webnovel

06 - Sifat asli dan keberangkatan

Matahari mulai terbit dan membawa hari baru yang berawan. Di dalam ruang makan kediaman keluarga Luke, suasana tegang terasa cukup jelas oleh para pelayan yang berdiri di tempat tersebut. Dart terlihat marah, sedangkan Mavis terlihat gelisah. Alasan mereka berdua terlihat tidak senang tidak lain dan tidak bukan adalah karena anak mereka, Odo yang tidak kunjung ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Meskipun Julia telah diperintahkan untuk memanggil anak itu, tetapi Dart dan Mavis masih belum bisa tenang mengingat gelagat Odo kemarin. Mavis yang duduk di sebelah Dart berdiri, kemudian hendak beranjak pergi memanggil Odo sendiri.

"Tunggu ...!" Dart memegang tangan Mavis dan menghentikannya pergi. "Julia sedang memanggilnya, sebentar lagi Odo juga datang," lanjutnya pria tua tersebut.

"Ta-Tapi ...." Wanita berpakaian gaun mewah berwarna kecokelatan itu terlihat cemas. Sebagai seorang Ibu, sudah sewajarnya Ia merasa khawatir pada anaknya setelah melihat gelagat aneh darinya kemarin. Bahkan sekarang, garis hitam di bawah kantung mata wanita berambut pirang itu terlihat cukup jelas tanda dirinya tak cukup tidur semalam karena terus memikirkan anaknya.

Dart berdiri, kemudian menyentuh lembut pipi wanita itu dengan telapak tangan seraya berkata, "Aku tahu kamu khawatir padanya, tapi tolong perhatikan juga kondisi tubuhmu. Kalau kondisimu memburuk, bukannya Odo juga khawatir?"

Mavis terdiam, kemudian mengingat perkataan Odo beberapa hari yang lalu tentang beban pikiran anak itu yang terus bertambah. Dengan rasa bersalah, Mavis menundukkan kepala dan semakin merasa tidak pantas sebagai seorang Ibu.

"Padahal aku yang selalu di dekatnya, tapi ... aku sama sekali tidak bisa membuatnya bahagia .... Bahkan, saat di depanku ..., anak itu ... selalu memaksakan senyumnya. Dart ..., apa aku masih pantas dipanggil Ibu olehnya?"

Mavis mengangkat wajahnya dan mulai menangis, air mata mengalir melalui pipi dan menetes. Melihat itu, Dart langsung mengusapnya, kemudian memeluk istrinya tersebut.

"Tenang saja ..., kamu ibunya. Entah apapun yang terjadi, kamu akan selalu menjadi ibunya dan dia adalah anak kita. Anak itu mungkin hanya sedang dalam masa labil, dulu kamu sering membaca buku tentang cara mengasuh anak sebelum Odo lahir, 'kan?"

"Ta-Tapi ... sayangku ..., kamu lihat Odo kemarin, bukan? Hawa itu, tatapan itu, dilihat dari mana pun itu bukan sesuatu yang boleh dimiliki anak yang bahkan belum genap berumur sepuluh tahun!"

Dart memeluk Mavis semakin erat dan berharap istrinya itu tidak membahas hal tersebut lagi. Dart sendiri lebih paham dari pada Mavis kalau tatapan Odo yang dilihatnya kemarin sangatlah tidak biasa, itu mirip tatapan seekor monster sihir yang sering berkeliaran di daerah kekuasaannya.

"Anak itu ..., sebenarnya apa yang ingin dilakukannya sampai mengambil Inti Sihir dari monster?"

.

.

.

.

Di depan pintu kamar Tuan Mudanya, Julia berdiri dan terlihat bimbang untuk membukanya. Bukan hanya karena rasa canggung karena Odo pernah melihat sisi memalukannya, tetapi juga karena hawa keberadaan mengerikan anak berambut hitam tersebut yang ia rasakan kemarin.

"Waktu itu ..., aku bahkan tidak bisa bergerak dan hanya gemetar. Kenapa Tuan Odo sampai seperti itu ..., padahal beberapa hari yang lalu dia masih ...."

