Mumpung Lizzie tidak ada di ruang tamu itu, dan katanya ia sedang mengantar Martha ke kamar tidurnya untuk tidak ikut campur urusan gadis itu, Thomas memiliki kesempatan untuk menenangkan diri. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat ia melihat kehadiran Lizzie yang tadi sempat mengantarkan teh untuknya. Meskipun ia belum disuruh untuk meminum teh yang disajikan, Thomas sudah menghirup uap-uap teh yang masih keluar. Aroma hangat bunga chamomile menyeruak masuk ke dalam paru-paru dan cukup untuk menenangkan perasaan gugupnya. Sekali lagi ia menghirup dalam-dalam aroma yang menenangkan itu, sebelum ia meniupnya sedikit-sedikit agar ia dapat menyeruputnya. Tidak terlalu pahit, tapi juga tidak terlalu manis. Rasa teh tersebut pas di lidah Thomas.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com