Hari yang cerah dengan langit biru yang terlihat begitu cantiknya dilangit,tidak seperti biasanya hari ini Karin merias dirinya dan kelihatan begitu bahagia dan penuh dengan kecerian. Senyuman indahnya terus saja mengembang diwajahnya.Karin bingung sendiri dengan pakaiannya yang berada dilemari, dia terus saja mengeluarkan semua pakaiannya yang menurutnya tidak ada yang cocok untuk digunakannya. Akhirnya Karin memutuskan untuk masuk ke kamar Kakaknya."Kenapa dikunci sih?" Gerutunya dengan kesal.
"TOKTOKTOK!""Kak...buka dong pintu kamarnya!" Teriak Karin secara berulang - ulang sambil terus mengetuk pintu kamar Sang Kakak.Alana yang baru saja tertidur pukul 4 pagi tadi sangat merasa terganggu dengan suara berisik yang saat ini berada diluar kamarnya itu. Alananya malah sengaja untuk menutup kedua telinganya dengan menggunakan kedua tangannya karena merasa sangat terganggu.Akan tetapi Karin terus saja mengetuk pintu kamar Sang Kakak dengan tidak merasa capek sama sekali."Berisik banget sih kamu Rin! Kamu mau apa sih?" Teriak Alana dari dalam."Karin mau minjam pakaian Kakak....Ayo dong Kak buka pintunya!" Teriak Karin terus menerus."Dasar penganggu!" Gerutu Alana dengan kesal.Akhirnya Alana memutuskan untuk membukakan pintu kamarnya untuk Sang Adik semata wayangnya itu."Masuk!" Ujar Alana lalu membaringkan dirinya lagi diatas kasur empuknya itu."Terimakasih Kakakku yang paling cantik." Rayu Karin sembari memberikan senyuman manisnya itu.Kemudian tanpa ingin berlama - lama lagi Karin langsung saja membuka lemari Sang Kakak. Karin terus saja memilih - milih pakaian kerja yang akan dipakainya itu."Kamu cari yang seperti apa sih Rin?" Tanya Alana yang sedari tadi melihat Sang Adik tak kunjung selesai memilah milih pakaiannya itu."Yang simple dan kelihatan dewasa gitu lho Kak, seperti yang biasa Kak Alana pakai itu." Jawab Karin tanpa menoleh kepada Alana."Anak kecil mau pakai pakaian kerja yang dewasa? Sini - sini mendingan biar cepat biar Kakak pilihkan aja. Capek Kakak tuh sedari tadi terus saja meilhat kamu." Ujar Alana lalu berjalan menuju lemari pakaiannya."Nah gitu dong Kak sedari tadi...." Ujar Karin kesenangan."Gak biasanya tau gak sih kamu kecentilan seperti ini." Ucap Alana sambil melihat riasan wajah sang Adik.
"Gak apa - apa dong Kak sesekali.""Alana hanya meliirik sekilas saja kearah Sang Adik lalu kemudian melanjutkan kegiatannya lagi untuk memilah milih pakaiannya. Alana sendiri selalu berpenampilan modis, seksi dan memikat para kaum adam. Padahal dirinya hanya menggunakan kemeja dan rok selutut seperti kebanyakan wanita kantoran lainnya.Akan tetapi karena dia memilih bentuk tubuh yang terbilang aduhai itu, jadi dia tidak perlu menggunakan pakaian seksi untuk memikat pria lain diluaran sana. Apalagi Alana sendiri telah memiliki seorang kekasih. Banyak pria yang sangat tergila - gila dengan dirinya karena terlihat sangat menggoda. Bisa dibilang pria - pria itu hanya menyukai penampilan fisiknya saja.Dan tentunya tidak banyak yang tau kalau Alana sudah memiliki kekasih termasuk Adiknya Alana yang selama ini berjuang sendiri untuk Sang Adik karena kedua orangtua mereka sudah tiada akibat dari kecelakaan sewaktu Alana masih kuliah diluar negeri, itu yang membuat Alana segera menyelesaikan kuliahnya lalu bergegas kembali ke Indonesia lagi untuk melanjutkan bisnis kedua orangtuanya. Biarpun sudah lama berpacaran Alana belum mau untuk membawa pria yang dikencaninya itu kerumahnya karena merasa belum saatnya."Hmm...sepertinya kamu cocok deh pakai yang ini." Alana memberikan kemeja kerja dan rok selututnya yang baru tempo hari dibelinya."Kakak yakin?" Tanya Karin dengan ragu.Alana mengangguk dengan cepat."Sangat cocok untuk kamu