Julia menunduk, merasa bersalah karena mungkin perubahan tuan mudanya itu disebabkan olehnya. Kedua telinga kucingnya terlihat lemas, dan ekornya bergerak ke kanan kiri dengan penuh kegelisahan.

Dengan segenap keberanian yang ia kumpulkan dalam beberapa menit berdiri di depan pintu kamar, Julia memegang gagang pintu dan membukanya. Setelah melihat apa yang ada di dalam, Ia langsung sangat terkejut karena kamar tersebut terlihat sangat berantakan.

Coretan lingkaran sihir yang dibuat menggunakan tinta hitam memenuhi lantai dan dinding kamar, bahkan pada seprai dan gorden yang tergelatak di lantai terdapat lingkaran sihir yang bentuknya tidak biasa. Pada kamar tersebut juga tercium aroma wangi yang aneh dan aroma mani buah busuk.

"A-Apa yang terjadi ...? Kenapa kamar Tuan Muda ada struktur sihir seperti ini? Tuan Odo, di mana anda? Tuan dan Nyonya memanggil anda di ruang makan! Tolong jangan bersembunyi dan kelua⸻"

Julia melangkah masuk, melihat memindai kamar tersebut sambi menutup hidungnya dari aroma wangi yang bercampur aroma seperti racun. Karena penciumannya tergolong tajam, bau busuk juga tercium tercampur dalam aroma yang Ia cium.

Ia lekas berjalan ke arah jendela dan membukanya, membiarkan sirkulasi udara berjalan dan mengeluarkan aroma tidak sedap yang memenuhi kamar. Saat mengamati kembali tempat itu, dirinya kembali terkejut karena Odo benar-benar tidak ada di manapun.

"Tuan Odo ...? Tuan? Jangan menjahili Mbak Julia dan cepat keluar! Ibu dan ayah anda sudah menunggu di ruan⸻"

Sebelum dirinya menyelesaikan perkataan, Julia benar-benar sadar kalau ruang itu benar-benar tidak ada siapa pun selain dirinya sendiri. Menyadari hal tersebut, wajannya memucat seketika, rasa takut mengusai karena harus memberitahukan hal tersebut pada Mavis dan Dart.

"Ba-Bagaimana ini ....?"

««»»

Beberapa kilometer ke arah selatan dari Mansion kediaman keluarga Luke, di antara pepohonan di dalam hutan terdapat sebuah tempat Perkemahan di lahan terbuka. Itu merupakan markas sementara yang digunakan untuk ekspedisi Dunia Astral. Walaupun ekspedisi telah gagal, tetapi semua tenda kulit yang ada masih belum dibongkar dan para prajurit yang selamat masih terlihat lalu-lalang.

Tenda-tenda yang jumlahnya lebih dari ratusan itu dibangun melingkar memenuhi lahan rerumputan luas, dengan beberapa tenda berfungsi sebagai tempat penyimpanan perlengkapan atau gudang makanan.

Tepat di tengah-tengah daerah perkemahan yang cukup luas tersebut, terdapat sebuah Altar selebar dua belas meter dengan dua belas pilar marmer yang mengelilinginya. Itu merupakan gerbang sihir ke Dunia Astral, sebuah medium untuk mengirim objek atau orang dalam kuota tertentu menggunakan struktur sihir kuno ke alam para Roh.

Pada daerah pepohonan di luar perkemahan, Odo bersandar pada pohon dan bersembunyi pada semak-semak mengamati markas dengan suasana kelam itu. Wajah yang murung, semangat yang hilang, dan wajah sedih kehilangan rekan, ada berbagai macam ekspresi yang terlihat dari para prajurit yang ada. Tetapi, dari mereka tidak ada yang terlihat senang ataupun semangat.

"Ya ..., itu wajar mereka semua terlihat mati seperti itu .... Tapi, jujur saja untung aku pernah membuntuti Dart saat ekspedisi pertama. Kalau mereka tidak mengganti tempat untuk Transit, berati pilar di sana memang benar gerbang Dunia Astral ya ...."

