Airin tersenyum.
"Eh, dia bangun!" pekik Bian saat melihat Zidan mulai membuka matanya.
"Oh, iya." Airin ikut excited melihat Zidan yang baru bangun tidur dan mengucek matanya.
"Halo, Sayang…. Gimana tidurnya? Nyenyak, kan?" tanya Airin pada bayi yang ada di gendongannya.
Zidan tersenyum.
"Baik bangett ya bayi ini? Nggak nangis loh dari tadi setelah digendong sama kamu," ujar Bian.
"Iya, sepertinya kita harus punya sendiri deh Mas. Gimana menurut kamu?" tanya Airin.
"Iya, aku setuju banget. Kan dari tadi aku juga udah ngomongin soal ikhtiar kita," jawab Bian sambil mengangkat alisnya sambil tersenyum manis.
Airin terkekeh.
"Boleh nggak kalau aku coba gendong?" tanya Bian yang jadi ingin menggendong Zidan seperti Airin.
"Kamu bisa?" tanya Airin dengan tidak yakin pada kemampuan Bian.
"Bisa. Aku juga beberapa kali udah gendong keponakan aku," jawab Bian dengan yakin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com