"Karin pulang..." Ucap Karin dengan tidak bersemangat sambil terus cemberut.
"Kamu kenapa Rin? Lelah banget ya?" Tanya Alana yang melihat sikap Adiknya tidak seperti biasanya.
"Gak kok Kak. Ya udah Karin mau mandi dulu ya Kak...." Ujarnya lalu segera pergi meninggalkan Alana sendirian.
"Ada apa sih sebenarnya dengan Karin? Tidak seperti biasanya dia seperti itu?" Ucap Alana kepada dirinya sendiri.
Alana sudah bersiap untuk pergi, Alana kemudian memakai sepatunya dan setelah selesai dirinya langsung saja beegegas untuk pergi. Tapi sebelum pergi Alana sempat berpesan kepada pembatunya untuk memperhatikan dan menjaga Adiknya itu.
Kemudian Alana segera pergi dari rumah dengan memutuskan untuk menyetir mobilnya sendiri. Tidak berapa lama setelah kepergian Alana, Karin yang sudah selesai mandi tuurn kebawah.
"Kak Alana udah pergi ya Bi?" Tanyanya kepada pembantunya.
"Iya Non, barusan saja." Jawab pembantunya.
Karin mendengus dengan kesal, dirinya selalu saja ditinggalkan sendirian seperti ini. Dia benar - benar merasa sangat kesepian akan tetapi disatu sisi dirinya tidak bisa terus merengek dan menuntut kepada Kakaknya itu mengingat Kakaknya juga banyak urusan dan pekerjaan.
"Non mau makan apa biar Bibi masakin?" Tanya Bibinya yang bisa merasakan kesepian yang dirasakan oleh Karin saat ini.
Karin menggeleng pelan, "Aku gak lapar Bi. Ya udah aku kekamar dulu ya." Jawabnya lalu berlalu begitu saja meninggalkan pembatunya.
"Kasian sekali Non Karin, setiap hari dia selalu sendirian seperti ini. Andai saja kalau Tuan dan Nyonya masih hidup...pasti Non Karin dan Non Alana tidak perlu bekerja keras seperti itu." Ucap Bibinya yang merasa sangat kasihan dengan keadaan Karin dan Alana pada saat ini.
****
"Sayang akhirnya kamu datang juga! Kamu tau gak aku sangat merindukan kamu." Ujar Arkan sambil memeluk erat kekasihnya itu.
"Sorry ya sayang belakangan ini aku sibuk banget." Ujar Alana dengan muka sedih.
"Its oke! Aku ngerti kok kalau kamu harus mengurus perusahaan kamu. Tapi sekarang kamu sudah berada disini kan?" Ujar Arkan dengan nakal sambil menbelai wajah Alana.
"Iya sayang...." Alana merasa beruntung karena memiliki pacar pengertian dan sabar seperti Arkan, Arkan bahkan tidak pernah menuntutnya dengan ini itu. Itu lah membuat mereka berdua langgeng sampai saat ini.
"Kita udah berpacaran selama 3 Tahun lamanya, tapi kenapa sampai sekarang kamu belum meperkenalkan keluarga kamu sama aku?" Tanya Arkan dengan sangat penasaran.
"Nanti ya sayang....aku janji deh nanti aku bakalan kenalin kamu sama keluarga aku." Ujar Alana.
"Oke, aku akan sabar kok menunggu kamu. Dan sekarang aku ingin...." Ucapan Arkan terhenti. Arkan terus menatap nakal kearah tubuh kekasihnya itu.
"Apa...kamu mau apa!" Ujar Alana yang menyadari kalau dirinya saat ini sedang mendapatkan tatapan intens dari Arkan.
Alana berlari menjauh dari Arkan, Arkan terus saja mengejar Alana hingga nafas mereka berdua terasa begitu sesaknya.
"Mau lari kemana kamu Alana...!" Ujar Arkan lalu menarik tangan Alana.
Spontan Alana langsung mengalungkan kedua tangannya tepat dileher Arkan. Keduanya masih mengatur nafas mereka masing - masing. Arkan semakin mendekat dan semakin mendekat lagi kepada Alana sampai mereka berdua tidak memiliki jarak.
Alana seakan terhipnotes dengan wajah tampan Sang Kekasih, Alana menatap Arkan dengan tatapan penuh cinta. Alana bahkan tidak bisa menolak pesona Arkan yang menurutnya semakin hari semakin memikat saja. Alana tidak akan pernah mau meninggalkan Arkan.
Alana seakan mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Arkan. Dirinya tiba - tiba saja menutup bibirnya dengan menggunakan tangannya.
"Sayang..." Rengek Arkan dengan manja.
"Kamu mau apa?" Tanya Alana.
"Aku mau kamu....please Baby!" Arkan terus memohon kepada Alana.
"Sebentar...sebentar...aku ingin tau kamu mencintai aku atau hanya mencintai tubuh indahku ini sayang?" Tanya Alana.
