webnovel

sahabatku semangat hidupku

Sejak kekasihnya mati dalam kecelakaan, Olivia hidup bagaikan tanpa jiwa. Rasa sakit dan penyesalan selalu menghantuinya setiap saat. Hingga pada suatu hari seorang pemuda datang dalam hidupnya, mengisi hari-harinya yang kosong menjadi penuh warna. Dia menjadi teman sekaligus sahabat terbaiknya yang selalu menjadi penyemangat hidupnya. Tanpa Olivia sadari ternyata dia sudah terlalu bergantung pada sahabatnya, dan tak bisa hidup tanpanya, sedangkan dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu terhadapnya.

salsa_billa · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
11 Chs

kenangan

Setelah keluar dari rumah sakit Olive menjadi lebih pendiam, dia sering mengurung dirinya sendiri didalam kamar dan tidak mau keluar.

seluruh keluarganya bingung cara menghadapinya.

Di dalam kamar, Olive tengah sibuk membuka-buka album fotonya. Di album foto itu berisi seluruh kenangan indah dirinya bersama dengan Aldi. Kebanyakan foto itu adalah foto dirinya sendiri yang diambil oleh pacarnya dengan menggunakan kamera ponsel, sedangkan foto pemuda itu hanya ada setengah dari jumlah foto Olive, itu pun dia ambil secara diam-diam karena Aldi tidak terlalu suka difoto.

Aldi merasa dirinya terlihat sangat jelek di foto, padahal menurut Olive tidak begitu. Aldi yang ada di foto memang tak setampan dikenyataan, akan tetapi tidak buruk juga, itu karena Aldi terlalu canggung dan tidak pandai berpose.

Meskipun sangat amatir tapi gambar yang diambil Olive cukup bagus, bahkan pemuda itu pun memuji keterampilan fotografinya.

Dia menusap wajah yang ada di dalam foto, rambutnya, dan juga senyumnya. Dia merindukannya. Tanpa terasa setetes air mata jatuh diatas album.

"Al, aku kangen.. "

Olive kemudian menyentuh ponselnya, dia membuka pesan obrolannya bersama Aldi yang telah lalu. Setiap kata yang ditulis dalam pesan sangat berarti, sampai dia tiba pada pesan beberapa hari yang lalu, pesan yang meminta Olive untuk menemuinya di tengah malam.

Sepertinya itu sejak sikap pacarnya mulai aneh. Sering datang tiba-tiba diluar jadwal yang biasa, tanpa kabar ataupun pemberitahuan. Dia juga sering meminta bertemu pada jam jam yang aneh, dan minta untuk ditemani kesuatu tempat, tapi ternyata tempat yang dia katakan itu hanyalah berputar-putar keliling kampung saja.

Pesan yang terakhir dikirim Aldi adalah pada malam itu, saat dia meminta ditemani jalan-jalan ditengah malam. Waktu dia berkata untuk diganti besok saja, Olive ingat sepertinya Aldi mengatakan sesuatu tapi dia tidak tahu apa itu.

Gadis itu berusaha mengingatnya dengan keras, sepertinya dia mengatakan sesuatu tentang dia pergi besok.

Apa dia berkata kalau dia harus pergi besok?, jadi apakah Aldi mengetahui kalau dia akan mati keesokan harinya, karena itu sikapnya jadi aneh belakangan ini?.

Olive menutupi kedua wajahnya dengan telapak tangan. Air matanya kembali mengalir.

Olive merasa dirinya bodoh. Harusnya dirinya tahu dan peka dengan perubahan sikapnya Aldi, harusnya dirinya mengabulkan permintaan terakhir Aldi pada hari itu dan bukan malah menolaknya. Seandainya dia tahu kalau itu akan menjadi malam terakhirnya.

Penyesalan dan penyesalan muncul di hati Olive, dia jadi menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi.

Pada keesokan harinya gadis itu akhirnya pergi meninggalkan kamarnya. Keluarganya merasa senang karena merasa akhirnya gadis itu mau beraktivitas kembali. Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa kepergian Olive kali ini adalah untuk menelusuri tempat-tempat kenangannya bersama dengan pacarnya.

Tempat pertama yang Olive kunjungi adalah taman kecil ditengah desa. Taman ini adalah tempat paling favorit bagi Olive dan Aldi, mereka paling sering pergi kesini saat berkencan.

Ada sebuah bangku ditepi taman terletak dibawah sebuah pohon, disinilah tempat mereka berdua biasanya suka duduk sambil memandang bunga-bunga yang bermekaran.

