webnovel

Bukan Saudara

Pangeran Rui Fengying semakin mendekat dan dia menarik pakaian yang di gunakan Fang Yin untuk menutupi tubuhnya. Seketika dia bisa melihat betapa indah tubuh Fang Yin dan dia menjadi agak bergairah saat melihat tubuh Fang Yin. Pangeran Rui Fengying kemudian segera mendekat dan dia melihat kalau di atas payudara sebelah kiri Fang Yin terdapat tanda lahir yang sama persis seperti yang di katakan Nyonya Jia Li, ibu kandung Fang Yin yang merupakan selir kesayangan dari ayahnya sendiri yaitu Rui Jianying.

Sebelum ayahnya yang merupakan putra mahkota kerajaan Xia meninggalkan istana bersama dengan selir kesayangannya, Jia Li. Nyonya Jia Li sempat memberikan sesuatu kepadanya. Selir ayahnya itu memberikan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat sebuah rahasia tentang dirinya dan bayinya yang sebenarnya. Nyonya Jia Li sangat mempercayai Rui Fengying karena dia yakin kalau Rui Fengying bukanlah orang yang memiliki niat jahat.

Dia menunggu saat ini begitu lama, dan akhirnya dia bisa membuktikan bahwa apa yang di katakan oleh Nyonya Jia Li benar. Kini tidak ada keraguan lagi di dalam hatinya. Pangeran Rui Fengying segera mengambil pakaian Fang Yin dan memakaikannya. Dia memakaikan pakaian Jendral yang tadi di pakai Fang Yin dan kembali menyimpan gaun yang di berikannya. Kini Fang Yin sudah kembali berpenampilan sebagai Jendral muda Fang.

"Fang Yin, maafkan aku. Aku hanya ingin membuktikan sesuatu. Aku sekarang sudah yakin dan perjodohan antara kerajaan Xia dengan putra pemimpin pasukan gurun bisa di lanjutkan." Pangeran Rui Fengying tersenyum, dia kemudian memanggil pengawal dan meminta pelayan untuk menyiapkan makan malam. Sementara Fang yin menatap Pangeran Rui Fengying dengan tatapan kesal. Meski dia adalah saudaranya, tidak sepatutnya dia melihat bagian tubuhnya.

Fang Yin masih sangat kesal dan kini dia merasa sangat membenci Rui Fengying. "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Pangeran Rui Fengying yang mendapat tatapan tajam dari Fang yin. "Tentu saja karena kamu sangat keterlaluan! meski kita adalah kakak beradik, tetapi kamu tidak berhak melihat tubuhku. Aku sangat membencimu!" ucap Rui Fang Yin yang merasa sangat kesal. Dia kemudian segera meninggalkan kamar Pangeran Rui Fengying, tetapi saat dia akan melangkah keluar, Pangeran Rui Fengying mengatakan sesuatu yang membuat Fang Yin merasa tidak mengerti dengan apa yang di katakan Kakaknya.

"Fang Yin, tentu saja hanya aku yang berhak melihat tubuhmu. Kamu tidak boleh memperlihatkannya kepada orang lain. tunggu sampai waktunya tiba! kamu akan tahu sendiri dan tidak akan lagi menyalahkan aku yang sudah melihat tubuhmu. Saat itu tiba, aku yakin kalau kamu akan mengakui kalau semua yang aku katakan adalah benar." jawab Rui Fengying. Fang Yin yang sudah terlanjur kesal segera meninggalkan kamar Pangeran Rui Fengying tanpa menoleh lagi. Dia segera menunggangi kudanya dan segera meninggalkan istana kediaman Pangeran Rui Fengying menuju ke kediaman Jendral.

Saat dia tiba, Quan Qi masih menunggunya di depan pintu. Lelaki yang ternyata teman masa kecilnya itu sangat mengkhawatirkannya. Dia merasa kalau Pangeran Rui Fengying memiliki niat yang tidak baik terhadap Fang Yin, maka dari itu, dia kemudian memutuskan menunggu sampai tengah malam. Kalau Fang Yin tidak juga kembali, dia akan menyusulnya ke istana kediaman Pangeran Rui Fengying untuk mencari gadis yang sudah di carinya sejak lama itu. Untungnya, Fang Yin kini telah kembali dalam keadaan baik-baik saja. Hanya wajahnya saja yang terlihat sangat kesal saat ini, tetapi Quan Qi juga tidak akan bertanya. Dia segera meminta tali kekang kuda milik Fang Yin dan membawanya ke dalam kandangnya.

Fang Yin kemudian duduk di halaman di depan kamarnya, dia masih menunggu Quan Qi kembali. Dia ingin meminta Quan Qi untuk menemaninya minum. "Quan Qi, ambilkan aku arak yang paling bagus dan temani aku minum." perintah Fang Yin kepada Quan Qi yang langsung mengerutkan keningnya. Quan Qi menduga kalau saat ini suasana hati Fang Yin sedang tidak baik, maka dia kemudian menuruti apa yang menjadi keinginan Fang Yin. Dia segera mengambil arak yang terbaik yang di sediakan di kediaman Jendral lalu membawanya dua botol ke halaman di mana Fang Yin berada. Quan Qi kemudian menuangkan arak itu ke dalam dua buah cangkir yang memang biasa di gunakan untuk meminum arak.

"Quan Qi, tahukah kamu kalau malam ini aku sedang sangat kesal?" tanya Fang Yin kepada Quan Qi yang hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. "Aku baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dalam diriku. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dia bisa berbuat seperti itu." ucap Fang Yin yang langsung membuat Quan Qi semakin mengerutkan dahinya. Dia mau berbicara tetapi dia takut salah bicara, akhirnya dia hanya diam mendengarkan apa yang Fang Yin katakan.

"Quan Qi, baru saja aku kehilangan harga diriku. Aku merasa sangat di lecehkan malam ini." Fang Yin kembali meneguk arak di dalam cangkirnya sementara Quan Qi menatapnya dengan tatapan ingin tahu, apa yang sebenarnya Fang Yin alami malam ini. Apa yang Pangeran lakukan terhadapnya? apakah dia menghinanya karena dia adalah anak dari seorang selir? setelah Quan Qi mengetahui kalau Fang Yin adalah Yin Ernya, dia otomatis mengetahui kalau Fang Yin adalah putri Rui Fang Yin yang akan di jodohkan dengannya. Quan Qi menduga kalau Pangeran Rui Fengying pasti menghinanya karena membela ibunya, putri Liu Anchi. Bagaimana pun, ibunya merasa terkalahkan oleh seorang selir yang berasal dari rakyat jelata, sementara sang putra mahkota akhirnya tidak pernah naik tahta.

"Yin Er, kamu sudah terlalu banyak minum. Sebaiknya kamu segera tidur karena besok kamu akan menghadap Kaisar. Tadi aku di beritahu Yunchi kalau terjadi kerusuhan di kota Anyang." ucap Quan Qi kepada Fang Yin. Dia harus segera menemui Kaisar lebih awal karena kota Anyang berada di sebelah timur kerajaan, sementara istana berada di ibukota kerajaan Xia yaitu kota Xian. Fang Yin yang sudah agak sedikit mabuk masih bisa mendengar apa yang di katakan oleh Quan Qi. Dia segera meninggalkan Quan Qi tanpa mengucapkan sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.