Keluar lah sosok mengerikan dari balik pohon besar itu.
Sosok itu mirip ukiran di ranjang jati yang ada di kamar tamu, ia mempunyai kepala serigala namun tubuhnya manusia, mata nya merah menyalang, mempunyai tanduk dan lidah yang menjulur ke bawah.
Cahya yang baru pertama kali melihat makhluk mengerikan seperti itu, jantung nya seperti di pompa, bahkan keringat bercucuran membasahi pelipis nya, padahal cuaca sangatlah dingin.
Wanita tadi seperti tengah berbicara dengan makhluk itu, namun Cahya tak dapat mendengar percakapan antara wanita paruh baya itu dengan sosok menyeramkan yang berdiri tepat di depan nya.
"Siapa wanita itu dan makhluk apa itu?"
Kini Cahya penasaran
"Aku tidak bisa memberi tahu mu mbak, nanti mbak akan tahu dengan sendirinya"
Ucap gadis itu
Kemudian makhluk itu kembali ke belakang pohon dan menghilang entah kemana.
"Makhluk itu lah yang akan menghabisi keluarga mu mbak, kau harus bertindak untuk menyelamatkan keluarga mu."
jelas gadis misterius itu.
"Apaaa . . Gak nggak mungkinnn . . "
Teriak Cahya yang nampak histeris hingga ia jatuh pingsan.
Namun . . .
"Cahya.. Cahya.. Bangun mbak"
Seseorang menepuk-nepuk pipi nya
Kini perlahan Cahya membuka mata nya, ia melihat ada ibu dan bapak nya.
"Kamu kenapa Cahya? Kamu mimpi yaa? Tidur sampai teriak-teriak"
Ucap Mardani heran
"Mimpi . . ?"
Sahut Cahya yang merasa itu seperti nyata
"Iyaa kamu ngigo mbak"
sahut asih
"Sudah..cepat Sana mandi kalau sudah kita sarapan setelah itu berangkat"
Ucap mardani
Selesai mandi Cahya bergegas turun kemudian ikut sarapan bersama orang tua nya, ia berencana ingin berangkat kuliah bareng Mardani.
Saat Cahya hendak masuk ke mobil, ditaman terlihat Mentari sedang bermain ayunan lalu ia melambaikan tangan ke Cahya.
Lalu Cahya hanya melempari senyuman.
"Aku berangkat yaa Bu, dahh . . " Ucap Cahya
"Dahh . . Hati-hati yaa" jawab asih
Kantor Mardani dengan kampus Cahya satu arah, sebab itu Cahya berangkat bareng bapak nya.
Sepanjang perjalanan Cahya memikirkan mimpi semalam.
"Siapa wanita yang semalam ada di mimpi aku. Oh iya wanita itu seperti bu'de Ratmi, mengapa mimpi itu seperti nyata apa ini sebuah petunjuk atau hanya kembang tidur saja" ucap Cahya dalam hati
"Hei . . Kenapa kamu bengong?" Tanya merdani
"Ahh . . Gak pak, aku cuma ngerasa gugup jadi mahasiswi baru . . Hehe" jawab Cahya berbohong
-
-
-
Asih tengah menikmati suasana sejuk di halaman depan, ia berniat ingin mengajak mentari keliling desa sambil belanja kebutuhan.
"Pagi Bu asih" sapa bu'de Ratmi yang tiba-tiba muncul
"Pagi juga bu'de" jawab asih sambil tersenyum
"Bagaimana hari pertama di desa Setu bodas, Bu asih?" Tanya bu'de Ratmi
"Sejauh ini saya nyaman dan aman kok bu'de" jawab asih
"Kemana pak Mardani dan Cahya?" Tanya nya lagi
"Mereka sudah berangkat dari pagi bu'de" jawab asih
Tiba-tiba bu'de Ratmi menatap mentari begitu tajam, ternyata asih pun memperhatikan nya.
"Bu'de . . Kenapa Bu'de menatap mentari seperti itu?" Tanya asih merasa aneh terhadap sikap bu'de ratmi
"Dia . . . Dia telah mengganggu anak mu asih" ucap bu'de Ratmi dengan nada berat
"Dia . . ? Dia siapa bu'de?" Asih makin heran dengan Ratmi
"Dia sosok jahat yang mencoba mempengaruhi anak mu" ucap Ratmi emosi
"Apa maksud bu'de?" Asih makin gak paham dengan pembicaraan bu'de Ratmi
"Nanti aku akan membantu anak mu agar tidak diganggu sosok itu lagi" ucap Ratmi sambil menyunggingkan senyuman nya lalu pergi meninggalkan asih .
Asih masih gak paham apa yang di bicarakan bu'de Ratmi, sosok apa yang tengah mengganggu mentari.
Namun asih enggan menggubris nya, sebab ia kurang percaya dengan hal-hal mistis.
