"Maika... kau.."
"Nii-chan, aku diperbolehkan untuk membantu mu saat ini, namun hanya aku."
"Rasanya seperti Deja Vu ya."
"Saat melawan kristal hitam ya."
"Shiro-nii, aku kembali."
"Aku sudah tau kalau kamu takkan mati beneran." Shiro berjalan mendekati Maika.
"Atas nama dewi kehidupan, aku, Specia, memberi mu 1 kali lagi kesempatan untuk membantu shiro, ingat, jangan cepat mati ya, jika tidak, dia akan bunuh diri karena depresi." Specia tiba tiba muncul di belakang mereka berdua, tampang cantiknya seakan akan membuat dunia yang sedang mendung ini menjadi cerah.
"Dewi specia?" shiro melirik dewi specia yang ada di belakang nya,
"nah shiro, bertarunglah dan cepat tuju kuil dewa iblis itu." specia menghilang dari pandangan dan tentu saja tujuannya hanyalah memberi semangat pada shiro, itu saja tak kurang tak lebih.
"wah wahh, satu lagi keponakanku, hahaha ini akan menyenangkan." gin menghunuskan pedang besar nya. "paman gin, biar maika bertanya, apakah 2 tahun sebelum tragedi itu paman dan yuuka nee-chan sudah tak berpihak pada kami?" maika mencabut katana adamantium nya.
"ya, tepat sekali, lalu akulah yang menyuruh gaadis itu untuk tinggal di rugio supaya bisa mengawasi kalian semua."
"lalu, mengapa yuuka nee-chan terlihat sangat menyukai shiro nii, bahkan maika bisa merasakan ada sebuah perasaan cinta yang mengalir di aliran mana yuuka nee-chan."
"entahlah, sepertinya bocah itu memang jatuh hati pada shiro, menjijikkan."
.
"tcih, mari kita akhiri sandiwara ini, GIN!!!" shiro benar benar terbawa emosi dan segera menyerang gin dengan pedang kembarnya. "kau benar benar payah."
TRANG!
TRANG!
seperti biasa mereka beradu pedang dengan kecepatan diluar nalar, bahkan maika yang diutus dewi specia pun kebingungan apa yang harus ia lakukan sekarang. "nah, bagaimana kalau kau hadapi aku, gadis kecil?"
"ksatria hitam wanita, si pembunuh tanpa perasaan ya, sepertinya ini waktunya untuk balas dendam ya."
2 tahun lalu, saat usianya baru 16 tahun, ia dan teman temannya dibantai habis oleh wanita ini.
"ara? kau gadis yang waktu itu ku bunuh ya, mengagumkan..." ksatria hitam wanita alias felien itu mencabut pedang proto clarity rose nya, aura merah muda terpancarkan dari bilah pedang itu.
"dan kali ini, maika lah yang akan memisahkan kepalamu itu."
"mengagumkan, nah, mari kita mulai, Maika."
"akan ku buat kamu tersenyum kesakitan, Felien."
STTTTT
STTTT
SKILL: TENRYU RANSEI!!
SKILL: POEM ON THE WIND
>KOTA SOFYA
"WAHAI 12 DEWA DEWI SUCI, BERILAH SEDIKIT KEKUATAN DEWA DEWI PADA KU, PINO SOFYS LOIZ SANG DEWI KEARIFAN"
kristal mana berukuran besar melayang di atas kuil, perlahan kristal itu mengeluarkan cahaya terang, membuat para warga yang selamat berpindah tempat karena saat ini sofya sudah benar benar diambang kehancuran.Tidak hanya warga yang tak memiliki kemampuan bertarung saja, keiko, kaana, sachie bahkan fumika pun yang mana ia sudah menjadi seorang dewi ikut berteleportasi. "nah, rakyatku, bukan, keluarga ku semua, hiduplah dengan damai di kota baru kalian, aku, pino sofys loiz, tugas terakhirku sudah selesai." Dewi pino duduk sambil menatap langit mendung, hujan turun sdikit demi sedikit membasahi kota sofya yang dipenuhi darah itu.
'Yo, dewi pino, selamat pagi! nah, silakan berikan misi yang menantang padaku, dewi ku!'
"shi..ro.." air mata nya menetes.
'TAKKAN KU BIARKAN! TAKKAN KU BIARKAN KAU MENYENTUH ORANG YANG BERHARGA BAGI KU!! TIDAK LAGI!!'
Kenangan demi kenangan terlinas dibenaknya, senyuman yang saat ini ia tunjukkan memperlihatkan kebahagiaannya selama hidup ini.
