tuanya mengurus semua barang-barangnya, sedangkan gadis itu tidak mengambil barang apa pun untuk dia bawa kecuali barang-barang penting kenangannya bersama dengan Aldi. Dia tidak ingin barang itu tertinggal apalagi sampai dibuang, karena itu dia membereskannya sendiri dan memasukannya kedalam tas sekolahnya. Untuknya saat ini benda itu jauh lebih penting dari pada yang lain.

Ayahnya meminjam mobil temannya untuk menjemput Olive dan membawa semua barangnya. Kabar kepindahan Olive didengar oleh para tetangga sehingga banyak yang datang untuk melepas kepergiannya. Selama ini Olive dikenal sebagai anak yang baik dan sangat ceria dia juga suka membantu, karena itu para tetangga menyukainya.

Mobil melaju kejalan raya dan meninggalkan desa. Di sepanjang perjalanan lagi-lagi Olive hanya diam saja seperti acuh tak acuh, tapi saat mobil itu melewati mini market tempat Aldi bekerja, Olive melihat seorang pemuda yang sangat mirip dengan Aldi, pemuda itu melihat Olive lewat didalam mobil dan melambai padanya.

"Aldi" Olive yang tadinya duduk ditengah langsung bergeser ke jendela. "Aldi, itu Aldi hentikan mobilnya!" teriak gadis itu.

Ayah Olive yang sedang mengemudi mobil sedikit kaget, dia menepikan kendaraan terlebih dahulu lalu berhenti.

Olive membuka pintu mobil lalu berlari ke depan mini market, tapi ketika sampai disana sosok yang dicarinya sudah tidak ada lagi.

Bagas yang dari tadi duduk disamping Olive berlari mengejarnya, dia takut adiknya itu akan berlari kejalan raya dan melakukan hal bodoh.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Bagas.

"Tadi aku melihat Aldi berdiri disini kak, dia melambai padaku... " kata Olive sambil menangis.

Beberapa saat ibu dan ayahnya juga datang menghampiri Olive didepan mini market. Ibunya memeluk gadis itu dan berusaha menenangkannya.

"Tidak ada Aldi disini, sayang. Aldi sudah tiada, kau harus merelakannya" kata ibunya sambil membimbing Olive kembali kemobil.

Gadis itu masih menangis sambil sesekali menengok ke belakang, seolah ketika dia menengok dia akan bisa melihat Aldi kembali ditempat semula.