Odo lekas memanjat pohon berdaun lebat dan duduk di cabangnya. Dari atas, Ia mengamati daerah perkemahan para prajurit dan mencari rute menyusup untuk pergi ke tenda utama di dekat Altar.

"Penjagaannya ... lembek sekali .... Ya, aku tidak peduli juga sih, ini malah menguntungkanku."

Odo meningkatkan tekanan sihir pada skala minimal, kemudian mulai merapalkan sebuah mantra sihir cahaya, "Di dalam aliran cahaya, yang menunggu dunia yang seperti aku inginkan. Jiwa tak bisa ditipu, tetapi bentuk dan wujud merupakan hal bias. Bentukku pun bias, oleh karena itu bentuk ini bisa berubah sesuai kehendakku ..., Mimikri."

Dalam hitungan detik, partikel-partikel cahaya redup menyelimuti tubuh Odo secara keseluruhan. Setelah partikel menghilang, sosok Odo berubah menjadi sosok ayahnya, Dart Luke yang mengenakan pakaian persis saat pria itu terakhir dilihat olehnya.

Mimikri merupakan sihir elemen cahaya dimana memanipulasi cahaya di sekitar pengguna untuk membuat ilusi visual dan mengubah bentuk pengguna sesuai kehendak secara visual, dengan kata lain hampir seperti bunglon sifatnya tetapi pada tingkat ekstrem, karena bukan hanya warna yang berubah tetapi bentuk juga berubah penuh secara visual.

"Hem, sepertinya berhasil meski ini pertama kalinya aku meniru wujud Ayah. Baiklah, sekarang tinggal suara ...."

Odo memegang lehernya sendiri, kemudian menyuplai Mana ke dalam pita suara dan menggunakan sihir manipulasi suara. Ia mengetes suara dengan berbicara nada vokal, setelah dikira mirip dengan suara Dart, Odo mematenkan frekuensi sihir suara tersebut untuk sementara menjadi dasar suaranya.

Setelah mendapat penyamaran yang dirasa tepat, Odo turun dan berjalan di daerah Perkemahan tersebut. Beberapa orang memberi hormat dan menyapa Odo yang sedang menyamar menjadi Dart, Ia memberi balasan sesuai karakter dan sifat ayahnya.

Tujuan Odo bukanlah langsung ke Altar Gerbang Dunia Astral, tetapi ke salah satu tenda yang merupakan tempat gudang penyimpanan peralatan dan senjata perang untuk ekspedisi. Setelah membuka pintu kain tenda dan masuk, di dalam sana tidak terdapat seorang pun, hanya ada tumpukan senjata dan peralatan tempur yang sebagian besar rusak.

Di dalam tenda penyimpanan itu Odo mencari-cari dan memeriksa barang-barang yang ada. Saat menemukan sebuah gulungan yang berisi daftar tentang data-data peralatan yang disimpan di tempat tersebut, Odo sejenak membaca isinya dan mencari nama benda yang dicarinya.

"Hem, memang ada di sini ..., tapi di mana?"

Odo kembali mencari ke tumpukan senjata yang ada di pojok tenda, ke bawah meja tempat tumpukan dokumen, dan ke tong-tong kayu berisi pedang-pedang rusak. Pada saat memeriksa kembali laci meja yang penuh tumpukan dokumen, Odo menemukan apa yang dicarinya. Benda itu adalah sebuah medali dengan ukiran struktur sihir berbentuk sebuah elang di atasnya. Medali itu memiliki sebuah tali serat dan dapat dikenakan seperti sebuah kalung.

"Hem, akhirnya ketemu juga ...."

Benda yang Odo ambil tersebut merupakan Alat Sihir Khusus yang digunakan oleh Dart pada saat ekspedisi. Fungsi alat sihir tersebut lebih seperti penstabil keberadaan saat berada di Dunia Astral. Alasan Dart berani mengadakan ekspedisi Dunia Astral untuk kedua kalinya juga karena adanya Alat Sihir Khusus tersebut. Tetapi, meskipun sudah memiliki penstabil keberadaan yang memiliki efek untuk membuat dimensi di sekitar pemegang saat di Dunia Astral menjadi stabil dalam jangkauan luas, kemenangan masih tetap tak didapat dan bahan untuk obat Mavis tidak kunjung diperoleh.

