Minggu ini Ayudia banyak kerjaan di tempat dia bekerja. Manajer cafe sudah menugaskan dirinya untuk mengatasi semua pesanan di rumah salah satu ibu sosialita kemarin. Tetapi hari ini Ayudia masih di sekolah. Dia sedang membaca buku di perpustakaan sendirian. Sedangkan Manda sedang berada di kantin sendirian karena Ayudia menolak untuk diajak. Karena dia tidak mau ditraktir berkali-kali oleh Manda sehingga Ayudia menghindar dengan alasan ingin menyewa buku di perpustakaan karena jika beli dia tidak punya uang banyak. Manda sudah tidak bisa lagi membujuk Ayudia sehingga dia sendirian saja makan di kantin siang ini.
Saat dirinya sedang asyik membaca buku di perpustakaan, tiba-tiba ada Kenzo yang kini sedang duduk di depan Ayudia. Membuatnya merasa terkejut karena ada Kenzo di depannya yang membuat konsentrasi nya membaca menjadi buyar. Seketika itu juga Ayudia mematung tidak berani bergerak karena merasa sangat malu dan dadanya berdegup kencang tak karuan karena ada Kenzo. Orang yang selama ini dia kagumi dalam diam.
"Ada apa?" tanya Ayudia memberanikan diri sambil menatap Kenzo yang kini sedang menatapnya juga. Mata mereka kini saling beradu pandang. Membuat Ayudia buru-buru melepas pandangannya tersebut karena merasa salah tingkah.
"Mau nemenin lo baca lah. Gimana pertanyaan gue yang kemarin? Udah ada jawaban?" tanya Kenzo menagih janji Ayudia untuk menjawab pertanyaannya yang kemarin menyatakan cinta pada Ayudia. Karena Kenzo tidak ingin jika Ayudia mengulur waktu terlalu lama tanpa ada kejelasan.
"Soal itu aku…," ucap Ayudia yang masih menggantung kalimatnya. Dia sendiri bingung harus menjawab apa karena dia takut jika kedua orang tua Kenzo dan semua teman yang ada di sekolah menghina dirinya karena tidak pantas berhubungan dengan Kenzo.
"Nggak bisa jawab? Atau lo mau nolak gue? Gue nggak main-main soal perasaan gue ke lo, jadi apa yang buat lo ragu ke gue?" tanya Kenzo yang meyakinkan Ayudia agar benar-benar merasa yakin dengan apa yang dia ucapkan kemarin. Padahal semua itu hanyalah bohong bekala, andai Ayudia tahu pasti dia akan sangat sedih jika dirinya hanya dipermainkan oleh Kenzo.
"Bukan gitu, cuma aku ngerasa nggak pantes aja jadian sama kamu. Kamu tau sendiri kan kalau aku orang miskin dan murid beasiswa di sini," sahut Ayudia sambil menunduk karena malu dengan perbedaan status yang begitu menonjol.
"Nggak usah mikirin itu karena gue tulus suka sama lo," dusta Kenzo semakin ingin membuat Ayudia merasa kagum padanya dan terharu.
Kenzo lalu mendekat pada Ayudia yang kini sedang duduk. Lalu posisi Kenzo saat ini begitu dekat dengan Ayudia sehingga membuat jantung Ayudia berdetak tak karuan. Karena jarak Kenzo begitu dekat hingga kini dia mengikis jarak, napas Kenzo terasa hangat di wajah Ayudia. Membuat Ayudia merasa sangat panik.
"Mau apa kamu Kenzo? Ini di perpustakaan tolong jangan bertindak konyol," ucap Ayudia yang takut jika Kenzo akan mencium bibir nya lagi seperti waktu di hutan malam itu.
Kenzo tidak peduli dengan ucapan Ayudia barusan. Hatinya benci dan ingin mempermainkan Ayudia, namun saat melihat bibir Ayudia membuatnya merasa tergoda seakan bibir itu terasa sangat candu baginya.
Posisi Ayudia sangat pojok sekali sehingga tidak kelihatan dari arah manapun jika dia saat ini sedang bersama dengan Kenzo. Gerakannya terkunci karena Kenzo sudah mendekap kedua tangannya dan kini bibirnya sudah menempel pada bibir Ayudia. Membuat Ayudia ingin menolak namun tenaganya kalah, tidak sebanding dengan tangan kekar Kenzo. Kenzo melumat bibir Ayudia sehingga membuat Ayudia hanya diam saja menikmati ciuman Kenzo yang membuat dirinya melayang.
