webnovel

Terluka Parah

Sementara itu, pasukan yang di pimpin Fang Yin saat ini sudah memasuki perbatasan antara kota Anyang dan kota Xian. Yunchi melapor kalau mereka hanya bisa berhenti di benteng ini. Fang Yin kemudian segera naik ke atas benteng dan memantau keadaan di luar benteng yang memang sudah di penuhi oleh pasukan pemberontak yang menduduki kota Anyang. Mereka adalah sekutu suku Qingwa yang merasa tidak terima saat Hongli pulang dengan kekalahan dan terluka parah bahkan sampai kehilangan lengannya. Tian Wangting kini membuat kerusuhan di kota Anyang dan menantang Jendral Fang untuk berperang melawan mereka, kalau tidak mereka akan membuat kerusuhan di kota Xian dan akan menduduki istana.

"Jendral Fang, bagaimana sekarang? apa yang harus kita lakukan? ternyata mereka bergabung dengan suku Qingwa. Dua kekuatan menjadi satu sedangkan kita hanya satu kekuatan saja." Yunchi menunggu jawaban Fang Yin yang masih tampak berpikir, dia kemudian memanggil Quan Qi dan memintanya untuk membakar lumbung dan meracuni semua bahan makanan yang masih tersisa, termasuk sayuran dan buah-buahan yang masih berada di atas pohon. Fang Yin kemudian meminta Yunchi untuk menghentikan aliran air di sungai terdekat dengan kota Anyang. "Sekarang kalian lakukan! aku ingin mereka akan terkalahkan dengan sendirinya saat mereka tidak punya persediaan bahan makanan lagi." Fang Yin sangat pandai dalam hal strategi perang, dia akan membuat musuh-musuhnya bertekuk lutut di bawah kakinya.

Bahkan saat ini Tian Wangting sedang tersenyum dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi karena mengira kalau pasukan Fang Yin akan kalah karena mereka lebih unggul dalam jumlah pasukan. Fang Yin berdiri dan menatap tajam mata Tian Wangting yang sangat membencinya saat ini, beberapa saat kemudian, kedua orang itu segera mengangkat busurnya dan mereka melepaskan anak panahnya tanda pertempuran di mulai, banyak prajurit milik kerajaan Xia yang tewas saat itu begitu juga dengan pasukan Tian Wangting. Kedua belah pihak sama-sama kehilangan banyak pasukannya. Sementara itu, Quan Qi dan Yunchi juga sudah berhasil melaksanakan apa yang di perintahkan Fang Yin. Saat ini pertempuran semakin sengit dan saatnya Fang Yin turun tangan karena pasukannya sudah sangat kuwalahan saat ini.

Fang Yin segera keluar dan berbaur bersama pasukannya, begitu juga Tian Wangting yang saat ini segera turun dari atas kudanya, dia segera menghunuskan pedangnya membunuh para prajurit yang menghalanginya saat dia mendekati Fang yin. Tian Wangting sangat marak saat melihat sahabatnya Hongli harus kehilangan sebelah tangannya gara-gara Fang Yin, saat ini dia juga ingin membuat Fang Yin kehilangan satu tangannya untuk membayar hutang kepada Hongli. "Jendral Fang! kamu harus membayar hutangmu kepada sahabatku! aku tidak terima kalau kamu masih memiliki dua tangan sementara dia harus kehilangan tangannya." ucap Tian Wangting sambil berlari ke arah Fang Yin yang juga sudah bersiap menunggunya. Kini mereka berdua telah bertemu dan keduanya kini sedang beradu pedang, keduanya sangat mahir bahkan Fang Yin agak kuwalahan saat menghadapi Tian Wangting. Kini dia merasa terdesak dan pedang Tian Wangting berhasil melukai dada sebelah kirinya.

Feng Yin masih mencoba melawan dan tiba-tiba datang seseorang membantunya, keduanya kemudian melawan Tian Wangting dan akhirnya berhasil melumpuhkannya setelah perkelahian yang cukup panjang, Quan Qi dan Yunchi tiba saat pasukan mereka telah memenangkan pertempuran ini. "Quan Qi, Yunchi, kalian bereskan kekacauan ini. Aku akan melihat lukaku sebentar." ucap Fang Yin yang di angguki oleh Quan Qi dan Yunchi. Quan Qi tahu apa maksud Fang Yin, dia pasti tidak mau ketahuan kalau dia adalah seorang wanita. Saat Quan Qi dan Yunchi meninggalkannya, dia tiba-tiba di tarik oleh seseorang yang tadi menolongnya dan segera membawanya pergi dari perbatasan kota Anyang menuju ke sebuah goa yang ada di antara perbatasan kota Anyang dan kota Xian. Fang Yin yang sudah merasa sangat kesakitan dan banyak kehilangan darah segera kehilangan kesadarannya saat ini.