"Tentu saja aku mencintai kamu Alana. Tapi aku sudah kecanduan dengan tubuh indah dan seksi kamu ini." Jawab Arkan jujur sambil menatap nakal kepada Alana.
"Aku mau hanya kamu yang berhak atas tubuh dan cintaku Ar....dan aku mau kamu janji satu hal sama aku, kamu tidak akan pernah pergi meninggalkan aku." Ujar Alana.
"Itu pasti sayang....aku janji kalau aku tidak akan pernah meninggalkan kamu." Kemudian dengan gerakan cepat Arkan langsung saja melahap bibir Alana dengan rakusnya, dn ciuman Arkan semakin menuntut lebih, Arkan terus memainkan lidahnya didalam mulut Alana sampai - sampai Alana sulit bernafas. Akan tetapi Alana juga melakukan hal yang sama , Alana terus saja membalas lumatan, kecupan dari sang Kekasih.
Setelah berciuman selama 15 menit, Alana melepaskan ciumannya dengan paksa,
"Why Baby?" Tanya Arkan yang tidak ingin kehilangan bibir Alana.
"Kamu mau buat aku mati ya?" Ucap Alana dengan kesal.
"Mana mungkin sayang..."
"Kamu bahkan tidak membiarkan aku lepas sebentar saja dasar mesum." Ujar Alana.
Lalu dengan nakalnya Alana kembali untuk memcium kekasihnya itu sambil mempererat pelukannya.
Arkan selalu suka dengan permainan dari sang kekasih, Arkan selalu tergoda dengan bentuk tubuh Alana yang menurutnya sangat seksi. Bahkan Arkan sampai tidak rela melihat Alana menggunakan pakaian seksinya itu. Arkan mulau merobek pakaian yang dikenakan oleh Alana saat ini.
"Sayang..." Rengek Alana.
"Kenapa kamu terus saja menggodaku dengan pakaianmu ini...aku tidak rela kalau pria lain melihat bentuk tubuh indahmu ini sayang. Hanya aku yang berhal untuk itu." Ujar Arkan lalu kembali memcium bibir Alana lagi sedangkan tangannya terus saja membantu Alana untuk membuka pakaian hingga saat ini Alana sudah tidak mengenakan sehelai benangpun juga.
"Kamu selalu saja terlihat sangat panas sayang..." Goda Arkan sambil terus menghujani Alana dengan lidahnya yang sudah menjalar ke leher Alana hingga Alana bergelayat hebat. Tidak lupa Arkan selalu saja memegang kedua gunung kembar milik Alana.
Bagian bawah Alana sudah sangat basah karena permainan Arkan. Arkan selalu bisa membuatnya bernafsu seperti ini. Arkan melihat kalau bagian bawah Alana sudah sangat basah, Arkan tersenyum nakal menatap kekasihnya itu.
"Baby kamu sudah sangat basah..."
"Ar aku sudah tidak tahan lagi..." Ujar Alana lalu menarik Arkan dan membuat Arkan berada dibawahnya.
"Kamu nakal sayang...aku suka." Ucap Arkan.
"Salah sendiri kamu selalu saja menggodaku sampai aku kehilangan kendali atas diriku sendiri seperti ini." Balas Alana.
Kini Alana membalas perbuatan Arkan barusan, Alana menggoda Arkan dengan memberikan tanda - tanda merah ditubuhnya Arkan sampai membuat Arkan semakin bergairah dan bernafsu. Setelah itu Alana turun kebawah dan memegang benda yang sudah menegang sedari tadi. Alana langsung mengocok dan memasukkannya kedalam mulutnya hingga penuh.
"Aaaa...sayang kamu selalu bisa membuat aku puas." Desah Arkan.
Arkan semakin tidak tahan, kemudian Arkan menarik tubuh Alana dan kembali menindihnya.
"Permainan masih belum selesai Baby.."
Arkan menghujani bibir Alana kembali dan memainkan lidahnya didalam sana, setelah puas Arkan memainkan lidahnya kesetiap inci tubuh Alana sampai membuat Alana terus mergelayat hebat. Arkan meninggalkan tanda - tanda kemerahan ditubuh Alana.
Arkan meremas kedua gunung kembar milik Alana, Alana terus saja mendesah dengan suara seksinya itu. Arkan semakin bernafsu dengan Alana.
"Aaaaa...Arkan..." Teriak Alana.
"Panggil nama aku terus Baby!" Ujar Arkan yang merasa sangat bersemangat.
Arkan terus saja memainkan lidahnya digunung kembar milik Alama sampai membuat Alana terus saja mendesah.
Sesekali Arkan menngemut dan menggigit puting Alana.
"Arkan...aku sudah tidak tahan..." Alana terus saja memohon kepada Arkan.
Arkan tersenyum menyeringai puas. "Permainan masih baru dimulai sayang..." Bisik Arkan lalu melanjutkan permainannya sampai dirinya benar - benar merasa puas.