Saat dirasa Ayudia kesulitan bernapas karena berkurangnya pasokan oksigen, Kenzo kemudian melepas ciumannya dan mengusap bibir Ayudia yang basah karena saliva. Lalu Kenzo menatap Ayudia yang sedang menunduk malu karena ulahnya.
"Lo nggak bisa nolak gue karena lo udah jadi milik gue. Ga boleh nolak, karena gue suka sama lo," ucap Kenzo dengan penuh penekanan yang membuat Ayudia langsung mendongak karena terkejut mendengar ucapan Kenzo barusan. Dia tidak menyangka jika Kenzo akan memaksa dirinya untuk menerima cintanya.
"Kamu nggak bisa maksa seenaknya Kenzo. Aku takut nerima cinta kamu karena perbedaan kita sangat jauh sekali. Oleh sebab itu aku nggak bisa…." Belum sempat Ayudia bicara, Kenzo sudah memotongnya terlebih dahulu karena dia tidak ingin mendengar penolakan dari Ayudia.
"Gue nggak peduli. Mulai detik ini lo jadi milik gue," ucapnya lagi yang memaksa Ayudia sehingga membuat Ayudia hanya bisa diam saja.
"Tapi apa nggak apa-apa kalau semua tahu tentang status kita? Apa kamu nggak malu?" tanya Ayudia memastikan. Entah dia harus senang atau tidak karena orang yang dia senang akhirnya menyatakan perasaan padanya. Membuat Ayudia merasa dilema.
"Paling lo yang bakal dibully." Namun ucapannya itu hanya diucapkan Kenzo dalam hati.
"Nggak apa-apa, buat apa malu?" tanya Kenzo seolah dirinya adalah orang yang paling cinta dengan Ayudia. Namun kenyataannya, dia adalah orang yang membenci Ayudia dan dia hanya ingin bermain-main saja dengan Ayudia tanpa sebuah keseriusan.
"Baiklah, mulai sekarang kita resmi pacaran," sahut Ayudia sambil tersenyum lebar pada Kenzo. Dan Kenzo tentu saja senang pada Ayudia menjawab pertanyaannya dan menerimanya secepat itu.
Kenzo lalu langsung memeluk Ayudia sehingga membuat Ayudia terkejut karena mendapat pelukan dari Kenzo. Wangi aroma maskulin ditubuh Kenzo tercium jelas di hidung Ayudia. Sehingga dia merasa tambah kagum dengan Kenzo.
Lalu Kenzo melepas pelukannya tersebut dan kembali menatap Ayudia.
"Terima kasih ya udah mau nerima cinta aku." Kenzo berterima kasih pada Ayudia karena sudah mau menerima cintanya. Ayudia hanya mengangguk sambil tersenyum.
Bersamaan dengan itu bel masuk pelajaran ketiga sudah berbunyi sehingga membuat Ayudia segera bergegas meninggalkan perpustakaan tersebut. Kenzo berjalan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh Ayudia di belakangnya. Ayudia masih tidak menyangka jika orang yang dia kagumi dalam diam akhirnya kini menjadi kekasihnya. Membuat perasaan Ayudia berbunga-bunga. Setelah ini Ayudia bingung harus berkata apa pada Manda tentang hubungannya dengan Kenzo. Karena dia tahu jika Manda pasti akan protes pada dirinya jika jadian dengan Kenzo. Manda sedikit tidak suka pada Kenzo karena sikapnya yang arogan. Namun menurut Ayudia, Kenzo tidak seperti itu.
***
Siang harinya, seperti biasanya Ayudia tidak langsung pulang karena besok malam dia harus membantu pesanan di salah satu rumah pelanggan yang ingin mengadakan acara arisan sekaligus ulang tahun anaknya. Hari ini Ayudia juga ikut menyiapkan serta mngontrol bahan utama untuk menu besok. Jangan sampai semuanya kurang sampai tiba waktunya.
Pulang sekolah ini, Ayudia berjalan kaki menuju ke resto dan cafe. Saat Kenzo ingin mengantarnya Ayudia langsung menolak. Saat Ayudia berbicara, ada Manda yang melihat interaksi keduanya dari kejauhan. Membuat Manda curiga ada hubungan apa Ayudia dan Kenzo.