Setelah mengenakan medali tersebut, Odo pergi dari tenda penyimpanan. Ia tetap memakai sihir Mimik, dan segera berjalan menuju ke arah Altar Gerbang Dunia Astral. Sebelum sampai di Altar, salah satu prajurit memanggil dan membuatnya terhenti.

"Tuan Dart!"

Odo berbalik dan menatap prajurit itu. Dalam sihir ilusi yang dibuat, Odo mengubah ekspresi wajah Dart menjadi serius.

"Ada apa?" tanya Odo menggunakan suara yang sangat mirip dengan Dart.

"Tuan, Tombak Kunci Dunia Astral sudah dikembalikan ke tempat penyimpanan utama. Sebentar lagi para prajurit akan dibubarkan setelah laporan dan perhitungan kerugian selesai dibuat, Tuanku."

Mengamati prajurit tersebut yang mengenakan pakaian berupa rompi kulit dan sama sekali tidak membawa simbol kerajaan, Odo tidak bisa menebak jabatan prajurit tersebut dalam ranah militer. Dengan hanya mempertimbangkan sikap dan cara bicaranya, Odo memberikan tanggapan yang dirasa sesuai.

"Hem, kerja bagus."

"Tuan, setelah ini saya butuh tanda tangan Anda untuk menyelesaikan laporan. Bisa Anda datang ke tenda utama dan menandatangani berkas-berkasnya?"

"Hem, baiklah. Sebelum itu, bisa kau katakan dimana Tombak Kunci itu disimpan? Aku ingin memeriksanya lagi?"

Prajurit berambut cokelat pudar itu terlihat curiga. Dari perintah Dart kemarin, dirinya diperintah untuk menyimpan Tombak Kunci karena ekspedisi benar-benar telah selesai dengan hasil kekalahan, tetapi permintaan yang diajukan sekarang bertolak belakang.

"Untuk ... apa?" Sikap tegap prajurit tersebut turun, lalu menatap Odo yang sedang menyamar sebagai Dart dengan penuh curiga.

Dengan tanpa menurunkan konsentrasi sihir yang sedang dipakainya, Odo menjawab dengan tanpa keraguan, "Ini urusan penting. Jangan banyak tanya dan jawab saja!"

Prajurit itu gemetar takut. Jawaban tersebut sangatlah wajar keluar dari Dart yang terkenal tegas sebagai Tuan Tanah. Dengan tanpa meragukan kembali, prajurit tersebut memberitahukan lokasi Tombak Kunci Dunia Astral dengan sangat detail.

Odo membentuk ilusi optik Mimik Dart mengangguk paham, kemudian berjalan ke arah Tenda Penyimpanan Utama. Prajurit sebelumnya kembali bekerja dengan kesibukannya tanpa sedikit pun curiga pada Odo yang menyamar.

"Huh, aku lupa dengan Tombak Kunci itu. Untung ada yang bilang, kalau tidak ... bisa-bisa aku kayak orang gila berdiri di tengah Altar."

Sesampainya di tenda penyimpanan utama, Odo mengambil Tombak Kunci dan menyimpannya pada Jubah Dimensi yang dikenakannya. Di tempat itu juga Odo mengambil dua medali Penstabil Keberadaan dan beberapa senjata sihir lain seperti Pedang Rune dan Belati, kemudian memasukannya ke dalam Jubah Dimensi.

Sebelum keluar, Odo mematikan sihir Mimik sementara dan menunggu jeda yang ada. Setelah itu, Ia menggunakan sihir tersebut kembali tanpa harus merapalkan mantra karena struktur sihir telah terbentuk dalam Mana yang samar-samar masih melekat pada tubuh.

Odo keluar dari tenda. kemudian segera bergegas menuju Altar Gerbang Dunia Astral dengan tanpa berpapasan dengan satu pun prajurit. Saat berdiri di tengah Altar, Odo mengambil Tombak Kunci dari Jubah dimensi dengan menekan lingkaran sihir yang ada pada jubah.