Kini Fang Yin sudah di baringkan di sebuah batu yang cukup besar di dalam goa itu, Lelaki yang membawa Fang Yin melepaskan jubahnya dan meletakkan di atas batu sebagai alas, dia kemudian meletakkan tubuh Fang Yin di atas batu itu dan segera melepaskan pakaiannya, untung dia memakai pakaian perang sehingga luka yang di alaminya tidak terlalu parah. Lelaki itu kemudian segera mengambil arak yang selalu di bawanya, dia menyiram luka Fang Yin dengan arak agar tidak terjadi infeksi, karena merasakan sakit yang teramat sangat, Fang Yin akhirnya terbangun. Dia menemukan tubuhnya setengah telanjang karena pakaiannya sudah di lepaskan dan hanya di selimuti dengan jubahnya, sementara dia melihat ada seorang lelaki yang kini sedang memunggunginya. Lelaki itu sedang mengambil kain untuk membalut luka Fang Yin yang kini sudah menutupi tubuhnya dengan jubah miliknya.

"Kamu sudah siuman?" tanya lelaki itu, Fang Yin membelalakkan matanya saat melihat siapa orang yang telah menolongnya. "Kamu! kenapa kamu bisa bersamaku disini?" tanya fang Yin yang masih agak merasa pusing karena dia kehilangan banyak darah. Dia juga merasakan kalau dadanya sangat sakit. Dia melihat kalau luka karena tusukan pedan Tian Wangting mengenai dada kirinya, tepat di atas tanda lahir yang di milikinya. Fang Yin kemudian teringat kalau orang yang tadi membantunya di medan perang adalah orang yang sama. Pakaiannya masih belum ganti. "Terima kasih karena kamu telah menolongku, yang mulia. Aku juga berterima kasih karena kamu telah mengobati lukaku." ucap Fang Yin sambil mengambil pakaiannya yang sudah sobek karena terkena pedang Tian Wangting.

"Kamu kenapa keras kepala sekali? aku akan membalut lukamu dulu, setelah itu kamu harus istirahat, besok aku akan membawamu kembali ke istana." Fang Yin hanya bisa diam dan menatap wajah Pangeran Rui Fengying yang saat ini sedang fokus membalut luka di dada kirinya. "Anggap saja saat ini kamu sedang mengobati seorang lelaki." ucap Fang Yin yang saat ini sebenarnya merasa sangat malu. Wajahnya memerah saat ini, dia mau segera pergi tetapi saat ini keadaannya tidak memungkinkan. Sementara Pangeran Rui Fengying menahan senyumnya saat mengetahui gadisnya merasa malu saat berhadapan dengannya, dia menutupi payudaranya dengan menggunakan jubah miliknya sementara Pangeran Rui Feng Ying terus membalut luka Fang Yin. Kini dia sudah selesai membalut luka Fang Yin, dia kemudian memberikan pakaian bersih miliknya dan meminta Fang Yin memakainya untuk sementara, karena agak kebesaran, dia memodifikasi pakaiannya sehingga dia kini tampak sangat tampan dan mengagumkan, tetapi di mata Pangeran Rui Fengying, Fang Yin terlihat sangat cantik saat ini.

Pangeran Rui Fengying kemudian mengeluarkan sebuah botol dari balik lengan bajunya, dia kemudian membuka tutupnya dan mengeluarkan sebutir pil yang sangat langka yang di milikinya lalu dia memberikannya kepada Fang Yin. " Bukankah ini pil level sembilan yang hanya ada lima butir setiap tahunnya? kenapa yang mulia memberikannya kepadaku?" tanya Fang Yin kepada Rui Fengying yang malah tersenyum. Dia tidak menjawab dan segera memasukkan pil itu ke dalam mulut Fang Yin dengan tangannya secara langsung. Dia kemudian memberikan arak kepada Fang Yin untuk melarutkan obatnya.