Aku memberontak, berusaha untuk menghindari air yang mengucur ke seluruh tubuhku. Tangisanku memecah dan ku biarkan air mataku mengalir.
"AAARRRGGGHHH PANAS! PANAS!" teriakku dengan kencang. Papa hanya tertawa tanpa mempedulikan bagaimana tersiksanya aku. Ku lihat sekujur tubuhku mulai melepuh dan terdapat asap dari kulitku yang sudah memerah. Aku merasa kalau tubuhku seperti terbakar hebat. Rasa panasnya dapat ku rasakan ke dalam diriku dan seakan-akan melahapku secara perlahan. Sungguh, aku tidak bisa menahannya lagi. Aku terus berteriak tanpa henti.
"REIZERO! REIZERO, SADARLAH! REIZERO!" Aku tersentak ketika seseorang menguncangkan tubuhku. Hotaka, pria itu ada di depanku dengan raut wajah paniknya. Kedua tangan dia menyentuh bahuku. Segeralah aku mengelilingi pandanganku untuk mencari keberadaan Papa. Dia tidak ada di sini? Apakah orang itu sudah pergi?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com