"Yuk dek, kita jalan-jalan keliling desa sekalian ibu mau belanja kebutuhan" ajak asih sambil tersenyum
"Kamu disini dulu yaa, aku mau ikut ibu pergi sebentar nanti aku kembali lagi" ucap mentari sambil menoleh ke arah kanan nya.
"Adek . . Kamu bicara sama siapa? Tanya asih yang heran
"Ini loh Bu, teman baru mentari" unjuk nya
"Teman . . ? Sudah .. sudah.. yuk ikut ibu" ajak asih
Kini asih tengah berfikir, apa benar yang dikatakan bu'de Ratmi kalau mentari di ganggu makhluk jahat.
"Aakkhhh . . Ada apa sih sebenarnya" gerutu asih
Sesampainya di warung, asih segera mencari barang-barang kebutuhan nya yang akan dibeli.
"Mbak warga baru ya? sepertinya saya baru lihat" sapa wanita pemilik warung
"Iya mbak, saya asih warga baru" jawab nya
"Saya jumiarti, mbak" sahutnya memperkenalkan diri
"Rumah mbak asih dimana?" Tanya Jum
"Di ujung jalan sana mbak Jum, rumah milik bu'de Ratmi" unjuk asih
"Rumah milik bu'de Ratmi yang angker itu mbak?" Tanya Jum yang nampak terkejut
"Angker . . ?" Tanya asih
"Iya mbak, rumah itu sering memakan korban jiwa, setiap penghuni yang menyewa rumah itu pasti akan meregang nyawa dengan cara mengenaskan" tutur Jum yang begitu amat serius saat berbicara.
"Ahh . . Masa sih mbak Jum? Mungkin itu hanya gosip belaka saja kali" ucap asih
"Benar Bu, apa yang dikatakan bu'de Jum itu benar, teman mentari juga jadi korban di rumah itu" sahut mentari
"Hhaahhh . . Teman mu, siapa dek?" Tanya warga yang lain nya
"Hheemmpp.. ini jadi berapa mbak Jum?" Tanya asih
"Total nya jadi 245rb mbak" jawab Jum
Setelah asih membayar ia langsung pamit pulang .
"Saya permisi pulang dulu yaa, mari" pamit asih
Sepanjang perjalanan pulang asih terus desak mentari, bagaimana bisa teman nya jadi korban juga di rumah yang sekarang ia tempati.
"Itu benar Bu, teman ku benar berkata seperti itu" tutur mentari
"Sayang . . kan kamu tau kalau rumah kita itu jauh dari rumah warga yang lain" ucap asih dengan tegas
Tetangga asih yang dekat disana hanya bu'de Ratmi dan bu'de Ratmi pun tidak punya cucu maupun anak yang masih kecil.
"Kamu kelelahan mungkin nak, jadi kamu berhalusinasi" ucap asih
"Tidak Bu, teman aku itu tidak nampak, hanya aku, mbak Cahya dan bu'de Ratmi saja yang bisa melihat nya" ucap mentari
Deg . .
Seketika asih langsung menghentikan langkah nya. Dan menoleh ke arah mentari.
"Sudah . . Sudah . . Mulai sekarang kamu tidak boleh lagi main di luar sendirian" ucap asih dengan tegas
Sesampainya dirumah asih langsung mengajak mentari masuk, ia tidak lagi mengizinkan mentari bermain sendirian lagi.
"Aku harus bicara dengan bu'de Ratmi apa maksud dari pembicaraan mentari tadi, dan apa maksud dari pembicaraan mbak Jum" ucap asih dalam hati
Setelah makan siang, asih nampak sedang istirahat di kamar nya sambil memainkan gadget nya.
Bughh bughh bughh . .
Pranggg . .
Asih terkejut mendengar suara riuh, seperti nya suara itu berasal dari dapur.
"Mentariii . . " Ucap asih
"Adek . . "
Asih mendengar sangat jelas bahwa suara riuh tadi berasal dari dapur, namun tidak ada barang yang berserakan.
Deg.!
Seorang wanita tengah berjongkok sambil memotong-motong daging, bukan . . Bukan daging sapi melainkan itu daging man*siap sebab asih melihat ada telapak tangan man*sia.
Siapa wanita itu dan kenapa ia bisa berada dalam rumahnya.
"Astaghfirullah. . . Mentari . . Apa jangan-jangan daging itu daging . . Mentari" Ucap asih dalam hati sambil membekap mulut nya
Deg.!
Wanita itu menoleh ke arah asih, perlahan ia bangkit menghampiri asih
Wajahnya hancur mengerikan, banyak luka ditubuh nya, bau amis menyeruak seisi ruangan dapur.
Wanita itu mengangkat gol*k dan mengayunkan ke arah asih.
"TIDAKKKKK . . . " Teriak asih histeris