Senyuman Sandi memang slalu menenangkan.
"Jaga mata kalian" sindir Bang Dino sambil melirik kearah kami bergantian.
"Bang, makananya enak kan? Kalau begitu kami boleh pergi kan?"
"Lumayan, tapi kalian belum boleh pergi. Kami masih ingin mengobrol dengan calon pacarmu!" sahut Wahyu Bang.
"Bukan calon, Bang. Tapi sudah jadi pacar!" ralatku.
Tuk.
Sebuah ketukan manis dari sumpit milik Bang Gunawan berhasil mendarat dengan sempurna di kepalaku.
Mereka berenam langsung menatapku dengan tatapan horror.
"Sandi, setelah ini,kamu harus menemani kami bermain" cetus Bang Dino.
"Bang, kami itu mau pergi kencaaaannnn"
"Kencan? Berapa umurmu? Jangan merengek untuk sesuatu seperti itu. Kalian sudah tidak remaja lagi! Apanya yang berkencan? Memuakkan sekali" celoteh Bang Gunawan.
"Bang, untuk hari ini, aku akan mengikuti semua keinginan kalian. Tapi berjanjilah, jangan ganggu kami lagi nanti" kata Sandi pelan.
"Kamu pikir kami sedang mengganggumu?!"
"Iya"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com