Tak lama kemudian, pino menyentuh bibirnya, mengingat saat ia mencuri ciuman pertama shiro waktu itu. "ya, aku sangat bahagia, terimakasih, pahlawan ku, Nishikujou Shiro." dia mengatakanhal itu dengan terbaring lemas tak berdaya disertai suara yang sudah tak terdengar lagi.
"emh..." meraba kalung pemberian shiro dan mengecupnya sebelum akhirnya sang Dewi kearifan benar benar
-
-
-
Tiada.
>KOTA ROKOKO <kota kuno yang sudah tak berpenghuni>
"apa apaan ini, jika kita semua dipindahkan, itu berarti, kota sofya akan tamat!" panik kaana, fumika mencoba menghubungi dewi pino dengan telepati nya. Namun hasilnya nihil, dewi pino tidak menjawab. "nee-chan, gimana ini? sachie mempunyai firasat buruk." sachie yang masih kecil itu menarik pelan pakaian maika.
'dewi cahaya, 12 dewa dewi suci mengadakan pertemuan darurat di serambi dewi kearifan, segeralah datang.' dewi dunkelis melakukan telepati pada fumika. 'baik, dewi kegelapan.'
"keiko-chan, tolong tenangkan warga, fumi menndapat panggilan darurat dan harus segera menuju alam 12 dewa dewi." fumika segera membuat gerbang sihir untuk berteleprtasi. "Nee-chan, jangan pergi!" sachie merengek layaknya anak kecil. Fumika bebalik dan mengelus kepala sachie seraya berkata "sachie, aku hanya akan pergi sebentar, pertemuan 12 dewa dewi adalah hal yang sangat penting, fumi tak bisa melewatkannya, nah, kaana-chan, temani sachie, sampai jumpa." Fumika masuk ke dalam gerbang sihirnya.
>SERAMBI DEWI KEARIFAN
12 dewa dewi suci berbaris rapi sambil menundukkan kepala, termasuk fumika. Jenazah sang dewi kearifan tersimpan rapi di dalam peti. Tidak sedikit diantara mereka meneteskan air mata. Bahkan dewi keadilan kunon sangatlah histeris, kini tiada lagi sang dewi kearifan yang menjadi junjungan 12 dewa dewi suci setelah specia. "dewi pino, kamu memang nakal ya, shiro sama bilang kalau dewi lah yang mencuri ciuman pertama nya. padahal... padahal fumi masih ingin diberi misi oleh dewi.. tapi, demi rakyat yang dewi cintai, dewi rela mengorbankan nyawa sendiri." fumika berbisik pelan. Satu persatu dari mereka menyimpan bunga di atas makam sang dewi kearifan, dewa oritius pun yang selama ini tidak diketahui keberadaannya kini ikut hadir.
Sementara itu, shiro dan maika tak mengetahui atas kematian dewi pino, mereka terus bertarung. 'ah sial.. kalau begini jadinya, aku akan kehabisan waktu, tadinya aku ingin menyerahkan ornlarf pada maika, namun si jalang felien malah muncul.' shiro terus berbicara dalam hati. Keringatnya bercucuran, begitu pula gin, felien dan maika. Kekuatan mereka ber-4 terbilang setara. "kenapa felien? kau terihat sangat lemah." maika tersenyum meremehkan felien. "berisiik... kau akan menyesal karena meremehkanku..." pedang felien kehabisan energi, sumber tenaga dari pedang dan zirah mereka hanya diketahui oleh Brahe selaku penemu benda itu.
"saatnya maika akhiri ini, kekuatan maika jauh lebih baik darimu, karena saat ini, maika mendapatkan pasokan mana yang terbilang bannyak."
Felien sudah tak bisa apa apa, yang ia pegang saat ini hanyalah pedang tanpa mata. 'ya, ini lebih baik daripada dijadikan demi machina oleh ayah.' batin felien.
SIHIR: PAMUNGKAS
JDAAARR!!!!!
Ledakan dahsyat terjadi, bahkan shiro dan gin terkena dampak ledakan itu. "Sial apa ini?" shiro menahan hembusan udara panas dari skill pamungkas adiknya itu.
Tak berselang lama, ledakan dan kepulan asap yang ada di tempat itu menghilang. Namun, sosok felien kini malah dilindungi oleh energi angin yang kuat. Angin, ditempat ini, pengguna teknik angin hanyalah maika dan shiro. Namun, bisa di lihat dari reaksi shiro, sepertinya bukan dialah pelakunya. "maika..?" felien tak percaya pada apa yang baru saja terjadi, maika mencoba membunuhnya dengan skill pamungkasnya, namun maika juga yang menyelamatkannya dari ledakan energi. "kau pasti bertanya tanya, mengapa aku menyelamatkanmu,kan?" Maika berjalan pelan ke arah felien.
