webnovel

Kenapa Kamu Kembali

"Fangfang! kenapa kamu kembali? bukankah seharusnya kamu sudah berada di kota? saat malam hari, kamu akan lebih aman di kota. Akan ada banyak perampok di luar sini." Quan Qi memarahi Fang Yin yang yang malah kembali menemuinya. Seharusnya dia akan lebih aman di kota. "Kamu berada di luar seorang diri, tentu saja aku harus kembali. Aku juga memiliki ilmu beladiri, jadi kalau ada yang menyerangmu aku bisa membantumu." Fang Yin kemudian duduk di depan api yang di buat oleh Quan Qi. Dia mengeluarkan beberapa bungkus makanan dan yang paling terakhir dia keluarkan adalah kue bulan. Ini adalah makanan kesukaan Fang Yin.

"Aku lelaki, aku akan aman berada di sini. Sedangkan kamu..." Quan Qi hampir saja membongkar penyamaran Fang Yin yang telah di ketahuinya sejak awal. Fang Yin sendiri agak bingung dengan apa yang di katakan oleh Quan Qi. "Apa maksudmu? aku juga laki-laki, kita berdua laki-laki. Kalau kamu boleh berada di luar, kenapa aku tidak?" tanya Fang Yin sambil menyerahkan makanan yang tadi di belinya. Quan Qi sendiri merasa lega dia masih bisa menahan diri tidak membongkar penyamaran Fang Yin.

"Kamu memang lelaki, tetapi tubuhmu sangat kurus dan ilmu beladirimu masih berada di bawahku. Aku tentu saja bisa melindungi diriku sendiri, sementara jika kamu disini, bukankah kamu malah akan menjadi bebanku?" tanya Quan Qi sambil menatap Fang Yin dan akan memakan kue bulan yang diberikan kepadanya tadi. Baru saja Quan Qi membuka mulutnya dan akan melahap kue itu, Fang Yin sudah mengambilnya kembali. Fang Yin kemudian berkemas dan segera beranjak meninggalkan Quan Qi.

Fang Yin segera menunggangi kudanya dan meninggalkan Quan Qi yang saat ini berteriak memanggilnya, tetapi Fang Yin tidak perduli. Dia sangat kesal dan marah karena dianggap membebani Quan Qi. Padahal dia dengan susah payah membelikan makanan meskipun bekalnya sudah menipis, dia juga rela tidak bermalam di penginapan dan lebih memilih bermalam di alam terbuka karena begitu mengkhawatirkannya. Tetapi apa yang di dapatnya? ucapan terimakasih atau sedikit pujian tidak ada sama sekali, dia malah mendapatkan hujatan dari orang yang sebenarnya mulai dia anggap sebagai temannya.

Quan Qi juga segera beranjak dan berkemas, dia juga segera mematikan api dan segera menunggangi kudanya lalu mengejar Fang Yin yang sudah pergi entah kemana. Quan Qi sangat khawatir, dia juga merasa sangat menyesal karena mulutnya tidak bisa mengendalikan kata-katanya sehingga membuat Fang Yin marah. Quan Qi memaju kudanya sehingga segera berlari ke arah Fang Yin pergi.

Setelah agak jauh, Quan Qi belum juga menemukan keberadaan Fag Yin, dia merasa sangat khawatir. Dia mencoba kembali mencari dan akhirnya dia merasa lega saat melihat Fang Yin duduk di tepi sungai sambil menghangatkan tubuhnya di depan api unggun yang dibuatnya. Fang Yin bahkan saat ini sedang memakan ikan panggang yang baru saja di tangkapnya. Quan Qi dengan tidak tahu malu langsung duduk di samping Fang Yin dan merebut ikan dari tangannya. Fang Yin hanya bisa membelalakan matanya dan menggelengkan kepalanya.

Fang Yin masih kesal karena apa yang Quan Qi katakan tadi sangat menyebalkan. Meski begitu dia sebenarnya tidak sakit hati. tujuannya hanya ingin menuju ibukota dan mencari pamannya. "Fangfang! maafkan aku ya! aku tidak bermaksud merendahkan kemampuanmu. Aku hanya sangat mengkhawatirkan kamu. Apakah kamu tahu? aku sangat mnenyayangimu. Aku telah menganggapmu sebagai adikku. Sebagai seorang Kakak, aku tentu harus melindungimu." kata Quan Qi menjelaskan apa yang membuatnya berakata seperti itu.

Fang Yin mendengarkan dan tersenyum, tetapi Quan Qi tidak melihat senyum Fang Yin. Dia hanya mengira kalau Fang Yin masih marah kepadanya. Setelah selesai makan dan mencuci tangan, Quan Qi menyusul Fang Yin yang sudah terlelap di bawah pohon. Quan Qi juga segera berbaring di samping Fang Yin dan memejamkan matanya. Keduanya segera terlelap karena memang sudah sangat larut. Besok mereka harus segera melanjutkan perjalanan mereka menuju ibukota.

Keesokan harinya, Fang Yin terbangun dan mendapati dirinya berada di dalam pelukan Quan Qi. Udara di alam terbuka memang sangat dingin, apalagi mereka bermalam di tepi sungai, tentu udaranya juga semakin dingin. Untunglah Fang Yin terbangun lebih dulu. Dia segera beranjak dan mencuci mukanya. Sepeninggal Fang yin, Quan Qi membuka matanya, dia tersenyum kepada Fang Yin yang hanya terlihat punggungnya. Quan Qi sangat bahagia bisa tidur dengan nyenyak dengan memeluk seorang gadis. Quan Qi juga menduga kalau Fang Yin sebenarnya sangat cantik kalau berpakaian wanita, karena saat dia berpenampilan sebagai lelaki saja wajahnya terlihat sangat tampan.

Quan Qi segera beranjak bangun dan menyusul Fang Yin, setelah mereka merasa segar kembali, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dan akan mencari sarapan di kota. Keduanya harus segera sampai di kota karena perut mereka sudah berbunyi, keduanya sangat lapar sekarang. Quan Qi juga harus melakukan sesuatu pagi ini. Dia akan menemui seseorang agar mereka bisa sampai di ibukota tanpa kehabisan bekal.

Setelah beberapa lama, akhirnya keduanya telah sampai di kota, mereka saat ini sudah memasuki gerbang kota dan segera mencari sarapan. Quan Qi kemudian meminta ijin kepada Fang Yin untuk pergi sebentar karena ada sesuatu yang sangat penting. Fang Yin mengerutkan keningnya tetapi kemudian menggelengkan kepalanya. Untuk apa dia mengurusi orang lain, lebih baik dia menyantap sarapa dan segera melanjutkan perjalanan. sebelum sore, mereka harus sudah sampai di kota berikutnya.

Quan Qi sudah kembali dan dia juga segera menyantap makanannya. Wajahnya tampak berseri-seri dan dia memesan beberapa makanan yang di bungkus untuk bekal perjalanan mereka selanjutnya. Fang Yin yang agak khawatir karena uangnya akan habis jika Quan Qi membeli makanan sebanyak itu. Dia menatap Quan Qi dengan tatapan marah tetapi Quan Qi tersenyum, dia lalu membayar semua makanan yang sudah mereka beli. Keduanya segera keluar dari kedai makanan tersebut.