"Semoga saja harapanmu akan terkabulkan, Rei. Dewa akan mendengarkan harapanmu," ucapnya kepadaku. Ku anggukkan kepalaku sembari berterima kasih. Dia pun mempersilakan aku untuk membaca isi ema yang dia tulis.
"Aku harap Rei segera sembuh dari penyakitnya," bacaku. Aku melirik Miyazaki. Dia hanya tersenyum.
"Lagi-lagi kau hanya mendoakan orang lain. Terima kasih," kataku sembari menghadapkan tubuhku ke arah Miyazaki. Gadis ini kembali menganggukkan kepalanya. Kami pun saling pandang. Entah kenapa aku sulit sekali mengalihkan mataku dari tatapan matanya itu. Tanpa sadar, aku memajukan langkahku lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya. Terlihat jelas dia membelalakkan mata tapi tidak menegurku.
"REIREI!" Dengan cepat aku menjauhi Miyazaki. Sial! Aku sangat terkejut mendengar teriakan Ken. Sepertinya Miyazaki juga memundurkan tubuhnya.
"Reirei, ku kira kau sudah pulang. Setelah ini kami akan langsung pulang. Apakah kau sudah selesai berdoa?" tanyanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com