"Salah gue karena buat lo ngerasa kayak gitu! Sumpah gue nggak maksud mempermainkan lo! Lo tahu kalau gue sayang sama lo! Jangan hukum gue kayak gini, Mel!" lirih Paijo.
Aku tersenyum tipis. Ya, melihatnya menyesal sudah cukup menghiburku.
"Makasih, tapi kamu telat. Aku kan udah jadi pacar orang! Pacarku bukan sembarang orang lagi! Ini leader GPS lho Jo," aku kembali berdusta.
"Nggak, Mel ... Lo itu gak secinta itu sama dia! Gue tahu kalau lo cintanya sama gue!"
"Kamu bener! Tapi udah terlanjur! Aku udah nerima Alif. Lagian, mending sama Alif, dia itu nggak akan ragu untuk memperkenalkan aku sebagai pacarnya ke orang-orang!"
Paijo menggeleng lemah. Ia duduk di motor salah satu anak yang terparkir asal di depan markas.
"Kalau gue minta kalian putus, mau?" tanya Paijo setengah frustrasi.
"Gue nggak bermaksud nikung temen, tapi gue nggak bisa lihat lo sama cowok lain!" imbuhnya.
Pria itu terlihat kalut. Ingin aku melompat ke pelukannya sekarang juga. Tapi aku takut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com