webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasi
Peringkat tidak cukup
377 Chs

Bagian 138

Perlakuan Bian pada Airin benar-benar sudah seperti perlakuan tuan pada budaknya, sudah tidak lagi seperti suami istri pada umumnya.

"Pemalas? Maksud Mas Bian apa?" tanya Airin yang mulai tersulut emosi karena apa yang sudah dia lakukan tidak dihargai oleh Bian.

"Mas Bian ini sadar tidak? Selama ini aku mengurus rumah sendirian tanpa ada bantuan asisten rumah tangga atau bantuan dari Mas Bian. Mas tidak menyadari itu?" tanya Airin yang langsung bisa menguatkan diri untuk menjawab Bian yang sudah dirasa semakin keterlaluan.

"Wah… hebat! Sudah berani mengungkit-ungkit pengorbanan sendiri," kata Bian sambil bertepuk tangan.

"Mas, aku tidak mengungkit. Aku hanya ingin Mas sedikit melek terhadap apa yang sudah aku lakukan selama ini," ujar Airin dengan sangat emosional.

"Hahaha… apa sih? Apa sih yang sudah kamu lakukan? Kamu itu tidak melakukan apa-apa, Rin? Kamu itu masih bergantung sama aku," ujar Bian yang semakin menyakiti hati Airin.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com