"Huh?" Mungkin jika itu Anna yang dulu ia akan menerimanya. Gadis polos yang selalu percaya pada senyum yang manis, Anna yang dulu selalu percaya pada sikap dan bahkan ucapan manis para pria; Bagai lebah yang selalu terikat untuk mencari nektar.
Tapi untuk sekarang Anna bukanlah gadis polos yang dulu, Anna tak mudah dikelabuhi, hubungan baik apanya?
Anna menyeringai singkat, "Hubungan baik Daniel? Jangan bercanda, satu-satunya yang bikin hubungan kita buruk adalah lo."
Entah situasi apa yang dapat diciptakan Anna sekarang, gadis itu menatap sinis seakan memberi peringatan. Jemarinya mengisyaratkan agar Daniel menjauh, hal itu membuat Daniel berdigik ngeri sambil meneguk salivanya.
Dia benar-benar bukan Anna yang dulu terlihat lembut dan manis, ini sangat berbeda seperti anak anjing yang berevolusi menjadi serigala. Perubahan yang drastis, hal ini menjadi bukti bahwa Anna selama ini bertahan hidup dengan sangat kuat.
"Minggir dari hadapan gue sebelum gue habisin lo." Suara Anna penuh tekanan dan intimidasi yang kuat, benar, ia takkan segan menghabisi Daniel sekarang. Gap yang diciptakannya terlalu jauh.
Anna meninggalkan Daniel di tempat. Daniel merasa sedikit frustasi, rambutnya diusak kasar, dia mendengus dan menendang ban mobil sekitar, "God dammit! She's to strong."
Daniel melihat punggung Anna yang kian menjauh, jarak yang dibuat Anna terlalu jauh dari pandangan dan dirinya tapi dalam diri Daniel bertekad akan sesuatu. "Aku ga akan lepasin kamu Anna, aku akan selamatin kamu dari dunia gila ini."
***
Kota ini menjadi yang terbesar di salah satu negara, dibagi menjadi 5 daerah.
Utara, selatan, timur, barat, dan tengah.
Tadinya semua bisnis berpusat pada satu perusahaan bernama,
Fos Ryulian. Fos diambil dari bahasa Yunani yang artinya cahaya sedangkan Ryulian adalah gabungan dari 2 pengusaha muda yang sukses menjadi pelopor bisnis di daerah ini.
Daerah yang kecil lama kelamaan meghasilkan banyak bisnis yang besar, memiliki banyak anak perusahaan dan industri. Mereka semua maju dengan Fos Ryulian sebagai cahaya penuntun mereka, penerang mereka.
Tapi siapa sangka cahaya Fos Ryulian akan redup ketika salah satu dari 2 pengusaha berusaha memonopoli semua daerah sendiri.
Mereka terpecah, sebelumnya perang dingin yang selalu muncul diantara 2 kubu ini. Ryulian terpecah, kabar segera meluas, polisi tak turun tangan karna disogok uang, pertarungan jalanan dan kerusakan parah yang tak bisa dihindari.
Mati, kalau salah satu dari mereka mati akan menang. Ryulian yang pada dasarnya 2 kubu dari keluarga Ryuzuki sebagai Ryu dan Lian dari keluarga Maximellian.
Mereka berperang tanpa henti, pertarungan membawa nama keluarga turun termurun terjadi sampai seorang anak muda dari keluarga Maximellian membuat kesepakatan.
"Mari kita bagi daerah kekuasaan." Katanya.
Daerah utara dan selatan dipimpin oleh keluarga Maximellian.
Sedangkan, Daerah barat dan timur dipimpin oleh keluarga Ryuzuki.
Sisa daerah tengah, para pemimpin dari 2 keluarga, anak unggul mereka bertanding secara sportif. Pengetahuan dan yang terakhir pertarungan.
Di ring MMA yang disaksikan banyak orang, pertarungan legal yang membawa nama keluarga. Pihak Ryuzuki harus kalah telak karna kekuatan anak muda Maximellian yang tak tertandingi.
Anak muda dari Maximellian mendadak terkenal, beritanya tersebar dimana-mana dengan cepat. Dia bukan iblis melainkan raja, dia ditakuti, dia disegani dan dihormati. Dia bagai pahlawan yang menyelamatkan kegelapan perang di daerah ini. Cahaya baru yang menerangi semuanya.
"Semuanya selalu tunduk padaku." Dia dijuluki Black Monarch.
Kepemilikan daerah saat ini, [ Utara, selatan, tengah ] - Maximellian group
[ Barat dan timur ] - Ryuzuki group
Itu hanya cerita lama dan disinilah Anna, bekerja di unit perusahaan Maximellian group yang ada di daerah selatan.
Dan sekarang pria yang memiliki banyak topeng, Johan Dresta sedang berhadapan dengan 7 Deadly Sins- Investror di satu meja.
Mereka dikenal sebagai para invenstor yang sulit diajak kerja sama. Tak pernah menanam modal apapun di perusahaan daerah ini.
Pride -[Kesombongan] mempersilahkan Johan agar duduk, "Jadi tuan muda Johan Dresta, ada perlu apa mengumpulkan kami semua disini?" Pria yang amat teramat sombong akan dirinya sendiri namun dia sangat berwibawa, mereka semua terlihat tak terlalu tua tak seperti yang Johan bayangkan sebelumnya.
