webnovel

Yang Sebenarnya

Sementara itu di istana pangeran Rui Fengying, dia saat ini juga sedang meminum arak seorang diri. Dia tersenyum saat mengingat tubuh Fang Yin yang sangat indah, dia tidak bisa membuang bayangan itu. Kini dia merasa sangat merindukan Fang Yin yang diketahui semua orang adalah adiknya. Dia tersenyum karena bahkan Kakek dan Ibunya sendiri pun tidak tahu kalau Fang Yin sebenarnya adalah bukan putri dari kerajaan ini. Dia adalah putri dari pemimpin pasukan gurun, itu berarti Fang Yin adalah adik tiri Quan Qi. "Sayang, aku akan menunggu saat itu tiba, saat kita akan menikah." ucap Pangeran Rui Fengying sambil kembali meneguk minumannya.

Saat itu, usianya masih lima tahun. Pangeran Rui Fengying mendengar kedua orangtuanya bertengkar hebat. Ayah Fengying yang adalah seorang putra mahkota yang sudah di persiapkan untuk segera naik tahta. Tetapi beberapa bulan terakhir, ayahnya Rui Jianying jarang kembali ke istana dan saat kembali, dia membawa seorang wanita yang sangat cantik yang baru saja melahirkan seorang putri. Saat itu Pangeran Rui Fengying duduk bersama wanita yang sedang menggendong anak bayi. Wanita itu terus menangis karena merasa bersalah telah menyebabkan pertengkaran kedua orangtuanya.

Wanita itu kemudian memberikan sesuatu kepada Pangeran Rui Fengying dan mengatakan kalau sebenarnya dia dan ayahnya memang saling mencintai tetapi itu dulu. Saat ini ayahnya hanya melindunginya dari amukan suaminya yang tidak lain adalah pemimpin pasukan gurun yaitu Wu Shang Tang. Dia sedang di aniaya oleh suaminya yang menuduhnya telah berselingkuh dengan Pangeran Rui Jianying, ayahnya. Kemudian ayahnya mengangkat Nyonya Jia Li menjadi selirnya hanya dengan tujuan untuk melindungi wanita itu dan putrinya yang masih bayi, Pangeran Rui Jianying juga mengakui putri Nyonya Jia Li dan memberinya nama Rui Fang Yin.

Akhirnya pertengkaran kedua orangtuanya berakhir dengan kepergian ayahnya dan juga nyonya Jia Li. Keduanya keluar dari istana dan kemudian meminta bantuan kepada Jendral Zhang Hao yang saat itu menjaga perbatasan. Sayangnya, di tengah perjalanan keduanya di serang oleh orang suruhan Wu Shang Tang dan keduanya mengalami luka yang sangat parah. Pada akhirnya, mereka berhasil tiba di perbatasan dan menyerahkan Rui Fang Yin kepada Jendral Zhang Hao yang kebetulan saat itu dia juga sedang memiliki seorang bayi. Nyonya Jia Li kemudian menyerahkan Fang Yin kepada Jendral Zhang Hao dan memintanya untuk membesarkan putrinya. Rui Fang Yin dan Lu Yue kemudian menjadi saudara sepersusuan.

"Fang Yin, kasihan sekali nasibmu. Aku berjanji akan selalu melindungimu dan aku juga sangat mencintaimu. Kamu begitu cantik dan aku tidak akan pernah membuatmu bersedih." Pangeran Rui Fengying kembali meneguk araknya. Dia masih sangat kecil saat mengalami peristiwa itu, dan hal itu kemudian membuatnya tumbuh menjadi seorang yang sangat pendiam dan menutup diri. Saat dia dewasa, dia kemudian membuka kotak yang di tinggalkan oleh Nyonya Jia Li, ternyata isinya adalah kisah yang dia tuliskan mulai dari awal pernikahannya dengan Wu Shang Tang.