Rin, sebaiknya kamu coba aja dulu." Ujar Alana sambil mendorong Sang Adik menuju toilet yang ada didalam kamarnya itu."Tapi Kak....""Udah gak ada tapi - tapian." Alana mengerti dengan perasaan tidak enak sang Adik karena melihat dirinya."Oke deh, kalau begitu aku coba dulu ya." Ujarnya lalu menutup pintu toilet Alana.Alana hanya mengangguk - anggukkan kepalanya saja.Tidak berapa lama kemudian akhirnya Karin keluar juga dari tempat persembunyiannya."Gimana Kak?" Tanya Karin.Alana menatap penampilan Sang Adik dari atas hingga kebawah. "Bagus kok Rin...wah wah Kakak masih tidak menyangka kalau kamu sudah gede seperti ini." Ujar Alana yang sangat takjub melihat penampilan Adiknya yang selalu dianggapnya masih kecil terus itu."Thanks Kak! Itu karena Kakak gak perhatian kali sama aku." Ujarnya dengan muka cemberut."Iya deh maaf ya Kakak terlalu sibuk dengan pekerjaan Kakak belakangan ini." Ujar Alana."Berhenti Kak, Kakak tau kan kalau Karin paling tidak bisa marah sama Kak Alana? Ya udah deh kalau begitu Karin mau balik kekamar dulu ya." Ujar Karin dengan jujur lalu segera berlalu dari kamar Sang Kakak.Alana hanya tersenyum saja melihat tingkah Sang Adik yang tanpa disadarinya sudah mulai beranjak dewasa. Akhirnya Alana kembali membaringkan tubuhnya dikasur kesayangannya itu, hari ini Alana memutuskan untuk masuk kantor agak siangan karena dirinya masih sangat capek.Setelah selesai karin berencana untuk pamit ke Sang Kakak, akan tetapi begitu membuka kamar Sang Kakak dan melihat Kakaknya telah tertidur, akhirnya Karin memutuskan untuk tidak ingin menganggu tidur Sang Kakak. Kemudian Karin segera menutup pintu kamar dari Alana lalu kemudian segera berlalu dari sana dengan cepat.Sejak Karin sudah bekerja, Alana mengizinkan adiknya untuk mengendarai mobil sendiri karena sang Adik terus saja memohon kepadanya agar diizinkan untuk membawa mobil. Karin sudah masuk didalam mobilnya lalu dengan cepat langsung saja melajukan mobilnya.Sesampainya diperusahaan tempat Karin bekerja, dia langsung saja masuk kedalam setelah memarkirkan mobilnya. Begitu Karin masuk kedalam perusahaan semua mata tertuju kepada dirinya karena hari ini Karin berpenampilan sangat jauh berbeda dengan yang sebelumnya.Karin tidak memperdulikan dengan semua mata yang sedang melihat kearahnya, dia hanya terfokus untuk melihat satu orang yang merupakan Bos nya sendiri.Karin berjalan mendekati Bosnya yang saat ini sedang berdiri didepan pintu lift, "Pagi Pak..." Sapanya dengan sangat ramah."Pagi juga..." Ujar Bosnya.Setelah itu pintu lift sudah terbuka, Bosnya masuk diikuti dengan Karin juga. Karin berharap Bosnya memperhatikan penampilannya hari ini, tapi Bosnya bahkan tidak menyadari perubahan penampilan dirinya sampai membuat dirinya sedikit frustasi."Karin..""Ya Pak...""Kamu sudah mempersiapkan segalanya untuk rapat hari ini kan?" Tanya Arkan.'Ya aku kirain Pak Arkan ingin memuji penampilan baruku....' Ucapnya dalam hati.Karena tidak mendapatkan respon dari Karin akhirnya Arkan melirik sebentar kearah Karin, "Karin..." Panggil Arkan lagi."Hah? Ya Pak...""Kamu lagi tidak konsentrasi ya?""Maaf Pak...Pak Arkan bilang apa tadi?" Tanya Karin yang merasa salah tingkah."Kamu sudah mempersiapkan semua berkas untuk kita rapat kan?" Arkan mengulangi perkataannya lagi."Sudah Pak...semuanya sudah beres Pak." Ucap Karin dengan sangat bersemangat."Bagus kalau begitu." Ujar Arkan datar.Kemudian setelah pintu lift terbuka, Arkan keluar duluan dan langsung menuju ruangannya sedangkan Karin mengikuti Arkan dari belakang dengan wajah yang terlihat sangat murung.'Bahkan menatap diriku aja Pak Arkan tidak bersedia. Apa penampilanku tidak membuat Pak Arkan tertarik ya?' Batinnya dengan lirih.