Beberapa prajurit melintas, melihat heran Tuan Tanah mereka berdiri di tengah Altar sambil memegang Tombak Kunci di tangan kanannya. Saat Mana dikirim ke dalam Tombak dengan mata pisau berbentuk setengah lingkaran tersebut, sihir Mimik Odo langsung terlepas karena fokus Mana beralih pusat pada tombak.

"Tu-Tuan Muda ....?" ucap prajurit yang sebelumnya menghentikan Odo dan memberitahukan letak Tombak Kunci.

Tanpa memedulikan para prajurit yang kebingungan, Odo mengatur struktur sihir pada Tombak Kunci dan menyesuaikannya untuk membuka Altar Sihir. Anak berambut hitam itu menggores dalam tangannya sendiri dengan mata Tombak Kunci dan meneteskan darah segar ke atas Altar.

Darah keluarga Luke seketika aktif menjadi medium. Altar Gerbang Dunia Astral memencarkan cahaya tujuh warna dan kedua belas pilar yang ada memancarkan cahaya sesuai atribut dalam simbol masing-masing pilar. Api, air, bumi, udara, kegelapan, cahaya, suara, alam, petir, hampa, bayangan, dan pembentuk yang berada satu pilar dengan penghancur, mereka semua besinar terang sesuai unsur atribut yang ada. Itulah kedua belas elemen dasar pembentuk dunia.

Saat cahaya memenuhi Altar, Odo langsung menancapkan Tombak Kunci di bagian tengahnya dan memutarnya. Seketika struktur sihir bergerak seperti gerigi mesin, membuka gerbang menuju dimensi lain. Saat cahaya memenuhi tempat tersebut, Odo tersenyum gelap dengan tatapan datar.

Shiing!!

Pilar cahaya yang keluar dari Altar menelan tubuh Odo, menjulang tinggi ke angkasa dan membuka awan mendung yang menutupi langit. Pilar itu menjulang sangat tinggi, bahkan orang-orang di Mansion keluarga Luke dapat melihatnya dengan jelas.

Dart yang melihat itu dari jendela gemetar ketakutan, Ia sangat tahu betul kalau pilar tersebut merupakan tanda aktifnya Altar Gerbang Dunia Astral. Begitu pula Mavis, wanita itu langsung terbelalak melihat pilar cahaya tersebut.

"Odo ...?" ucap Mavis dengan wajah panik. Ia sekilas langsung tahu siapa yang membuat pilar cahaya sebagai tanda aktifnya Altar Gerbang Dunia Roh itu. Dari seluruh orang yang ada di daerah kekuasaan keluarga Luke, hanya orang yang memiliki darah keluarga Luke saja yang bisa mengaktifkan gerbang tersebut.

"Mavis ..., jangan bilang kalau altarnya .... diaktifkan di⸻"

"Memangnya siapa yang bisa mengatifkannya!? Kamu di sini, pasti dia yang mengaktifkan altar itu!"

Segera Mavis berlari keluar dari ruang makan dengan wajah panik. Saat membuka pintu, Ia berpapasan dengan Julia.

"Julia ..., apa anak itu ada di kamar!?" tanya Mavis dengan panik.

"Eh ...?! I-Itu ..., Tuan Muda ..., dia tidak ada ...."

"Hah? Berati benar pilar itu ...."

"Pilar ....?"

Julia melihat ke arah jendela yang sama dengan yang dilihat Mavis dan Dart. Saat itu, gadis manusia setengah kucing itu langsung tahu kalau itu merupakan tanda aktifnya Altar Gerbang Dunia Astral.

"Julia! Beritahu Fiola, suruh dia mempersiapkan peralatanku!" perintah Mavis.

Mendengar itu, Dart langsung memegang tangan Mavis dan menghentikannya keluar dari ruang makan. "Tunggu, mau ke mana memangnya?" tanya Dart dengan tegas.

"Kenapa? Tentu saja ke pilar cahaya itu? Anak kita ..., Odo pasti yang membuka gerbang itu!"

"Aku tahu kamu khawatir, tapi tolong jangan gegabah. Kita har⸻"

"Sayangku! .... Tolong biarkan aku melakukan sesuatu yang pantas sebagai seorang Ibu .... Tolong jangan rebut hakku untuk mengkhawatirkan anakku, Sayang ...."

