webnovel

Fang Yin Hilang

Sementara itu di sebuah goa, Fang Yin saat ini sedang menunggu kedatangan Quan Qi. Mereka sudah membuat janji kemarin, tetapi sampai hari ini Quan Qi belum kembali juga. Fang Yin merasa sangat bahagia saat melihat Mujin datang. "Mujin, dimana Quan Qi? kenapa sampai saat ini dia belum juga kembali? apakah penyakit ibunya begitu parah? aku bisa sedikit ilmu pengobatan, kalau di perbolehkan aku akan memeriksa penyakit ibu Quan Qi." Fang Yin menatap Mujin dengan tatapan memohon tetapi Mujin menggelengkan kepalanya. "Tuan Fang, sebaiknya anda menunggu saja dulu. Aku takut kalau Tuan Quan Qi akan marah jika anda tidak menurutinya." Mujin sendiri sebenarnya sangat bingung dengan Tuannya itu.

Baru kali ini Mujin melihat Quan Qi begitu perduli kepada orang lain. Padahal biasanya dia sangat cuek dan tidak pernah memperdulikan orang lain. Fang Yin sendiri merasa bosan dan dia merasa semua ini tidak benar. Untuk apa dia menunggu Quan Qi, dia tidak mendapatkan keuntungan apapun menunggunya. "Mujin, aku akan keluar sebentar. Kalau Tuanmu kembali katakan kepadanya kalau aku akan kembali nanti. Kalau dia tidak sabar menungguku, kalian langsung melanjutkan perjalanan saja sendiri. Aku juga akan melanjutkan perjalananku sendiri." Fang Yin segera meninggalkan tempat itu.

Mujin tidak bisa melarang Fang Yin agar tidak pergi, dia hanya diam saja sambil menganggukkan kepalanya. "Tuan Fang! sebaiknya anda kembali sebelum petang, kalau anda belum kembali saat malam tiba, kamu sebaiknya tidak usah kembali lagi. Kamu sebaiknya meneruskan perjalananmu sendiri." ucap Mujin yang sebenarnya sangat keberatan kalau Fang Yin pergi. "Terima kasih banyak, Mujin. Aku sepertinya memang tidak akan kembali." ucap Fang Yin kepada Mujin yang segera mengepalkan kedua tangannya di depan dada sebagai tanda penghormatan kepada Fang Yin.

Fang Yin akhirnya meninggalkan tempat rahasia milik Quan Qi. Fang Yin tahu kalau saat ini mereka berada di daerah perbatasan. Jadi seharusnya Fang Yin tidak membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke padang rumput di mana barak pasukan gurun berada. Fang Yin merasa sangat familiar dengan tempat ini, dia dulu juga berada di dalam sebuah goa bersama Qi Er, teman kecilnya. Sayangnya, tempat ini bukanlah tempat di mana dia dan QI Er dulu bermalam. Fang Yin segera menjauh dari lokasi di mana dia berada tadi. Fang Yin memacu kudanya menuju ke arah perbatasan. Dia akan mencari informasi di perbatasan tentang Pasukan Gurun.

Fang Yin kemudian mulai memasuki pebatasan, dia kemudian mencari tahu tentang kondisi kota yang dia tinggali saat kecil. Fang Yin kemudian menuju ke kedai teh yang cukup ramai, dia kemudian segera duduk dan memesan makanan dan minuman sambil menguping pebicaraan orang-orang di sekitarnya. Beberapa saat kemudian, dia mendengar kalau permaisuri pemimpin pasukan Gurun saat ini sedang mencari seorang pelayan wanita untuk mengurusnya. Fang Yin tersenyum dan segera menghabiskan makanannya dan segera menuju ke penginapan, dia kemudian membeli sebuah pakaian wanita dan segera berganti pakaian. Fang Yin kemudian segera keluar dari penginapan dan segera menuju ke kediaman permaisuri pemimpin pasukan gunung yang merupakan bekas rumah yang di tinggalinya dulu.

Fang Yin sudah sangat menghapal beberapa pintu masuk di kediaman permaisuri ini karena dia dulu tinggal disini. Meski telah banyak berubah, tetapi Fang yin sangat menghafal tempat ini. Dia memasuki rumah ini melalui pintu belakang, pelayang juga begitu banyak sehingga dia kemudian berbaur dengan para pelayang wanita yang mengurus permaisuri. Fang Yin segera mengambil pakaian pelayan dan memakainya sehingga kini dia sama seperti pelayan yang lain. Dia kemudian berbaur dengan pelayan yang sedang menyiapkan makan malam permaisuri. Fang Yin akan berusaha agar dia mendapatkan kesempatan memasuki kamar permaisuri.

"Biar aku bantu!" ucap Fang Yin kepada salah seorang pelayan yang lebih tua darinya. "Silahkan, terima kasih ya! nanti antarkan makan malam ini kepada permaisuri, jangan lupa obatnya." Mendengar perintah kepala pelayan, Fang Yin menganggukkan kepalanya. Dia segera mengantar makan maam ke kamar permaisuri. Sesampianya di dalam kamar, Fang Yin melihat seorang wanita yang sangat cantik berbaring lemah dan memejamkan matanya. Fang Yin sangat terpesona dengan kecantikan wanita itu. Dan Fang Yin yakin kalau dialah permaisuri yang sedang sakit itu.

"Yang mulia, saatnya makan malam dan meminum obat." kata Fang Yin saat melihat permaisuri terbangun dan tersenyum kepadanya. "Apakah kamu pelayan baru?" tanya permaisuri kepada Fang Yin yang menggelengkan kepalanya. "Tidak Yang mulia, saya sudah lama di sini, hanya saja biasanya saya berada di bagian yang lain. Saya biasanya memiliki tugas berbelanja. Hari ini, seorang pelayan sedang sakit sehingga saya menggantikannya." Fang Yin memberi alasan yang tepat. Kalau dia mengatakan pelayan baru, itu akan membuat pengawal curiga dan bisa melaporkan Fang Yin kepada pemimpin gurun.

"Kalau begitu aku mau kamu yang melayaniku mulai sekarang! aku akan meminta langsung pada kepala pelayan. Pengawal! panggil kepala pelayan ke sini sekarang. Ada yang ingin aku katakan kepadanya." Perintah permaisuri yang langsung di lakukan oleh pengawal. Akhirmya mulai hari ini, Fang Yin berhasil menjadi pelayan permaisuri. "Siapa namamu?" tanya permaisuri kepada Fang Yin yang langsung menyebutkan marga pamannya dan juga nama belakangnya. "Nama saya Lu Yin yang mulia, anda bisa memanggil saya Yinyin." Fang Yin tersenyum, begitu juga dengan permaisuri. Dia sangat gembira dengan kehadiran Fang Yin.

Sementara itu, Mujin sedang di marahi oleh Quan Qi. Dia merasa kesal karena Mujin membiarkan Fang yin pergi dan sampai malam Fang yin tidak kembali. Itu berarti dia sudah kembali kehilangannya. Quan Qi tidak akan tahu kapan dia akan betemu lagi dengan Fang Yin. "Maafkan saya, Tuan. Tuan Fang sangat memaksa akan meninggalkan tempat ini tadi. saya tidak bisa menahannya." ucap Mujin menundukkan kepalanya. Quan Qi menendang batu dan kini kakinya berdarah. Mujin yang panik kemudian segera mengibati Tuannya. Dia berjanji akan mencari Fang Yin besok.