"Itu tidak benar, Rei. Kau memiliki keberanian untuk melawan, hanya saja cara yang Papamu lakukan membuatmu tidak berkutik. Jika aku menjadi dirimu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama walau aku memiliki keberanian untuk melawannya." Aku tersenyum mendengar ucapan Miyazaki. Entah kenapa, terdengar menenangkan. Ya, aku tahu, dia hanya berusaha untuk menyangkal kebenaran yang disampaikan oleh Hotaka. Meski begitu, aku senang mendengarnya.
"Terima kasih, Miyazaki," balasku. Dia hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Rei, ada yang ingin ku katakan kepadamu, tetapi tidak sekarang. Nanti saja," ucap Arata membuatku menoleh.
"Baiklah," balasku. Dia mengangguk. Mereka pun saling membicarakan hal yang tidak begitu penting bagiku. Sementara aku hanya memperhatikan mereka saja sembari tertawa sesekali ketika ada hal yang lucu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com