webnovel

POSSESSIVE - Akan Berbeda

"Jangan banyak omong!"

Bugh

Semula Arkan berniat untuk menampar Retta dan sudah melayangkan tangannya tepat ke arah pipi Retta, tapi dengan seketika Rey Putra menendang tubuh bagian samping Arkan.

"Jangan berani main fisik sama cewek gue!" tekan Rey sambil menatap Arkan yang sekarang posisinya sudah cukup jauh sebab sudah terkena tendangan darinya barusan.

Ya Tuhan, kaget gue.

Retta memang semula sudah memejamkan matanya saat Arkan yang terlihat hendak menamparnya, tapi dengan seketika dia mendengar suara pukulan yang diikuti dengan suara Rey yang seperti ini.

Melihat Arkan yang melangkahkan kakinya maju ke arahnya, Rey juga melangkahkan kaki dan berhadapan dengan Arkan. Tatapan mereka sama-sama tidak bersahabat.

"Lo di sini mau bela anak Permata itu?" tanya Arkan sambil menunjuk ke arah Reynard yang sekarang berada di samping Retta.

"Gue membela cewek gue!" jawab Rey dengan nada yang belum kembali datar.

Sangat terlihat kalau Rey begitu tidak suka dengan apa yang sudah Arkan lakukan. Sepertinya dendam yang Rey miliki pada Arkan tidak akan hilang begitu saja.

"Sekarang mau lo apa hah?!" tanya Arkan yang setengah menantang Rey sambil mendorong Rey dengan kencang.

"Lo mau apa?!" tanya balik Rey juga mendorong Arkan.

Sebuah tinjuan hendak Arkan layangkan, tapi berhasil ditahan oleh Rey yang pada akhirnya mereka berdua berkelahi dan 4 orang dari mereka berniat untuk menyerang Reynard, tapi Retta juga ikut berkelahi.

Di saat Arkan yang sedang bersama dengan Rey Putra satu lawan satu, karena urusan pribadi mereka, lain hal dengan Retta dan juga Reynard yang menjadi satu lawan dua.

Sepintas Rey melihat kalau Retta yang sedang berkelahi, membuat Rey semakin yakin kalau Retta yang dulu diam saja dan lebih memilih mengalah saat bersama dengan Arkan, karena sudah tertutupi oleh rasa suka yang Retta miliki pada Arkan.

Bugh!

Sebuah tendangan kencang Reynard berikan pada Arkan dari arah belakang yang membuat Arkan tersungkur, semula Reynard sudah selesai dengan mereka dan cukup tidak suka pada Arkan.

"Gak usah so jagoan, mentang-mentang di kandang!" tekan Reynard sambil menatap Arkan rendah.

Satu persatu dari ke-lima orang itu Reynard perhatikan dengan tatapan yang tidak suka, tapi tatapan tajam milik Reynard begitu dia keluarkan saat menatap Arkan.

"Dia udah jadi cewek gue. Dia yang sekarang akan gue pastikan berbeda dengan dia saat bersama dengan lo!" tekan Rey yang penuh dengan keyakinan kalau dia bisa membuat Retta menjadi dirinya sendiri yang sepertinya berbeda dengan Retta yang saat bersama dengan Arkan.

Retta melirik ke arah di mana Reynard berada dan kemudian beralih melirik ke arah di mana pacarnya berada. Beberapa saat Retta memperhatikan mereka.

Gue punya cowok gini amat ya? Terusik dikit ngamuknya gak ada obat.

Sebelumnya memang Retta tidak pernah secara bersama dengan Rey dan juga sepupunya seperti ini, apalagi saat mereka sama-sama marah di waktu yang bersamaan.

"Udah yuk ah pergi dari sini, ngapain ngurusin orang yang gak penting." Retta sudah tidak ingin kalau ada sebuah perkelahian lagi di sini.

Melihat bagaimana Reynard dan juga pacarnya yang sudah emosi, tidak mungkin Retta memilih untuk membiarkan mereka terus-terusan berada di tempat yang sama dengan Arkan.

Mungkin ada sebuah rasa tidak rela dalam diri Retta saat melihat bagaimana pacarnya dan juga sepupunya yang menghabisi Arkan, tapi hal itu masih bisa dia sembunyikan.

Sudah bukan saatnya gue kasihan dan juga membela lo.

Retta melangkahkan kaki bersama dengan Reynard dan juga Rey yang ikut melangkah di belakangnya. Sengaja Retta pergi lebi awal agar mereka mengikutinya.

*****

"Kalian gak papa?" tanya Retta sambil memperhatikan wajah pacar dan juga sepupunya yang terdapat beberapa luka, terlebih di wajah Reynard yang terdapat luka lebih banyak, karena semula juga berkelahi lebih lama.

Dengan begitu santai Reynard dan juga Rey Putra menganggukkan kepalanya tanpa memikirkan luka yang sudah mulai mereka rasakan sakitnya.

"Lo bagaimana?" "Lo gak papa?" tanya Rey dan juga Reynard bersamaan sambil memandangi wajah Retta.

Sejenak Retta terdiam terlebih dahulu saat mendapatkan pertanyaan yang seperti itu dan tak lama kemudian Retta menjawab, "Gue gak papa, santai aja."

Semula Retta berniat untuk menemui Reynard yang katanya sudah berada di depan SMA-nya, tapi sampai di tempat yang sudah Reynard katakan, dia tidak melihat keberadaan sepupunya.

Rey yang melihat Retta masih berdiri, padahal semula mengatakan akan pulang menjadi menghampiri Retta dan menanyakan alasan kenapa Retta belum pulang.

Sampai akhirnya Retta bertanya pada siswi yang ada di sana dan mereka mengatakan kalau memang ada anak Permata yang semula di sini sampai akhirnya mereka pergi bersama dengan Arkan dan teman-temannya.

Mengetahui semua itu, Retta sudah tidak tenang sampai akhirnya Retta berjalan menuju ke sebuah tempat yang kemungkinan mereka gunakan sampai akhirnya mereka melihat Reynard yang sedang berkelahi dengan 5 anak Garuda.

"Ya sudah sekarang pulang," ujar Rey saat mendengar sebuah jawaban kalau Retta tidak apa-apa.

"Dia sama gue," ujar Reynard menggunakan nada bicara yang begitu datar.

Rey melirik ke arah di mana Reynard berada, rasanya dia ingin menolak, tapi dia tahu kalau semula Retta bersama dengan Reynard. Dengan berat dia menarik napasnya dalam-dalam.

"Iya, sekarang gue pulang sama sepupu gue." Retta berucap agar mereka tidak bertengkar sekarang, karena kalau sampai bertengkar, Retta tidak tahu bagaimana memisahkan mereka.

"Besok sama gue."

Kalimat itu keluar dari mulut Rey Putra dengan nada yang begitu datar, tapi mampu membuat Retta melirik dengan seketika dan memperhatikan pacarnya dengan tatapan yang tidak percaya.

"Hah? Maksudnya? Lo mau jemput gue besok? Gak usah lah. Gue bisa sendiri kok, lagi pula sekarang gue sedang malas bawa kendaraan makanya gue memilih untuk bersama deng—

"Gue tidak menerima penolakan."

Ekspresi Rey begitu datar saat dia baru saja memotong kalimat Retta yang sepertinya masih banyak kata yang belum keluar, dia tidak ingin mendengar hal itu.

Hal yang dia inginkan adalah besok Retta berangkat bersama dengannya dan pulang juga bersama dengannya, dia tidak ingin mendengar Retta menolak perkataannya.

"Agak maksa ya?" Retta terus memperhatikan Rey dengan tatapan yang cukup serius.