webnovel

Wu Quan Qi

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu lebih baik tidur dulu. Besok pagi sebelum matahari terbit, aku akan mengantarmu sampai ke perbatasan. Kamu pasti putri salah satu dari prajurit di sana kan?" tanya anak lelaki itu kepada Fang Yin yang menjawab kata-katanya dengan anggukkan. "Namamu siapa?" tanya Fang Yin kepada anak lelaki yang menolongnya. Anak lelaki itu tidak segera menjawab tetapi malah menatap wajah Fang Yin dengan tatapan yang sangat dalam.

Anak lelaki itu langsung menyukai gadis kecil yang kemarin di selamatkannya. Bukan karena dia sangat cantik, tetapi karena gadis itu sangat pintar dan berani, dia juga bukan tipe gadis yang manja dan cengeng. Fang Yin menatap anak lelaki di hadapannya yang sedang menatapnya sedemikian rupa dan menegurnya dengan lantang.

"Kenapa kamu sekarang gantian menatapku seperti itu? Aku bertanya siapa namamu? Karena kamu akan mendapatkan hadiah dari Pamanku sebagai imbalan telah menyelamatkanku." Fang Yin kini kembali beranjak turun dari tumpukan jerami yang di gunakannya untuk duduk. Dia mendekati anak lelaki yang menurutnya juga baik meski agak sombong dan tidak banyak bicara.

"Namaku Yin Er, kamu siapa? Tidak enak rasanya kalau kita tidak saling mengenal padahal kita berada di dalam satu tempat dan kamu juga telah menolongku tadi." Fang Yin terpaksa menyebutkan namanya lebih dulu karena anak lelaki itu tidak kunjung menyebutkan namanya. Anak lelaki itu kemudian tersenyum sedikit dan berdiri dari tempat duduknya. Dia menghampiri Fang Yin dan segera mengulurkan tangannya.

"Aku Qi Er, aku senang sekali bisa berkenalan denganmu. Apakah kita masih boleh bertemu lagi di lain waktu?" tanya Quan Qi kepada Fang Yin. Mereka berdua kemudian berbincang banyak hal dan keduanya segera menjadi akrab. Mereka kemudian kembali tidur karena besok pagi mereka harus segera kembali ke perbatasan. Tidak hanya di perbatasan, di barak di padang rumput, kepala suku mereka juga sedang sangat panik karena tidak menemukan putranya.

"Sebenarnya kemana Qi Er pergi? Tidak biasanya dia seperti ini. Shao er! Apakah kalian bertengkar lagi? Ayah ingin kalian berdua akur meski kalian berdua berbeda ibu. Tetapi kalian tetap saja saudara kandung karena darahku mangalir di tubuh kalian berdua! Wu Shang Tang yang merupakan kepala suku di perkemahan tempat Quan Qi tinggal murka, karena putra kesayangannya yang merupakan anak dari istri pertamanya atau permaisuri yang asli, sedangkan Shao Er adalah anak angkat yang kemudian diakuinya anak dari salah satu selirnya demi menjaga hati Shao Er, padahal sebenarnya mereka tidak ada hubungan darah sama sekali.

"Ayah, aku benar-benar tidak tahu kakak berada di mana. Kami hanya melihat saat dia pulang dari menggembala domba, setelah itu kami tidak tahu lagi kemana dia pergi. Aku pikir Kakak sedang tidur di dalam tendanya." Shao Er mengatakan yang sebenarnya. Dia sebenarnya sangat menyayangi Kakaknya, tetapi karena perbedaan sikap yang di tunjukkan Wu Shang Tang terlalu mencolok, Shao Er akhirnya mencurigai tentang identitas aslinya. Sejak itulah dia embenci Quan Qi dan ingin menyingkirkannya.

"Ya sudah, kalau Kakakmu kembali, segera suruh dia menemuiku!" Wu Shang Tang memerintahkan kepada Shao Er agar menyampaikan pesannya kepada Quan Qi saat dia kembali besok. Kini Shao Er segera kembali ke tendanya dan segera tidur, sementara di sebuah goa, Quan Qi dan Fang Yin terlelap dengan sangat nyenyak dan mereka terbangun keesokan harinya dengan tubuh yang segar.

"Yin Er, apakah kamu sudah siap kembali?" tanya Quan Qi yang langsung di angguki oleh Fang Yin. "Tentu saja, aku takut pamanku khawatir akan keselamatanku. Keluargamu juga pasti akan mencarimu dan mengkhawatirkan kamu." Jawab Fang Yin. Quan Qi tertawa mendengar apa yang di katakana oleh Fang Yin. Dia segera mengajak Fang Yin keluar dari goa tempat mereka menginap semalam. Keduanya segera berjalan menuju ke perbatasan kerajaan Xia dan padang rumput tempat kekuasaan ayahnya yang saling bermusuhan. Seteah menempuh satu jam perjalanan, kedua anak kecil itu sudah sampai di perbatasan. Quan Qi memberikan kelinci kesayangan Fang Yin dan mereka segera berpisah.

"Yin Er, aku hanya bisa mengantarkan kamu sampai disini. Aku harap kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Sampai jumpa." Quan Qi segera berbalik dan meninggalkan Fang Yin yang kini sedang berteriak memanggil namanya. "Qi Er, terima kasih banyak! Aku akan mengingat semua perbuatan baikmu." Fang Yin kemudian berlari menuju ke perbatasan di mana Pamannya tinggal. Saat Fang Yin kembali, Jendral Lu Zhang Hao sangat gembira karena keponakan yang telah dianggap seperti putrinya kembali dengan selamat.

"Yin Er, dari mana saja kamu, Nak? Paman sangat mengkhawatirkanmu." Fang Yin tersenyum mendengar apa yang di katakana oleh pamannya. Dia segera memeluk pamannya dan berbisik di telinga pamannya dengan manja. "Paman, aku kemarin tersesat gara-gara kelinci nakal ini. Untung saja aku menemukan tempat bermalam yang aman, sehingga aku bisa kembali pagi ini. Aku hebat kan paman?" tanya Fang Yin tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Tentu saja kamu sangat hebat, kamu kan putri Paman yang paling kuat dan mandiri, kamu benar-benar sangat hebat!" Jendral Lu Zhan Hao sangat bahagia. Lu Yue juga segera menyambut sepupunya saat dia mendengar suara Fang Yin yang sejak kemarin tidak kembali sehingga ayahnya marah-marah karena khawatir.