Kemudian Wu Shang Tang yang sangat murka karena merasa istrinya menghianatinya dengan Pangeran Rui Jianying. Nyonya Jia Li mengatakan di dalam suratnya kalau Rui Fang Yin benar-benar putri biologis dari Wu Shang Tang, hal itu dapat di buktikan dengan melihat tanda lahir milik Fang Yin yang sama persis dengan tanda lahir yang di miliki ayahnya, yaitu sebuah tanda berbentuk bulan sabit yang berada di dada sebelah kiri Fang Yin. Maka dari itulah Rui fengying kemudian membuktikannya tadi. Fang Yin benar-benar putri Wu Shang Tang dan tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga istana.

"Ayah, maafkan aku yang belum bisa menjelaskan kepada Ibu atas semua kebenaran yang tidak di ketahuinya. Aku masih menunggu saat yang tepat, yaitu saat aku nanti menjadi Kaisar menggantikan kakek. Saat itu aku akan menikah dengan Fang Yin, dan saat itulah aku akan mengatakannya kepada semua orang tentang kesalahpahaman yang terjadi selama ini. "Fang Yin, aku juga meminta maaf kepadamu, aku harus membuktikan kalau kamu benar-benar bukan saudariku." Pangeran Rui Fengying kemudian segera menuju ke tempat tidurnya dan segera berbaring. Dia harus menemui kakeknya besok agar membatalkan rencananya mengirim Fang Yin ke kota Anyang.

Pangeran Rui Fengying tidak akan rela melepaskan calon istrinya berperang di medan perang dan berada di dalam bahaya. Dia akan meminta Kakeknya untuk mengutus Yunchi dan Quan Qi saja sebagai gantinya. Dia segera memejamkan matanya dan terlelap. Karena pengaruh arak yang di minumnya, dia akhirnya tertidur dengan nyenyak dan bangun kesiangan keesokan harinya. Pangeran Rui Fengying kemudian segera mandi dan berganti pakaian, dia kemudian segera menuju ke istana utama untuk bertemu dengan Kaisar, dia ingin membujuk Kaisar agar mengurungkan niatnya memberi tugas kepada Fang Yin untuk mengatasi kerusuhan di kota Anyang.

"Rui Fengying memberi hormat kepada kaisar, semoga anda senantiasa di berikan kesehatan dan umur panjang." Pangeran Rui Fengying memberi hormat kepada Kaisar yang tersenyum melihat cucunya mendo'akannya. "bangunlah!" Pangeran Rui Fengying kemudian kembali berdiri dan dia segera mengutarakan niatnya. Dia mengatakan kalau sebaiknya Fang Yin tetap berada di istana,, tetapi Kaisar tersenyum dan mengatakan kalau Pangeran Rui Fengying sudah terlambat saat ini. "Pangeran, kamu terlambat karena Jendral Fang sudah berangkat sejak tadi pagi. Mungkin saat ini dia sudah meninggalkan kota Xian." ucap Kaisar yang membuat pangeran Rui Fengying membelalakkan matanya. Dia akan segera menyusul Fang Yin tetapi Kaisar memberinya tugas lain yang tidak kalah penting. Kaisar memberi tugas kepada Pangeran Rui Fengying untuk memberikan penghormatan di makam ayahnya di perbatasan. Pangeran akan menemui Fang Yin setelah kembali dari perbatasan nanti.

Pangeran kemudian segera undur diri dan mempersiapkan untuk perjalanannya besok menuju ke perbatasan. Dia juga sudah berbicara kepada Kaisar kalau setelah dari makam ayahnya dia tidak akan langsung kembali tetapi akan menemui Jendral Fang di kota Anyang. Kaisar mengerutkan keningnya, sebelumnya cucunya itu sangat membenci Jendral Fang, tetapi sekarang sepertinya dia sangat menyukainya. Kaisar menggelengkan kepalanya dan hanya bisa memberi cucunya ijin untuk menemui Jendral Fang di kota Anyang.