Cukup tampan juga wajar saja dia mendapat gelar pride, segala hal miliknya patut disombongkan.
"Pride kamu sangat menawan hari ini gimana kalau kerja di Magenta Magazine? Jadi model gitu, kurasa dengan wajahmu kamu akan laku." Tutur Johan, sebenarnya itu hanya gurauan untuk menghangatkan suasana namun semuanya menjadi riuh.
"Ah~ apa ini, Johan suka cowok ternyata, aku sedih.. padahal aku bisa main lebih bagus." Lust si nafsu mendengus kecewa dan yang lain ikut campur suara.
"Selera lo bagus juga bang haha." Greed tertawa di pojok.
"Ah maksudku bukan gitu." Johan kelihatan panik sendiri, niatnya menghangatkan suasana malah jadi tak karuan, makin kesini makin kesana.
Pride menenangkan semuanya dengan sedikit menggebrak meja, "Cukup." Suara baritonnya membuat semua orang di ruangan terdiam.
"Maaf pride maksudku ga gitu, aku cuma-" Johan gelagapan menjawabnya, "Aku suka cewek kok, aku punya orang yang aku suka, aku suka kak Anna." Kebiasaan blak-blakan Johan muncul dan hal itu tak bisa dihindarinya.
Celaka, apa yang dipikirkannya menyebutkan nama Anna di situasi sekarang.
Lust [ Nafsu ] salah satu wanita berdiri, "Kamu udah ada cewek ya, aku kecewa, kukira kamu bisa main denganku malam ini. Aku pergi, ga minat." Dengan begitu Lust ingin meninggalkan ruangan.
"Gue juga deh kayanya lo ga punya nilai yang bagus han, perusahaan lo cuma satu dan itu kurang bagus." Greed juga berdiri pergi disusul yang lain.
Ketika Pride berdiri, Johan terkesiap ditempat, "Saya ucapkan terimakasih atas undangannya malam ini, Johan."
"Tunggu-" Johan berupaya mencegat mereka pergi, tak boleh begini, salah satu dari mereka saja harus berpihak padaku. "Apa yang membuat kalian berpikiran mau cepet pergi? Kita bahkan belum bicara banyak."
Pride menunjukkan beberapa dokumen ditempat, "Usahamu Magenta Magazine yang dijalankan di daerah barat dibawah naungan Ryuzuki group itu tidak bernilai."
Pride mendekat kearah Johan, tubuh tingginya melebihi perkiraan Johan. Johan enggan menatap, apakah sekarang ia akan gagal? Akan jadi apa kedepannya nanti.
Pride menatap Johan dengan seksama, "Katakan padaku apa yang bernilai? Apa keuntungannya jika perusahaanmu kuberikan modal? Kalau dilihat bagaimanapun kamu bahkan tak lebih baik dari naungan Maximellian group."
Pride menarik paksa wajah Johan agar menatapnya yang lebih tinggi, pemilik netra hazel itu sedikit ketakutan menatap Pride. "Aku saja tak pernah memberi modal pada Maximellian group yang lebih besar dan lebih bernilai darimu, beraninya kronco kecil sepertimu, jangan blagu."
Johan diam ditempat, Pride menekan wajah terutama pipi Johan dengan kasar. "Sadari posisimu bodoh tapi kurasa memang wajahmu bisa membantu-"
Sesaat tatapan Johan berubah, dia melancarkan beberapa serangan dengan cepat di titik vital Pride dengan jarinya membuat pria yang lebih tinggi itu menangkis dan mundur seketika.
"Nampaknya kau masih belum menyerah ya, apa sekarang ingin bertarung?" Pride membersihkan pakaiannya.
Johan terhuyung sedikit, tak memberi napas pada Pride melemparkan tatapan dan aura yang berbeda. "Kesalahan bodoh kalau kamu meremehkanku." Ujarnya, netra hazelnya seakan menyala menembus ke titik yang akan ditujunya.
Pride menyeringai licik, "Aku baru tau ternyata kau bisa beladiri yang unik." Pride membalasnya dengan mengeluarkan kuda-kuda ditempat.
Semua 7 Deadly Sins-Investor yang akan keluar berhenti mendadak berupaya menyaksikkan pemimpin mereka, Pride, yang akan bertarung. Mereka terbakar rasa semangat dan penasaran, siapa yang akan menang, mereka banyak bertaruh pada Pride.
"Johan, aku akui keberanianmu, apa taruhanmu sekarang?" Pride bertanya, pertarungan tanpa adanya sesuatu yang ditaruhkan seperti kurang bumbu rasanya.
"Aku bertaruh perusaanku, Magenta Magazine, hanya itu yang kumiliki. Kamu bisa dapetin kalau kamu menang, kalau kamu kalah ber-investasilah seumur hidup padaku dasar baj*ngan sombong." Johan yang tadinya takut kini tanpa ampun memaki pemimpin 7 Deadly Sins-Investor dihadapannya.
"Hahaha tawaran yang menarik." Pride tertawa tanda setuju.
Seperti yang kukira, malam ini negosiasi akan jadi semakin menarik. |-Johan