Seorang anak perempuan remaja keluar dari sebuah mobil hitam mengkilat yang tampak sangat terurus. Dengan tangan halus, putih terawat yang baru saja menyalam Papahnya itu, ia membawa tas bekal dengan bentuk unik tapi feminin miliknya.
Melintasi setiap sudut sekolah menuju kelas, tatapannya tetap tidak bergeser dari arah depan dengan raut wajah datar miliknya.
"Hai Line.", Sapa teman kelas sebelahnya. Eh. Teman? Line tidak pernah mau lagi punya 'teman'. Jadi itu. Sebut saja orang tak dikenal.
Line hanya melihat orang itu sekejap dan langsung mengalihkan pandangannya ke depan kembali.
"Sombong amat." Ucap orang tak dikenal itu. "Amat aja gak sombong.", tambahnya.
'ℎ𝑚 ℎ𝑚... 𝐿𝑜 𝑘𝑖𝑟𝑎 𝑔𝑢𝑒 𝑚𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑝𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑙𝑜. 𝑃𝑢𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑎𝑗𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑙𝑜𝑛. 𝑁𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑎𝑚𝑎 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛. 𝐺𝑎𝑘 𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎. 𝑆𝑜𝑟𝑟𝑦 𝑎𝑗𝑎.' Batin Line. Memutar matanya dari samping satu ke samping lainnya.
________________________
Matahari sudah tepat di atas kepala seorang anak remaja perempuan yang sedang berjalan-jalan di sekitaran sekolah. Tinggal menunggu waktu masuk jam pelajaran terakhir, ia akan pulang.
Memilih untuk duduk di sebuah kursi taman di sekolah memang pilihan yang tepat untuk orang seperti dirinya. Yang ingin menyendiri dan memantapkan dirinya untuk menjadi 'cold person', dan tak perduli akan orang lain.
Except or-tunya lah. Tak tega dia bersikap seperti itu terhadap or-tunya.
"Hei", seorang laki-laki menepuk pundak sang gadis membuat sang gadis seketika terkejut.
Dahi remaja perempuan itu mengerut dan melepaskan tangan laki-laki yang menyentuh pundaknya. "Heh! Mau apa kau? Seenaknya nyentuh pundak orang. Nyari mati ya?!"
Mata tajam seperti singlet eh silet ditujukan kepada si laki-laki. Membuat ia yang tadinya ingin tertawa melihat gaya sang gadis terkejut mengurungkan niatnya dan memilih untuk pergi menjauh.
"Yesss! Lolos ke babak selanjutnya." Hmmm... Kalau diperhatikan, Line memang kaku sekali untuk menjadi seorang 'cold person'. Kalimat-kalimat yang ia ucapkan sangat tidak mengekspresikan dia adalah seorang 'cold person'. Mungkin lain kali bisa lebih baik.
Ngomong-ngomong, lolos ke babak selanjutnya? Emang ada pertandingan? Sejak kapan?
Sebenarnya itu adalah ujian pertama untuk menjadi 'cold person'. Dan ya. Dia lolos.
"Kalau kalian bertanya apakah ada ujian untuk menjadi 'cold person', tanyakan saja pada Roceline."~author.
"Hm aku lagi, aku lagi. Kayak aku aja yang buat novel ini."~Roceline memutar bola matanya.
"Hihi"~author cekikikan.
Ia melipat kedua tangannya dan menumpukkan kaki kanan ke kaki kirinya lalu berkata "Sungguh laki-laki yang sangat amatir. Baru aja diomongi kayak gitu udah pergi. Itu mental lemah banget, huh!", ejek Line.
Ting ding ding ding...
SAATNYA MASUK KELAS.
JAM PELAJARAN AKAN SEGERA DIMULAI.
SIAPKANLAH DIRIMU DAN TETAP SEMANGAT.
Bel sekolah berbunyi. Hari ini pelajaran Sejarah. Tetapi Line sangat tidak menyukai pelajaran itu. Line lebih memilih dikasih dia soal matematika daripada sejarah.
Ia pun berjalan dengan tempo yang cepat ke arah kelasnya. Beberapa saat kemudian gurunya masuk kelas. Kalian tahu apa yang Line lakukan? Line tidur saudara-saudara.
Sangat bosan baginya untuk menghapal semua tahun-tahun, nama-nama, tempat lahir, peninggalan sejarah, kerajaan-kerajaan dan pemimpinnya, huh itu sangat memusingkan. Bisa-bisa otak yang bentuknya kayak bergulung-gulung ini akan kusut karena masuknya pembahasan pelajaran sejarah.
"LINE?!", panggil Bu Yus sambil agak menaikkan kepalanya hendak melihat Line lebih jelas. Maklum agak pendek.
Semua mata tertuju pada Line. Apalagi orang-orang bodohnya itu. Pasti sedang mengejek Line di dalam hati mereka masing-masing.
"ngh? Ya bu, ada apa?", tanya Line dengan mata yang sangat berat untuk dibuka ia mencoba untuk mencari-cari asal suara.
"Kamu kalo terus tidur di jam pelajaran saya akan saya panggil orangtua kamu. Mau?", ancam Bu Yus sambil melemparkan mata tajamnya itu kepada Line.
Tapi Line tidak lah takut. Apa yang harus ditakuti dengan guru yang hanya berpura-pura tegas padahal takut+tak berani.
"Oh iya ya? Okelah saya dengerin ibu aja.", jawab Line santai.
"Hm", ujar Bu Yus singkat.
'ngedongeng', batin Line menambahkan ucapannya tadi.
"Ya, jadi anak-anak Prasasti Ciaruteun ini terletak di Jawa Barat dan merupakan peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara pada abad ke lima..."
__________
Setelah beberapa saat Bu Yus menjelaskan, waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa pun tiba.
Ting ding ding ding...
SAATNYA PULANG.
Bel terakhir hari ini. Menandakan ini jamnya untuk pulang.
Cuman mau kasih tau, cara baca Line itu bukan 'lain' tapi 'Li-ne'.
Jangan lupa dukung aku yaa;)