"wahai dewi kehidupan, dengan khendakmu, jadikanlah luka yang diterima gadis ini kekuatan, sembuhkan semua luka nya, SKILL: BLESS."
"Mengapa?... akulah yang menyerang desa mu, akulah yang membunuh rekan rekanmu, tapi mengapa...?"
sementara itu shiro dan gin masih saja sibuk bertarung satu sama lain, tanpa mempedulikan drama yang dibuat maika. "felien, asalkan kamu mau berhenti berbuat kriminal, kami, warrga sofya tidak keberatan menerima mu." maika benar benar tersenyum tulus, senyuman yang dapat mengetuk pintu hati felien.
"jangan dengarkann dia, felien, dia hanya pintar berbicara saja, sudah jelas kalau kau mengikutinya yang ada kau akan di hukum mati karenanya." Ksatria hitam bertubuh besar, gwaimol ternyata mengawasi pertarungan mereka semua. "Gwaimol? Sejak kapan kau ada di sana?" felien mencoba berdiri. "felien, jangan dengarkan kata kata orang itu, kau takkan dihukum sedikitpun, percayalah." maika mengenggam kedua tangan felien. "aku... aku percaya padamu,maika." felien melemparkan 1 per satu zirah hitamnya.
"gwaimol, kapten ornlarf, mulai hari ini, aku berhenti dari ksatria hitam, bukan hanya karena prkataan maika, namun, aku teringat pada mantan ksatria hitam, pria itu sangat mencintaiku, dan dia berkata kalau ultimea sudah tidakberes, aku menyetujuinya, namun, waktu itu aku sangat takut karena itu aku tetap mengikuti perintah, namun, saat ini aku memberanikan diri, aku, akan benar benar berhenti." felien menutup matanya.
seketika itu gin dan shiro menghentikan pertarungan sengit mereka itu. "Kau bercanda, Felien." Gin memasang ekspresi marah. "Aku tak pernah bercanda, kapten. Shiro, aku tau kau memiliki cadangan senjata, pinjamkan aku satu."
"Ini?untuk apa?"
"tidak usah berbasa basi.Nah, cepatlah!' Tegas nya. Setelah itu, shiro langsung melemparkan 1 dari 2 pedang cahaya nya. "Pedang yang indah, shiro, pergilah dari sini, cepat capai tujuan utama mu! biar aku dan maika yang menghadapi Kapten dan Gwaimol. "kau yakin?" shiro memastikan, felien tersenyum tulus, ya, ini adalah senyuman tulus pertama feliepkun. "Selama hidupku, akku tak pernah bercanda, Nah, pergilah!"
"Baiklah, maaf merepotkan, setelah ini selesai, aku akan meminta dewi pino untuk memberikan penghargaan atas keberanianmu ini, Maika, jangan sampai mati lagi ya!!"
berlari ke arah utara, ke pegunungan iblis, di sanalah tujuan shiro akan tercapai
>KOTA RUGIO
Para penduduk desa kini sudah mendapat ketenangan, ,mereka memilih rumah yang terbengkalai dan layak huni sebagai tempat tinggal mereka. Keiko tersenyum puas karena ia berhasil menghilangkan keresahan para penduduk. Namun, tak butuh waktu lama, Fumika datang dan memeluknya sambil menangis pelan. Keiko tersentak kaget, ia ingin bertanya pada sahabatnya ini, apa yang terjadi? namun, menurut keiko lebih baik saat ini ia tenangkan dulu fumika.
15 menit berlalu, Sachie datang menghampiri fumika dan keiko, "onee-chan kenapa?" polosnya.
'mungkin ini saat nya, fumi harus memberitahu mereka."
"Ikuti fumi, kumpulkan semua warga sofya ke alun alun."
"Dimengerti."
>ALUN ALUN
"Para penduduk sofya sekaligus teman dan saudara fumi, fumi... saat ini fumi mendapat kabar duka." fumi mennghela nafas, mencoba untuk tidak menangis didepan umum. Para warga berbisik bisik, kabar duka? apa yang terjadi? kenapa sang dewi kearifan tidak terlihat? itulah pertanyaan yang dilontarkan para penduduk.
"saat ini, kita semua kehilangan sosok yang kita semua cintai, sosok yang selalu melindungi kita semua, sosok yang selalu mengobati orang orang tanpa meminta bayaran, sosok yang bijaksana, Dewi kearifan, Pino Sofys loiz, beliau sudah menyelesaikan tugas terakhir nya dengan baik, namun, kita kehilangan beliau selama lamanya."
Hening
BRUK!
Keiko terduduk, benar benar tak menyangka apa yang terjadi pada orang yang sudah menyelamatkannya dari monster yang hendak membunuhnya dulu.
"Dewi... Pino.."
BERSAMBUNG