Olive duduk sebentar disana sambil mengingat kembali kenangan indahnya. Gadis itu sedang membayangkan Aldi saat ini duduk disampingnya memandangnya sambil tersenyum manis, tangannya merapikan rambut Olive yang berantakan tertiup angin kebelakang telinganya.

Tanpa sadar bibirnya Olive naik membentuk sebuah senyuman, tapi senyuman itu membeku saat dia teringat kalau hal itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Olive bangkit lalu berjalan meninggalkan taman menuju ketempat berikutnya. Kakinya membawanya ke sebuah warung bakso di tepi jalan, ini adalah warung bakso Pak Maman langganan mereka. Olive sangat menyukai makan bakso ditempat ini, karena harga makanannya yang murah tapi rasanya juga enak.

Dulu setiap kali mereka pergi berdua, mereka pasti akan mampir kewarung ini dulu sebelum mereka pulang. Bakso dari tempat ini jugalah yang sering Aldi bawa kerumah setiap kali Olive merasa tidak semangat untuk belajar.

Olive ingat waktu kencan pertama mereka, pada saat itu dia memesan dua mangkuk bakso level pedas diwarung ini. Olive tidak tahu kalau Aldi tidak suka dengan makanan pedas, tapi meski tidak suka pedas Aldi tetap memakan bakso itu sampai bibirnya berwarna merah seperti kebakaran. Gara-gara itu Aldi jadi sakit perut seharian, sampai harus pergi ke dokter untuk diperiksa.

Olive tertawa pelan. Kejadian itu sangat berkesan bagi mereka, Olive sering menggunakan kejadian ini untuk menggoda Aldi setiap kali.

Pak Maman melihat kedatangan Olive dan ingin menyapanya, tapi begitu dia melihat gadis itu hanya berdiri memandang kursi kosong disudut Pak Maman mengurungkan niatnya. Dia tahu Olive datang bukan untuk makan bakso buatannya melainkan untuk yang lain.

Olive keluar dari warung bakso dan berjalan lagi. Kali ini tujuannya adalah rumah pacarnya.

Kebetulan hari ini adalah hari ketuju kematian Aldi dan keluarganya sedang mempersiapkan pengajian untuk nanti malam, terlihat beberapa orang keluar masuk rumah itu dan sibuk melakukan sesuatu.

Olive berdiri diam didepan pagar memandang kedalam rumah. Kerumah ini lah dulu dia sering pergi menemui Aldi, setiap kali Aldi melihatnya datang, cowok itu akan tersenyum sangat cerah dan segera mengambil tangannya lalu membawanya masuk.

"Kak Olive, masuk kak" suara seorang anak lelaki mengagetkan Olive dan membuyarkan lamunannya.

Anak itu adalah adiknya Aldi, dia baru berusia dua belas tahun dan duduk di bangku SMP saat ini. Di pandanginya anak laki-laki yang sedang berdiri dibalik pagar itu, dia benar-benar mirip dengan Aldi. Olive juga akrab dengan anak ini, dia sudah menganggap anak ini seperti adiknya sendiri.

Melihat Olive diam saja tak merespon anak itu masuk kedalam rumah lalu memanggil ibunya, beberapa saat kemudian mereka keluar rumah bersama-sama dan menghampiri Olive.

"Nak Olive, masuklah kedalam" kata wanita dengan kerudung warna putih itu.

Melihat Olive seperti tak merespon, wanita itu mendekati Olive dan menggenggam tangannya lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

Merasakan genggaman hangat tangan wanita itu Olive agak terkejut dan tersentak dari lamunannya. Dengan perlahan dia mengikuti ibu pacarnya masuk kedalam rumah, wanita itu menuntun Olive untuk duduk disebuah kursi. Ibu Aldi masuk sebentar untuk membuat minuman, semantara dia duduk diruang tamu bersama anak Laki-laki tadi.

Olive memandang ke sekeliling dinding, biasanya kalau dia datang kerumah ini dia selalu disuguhi dengan foto-foto Aldi dan keluarganya yang dipajang didinding, tapi sekarang foto itu sudah tidak ada lagi.

yang tersisa hanya satu foto keluarga besar yang ada di ruangan dalam, Olive bisa melihat foto itu dari tempat duduknya. Di foto itu Aldi sedang tersenyum hangat sambil memeluk adiknya dengan latar belakang pantai yang indah.

Ketika sedang memandangi foto itu, ibu Aldi datang sambil membawa segelas teh hangat. Wanita itu menyerahkan teh itu langsung ketangan Olive, gadis itu meneguknya meskipun sedang tidak selera untuk minum.