Ternyata kami dibawa ke sebuah rumah. Kami pun menatap mobil yang tadi menjemput kami yang kini pergi menjauh. Ayah menyuruhku dan Fievero untuk masuk ke dalam. Tampak tak asing, apakah sebelumnya aku pernah ke sini? Ayah pun memerintahkan kami untuk duduk di sofa, sedangkan dia akan mengambilkan minuman untuk kami.
"Apakah kau mengingatnya, Reizero?" tanya Fievero saat aku terus memandangi ruangan ini.
"Tidak, hanya terasa tidak asing," jawabku.
"Seingatku kau pernah tinggal di sini," katanya. Aku menatap dia.
"Sungguh? Pantas saja rasanya tidak asing," balasku. Dia hanya mengangguk saja. Ayah menaruh tiga minuman dan satu piring camilan di atas meja lalu duduk tak jauh dari kami.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com