Perkataan itu membuat Dart melepaskan tangan Mavis. Menunduk penuh rasa bersalah dan tidak membalas perkataan. Mavis berbalik dari Dart, kemudian bergegas pergi diikuti oleh Fiola untuk mempersiapkan diri dengan peralatan sihir.

Tetapi setelah mempersiapkan diri dengan peralatan dan alat sihir mereka, sesuai firasat buruk Mavis, yang membuka gerbang dan pergi ke Dunia Astral adalah Odo. Kesaksian para prajurit yang melihatnya meyakinkan Mavis, Dart, dan kedua pelayan yang bersama mereka. Yang lebih parah dari itu, semua alat Sihir Penstabil Keberadaan yang jumlahnya terbatas dan Tombak Kunci dibawa oleh Odo masuk ke Dunia Astral dan mereka benar-benar kehilangan cara untuk mengejar anak tersebut.

««»»

|Dunia Astral, alam para Roh|

Odo membuka mata, menemui dirinya terkapar di atas rerumputan halus di suatu tempat. Langit berwarna biru keunguan, rerumputan dan dedaunan pohon di sekitarnya berwarna hijau toska, dari semua apa yang dilihatnya saat membuka mata, semua warna yang ada terasa sangat berbeda dengan apa yang biasa ia lihat.

Lekas duduk dan melihat sekitar, Odo melihat pepohonan berwarna aneh. Meskipun bentuk tidak terlalu berbeda dengan pepohonan yang Ia tahu biasanya, tetapi warna batang, daun, dan buah terkesan seperti efek hue saturation yang menyimpang.

[Catatan: Hue Saturation; perpindahan roda warna dan ketajamannya]

"Ini ..., Dunia Astral ...? Rasanya ini ... benar-benar seperti dunia yang berbeda ...."

Saat kembali mengamati sekitar, beberapa Roh Tingkat Rendah beraneka atribut berkeliaran dan mulai mengerumuninya. Mereka berbentuk cahaya beragam warna, hinggap di bahu dan tangan Odo dengan tanpa menunjukkan permusuhan. Memang bukanlah aneh dikerumuni oleh roh-roh tingkat rendah seperti itu karena secara karakteristik tubuh Odo memang memikat Roh, tetapi tidak dengan atribut yang beraneka ragam seperti sekarang.

"Biasanya mereka hanya berkerumun degan atribut sejenis, tapi di sini mereka berbaur, ya .... Entah itu atribut api dan air, cahaya dan kegelapan, semuanya berkumpul .... Kampung halaman para Roh memang berbeda ...."

Setelah mengusir para Roh Tingkat Rendah di sekitarnya, Odo bangun dengan tegap dan membusungkan dada dengan lega. Tetapi saat Ia hendak membersihkan tubuhnya dari rerumputan yang menempel pada Jubah Dimensi, tiba-tiba dalam hitungan detik terjadi distorsi ruang, dan sebelum dirinya sadar, Ia telah berpindah tempat yang sangat berbeda dengan sebelumnya.

Sekarang Odo berdiri di tempat yang sangat gelap, pencahayaan yang datang dari atas dan sangat terbatas. Suasana di sekitar tempatnya berdiri sangat lembab, dan angin dingin datang dari permukaan dan berhembus ke atas.

"Eh ...? Tadi ...? Distorsi Ruang ...? Kenapa? Padahal aku sudah bawa Alat Sihirnya ...."

Odo memegang medali yang dikenakannya. Mengamati kembali alat penstabil keberadaan itu, ternyata sebuah kerusakan pada struktur sihir dan terdapat beberapa goresan yang merusak ukuran di dalamnya.

"Yang benar saja ...? Ah ..., kalau tidak salah benda ini memang aku ambil dari ...."

Dirinya baru tersadar kalau medali yang dikenakannya saat ini memang dirinya ambil dari tempat penyimpanan dimana semua alat di sana kebanyakan telah rusak. Tidak aneh kalau medali tersebut juga rusak mengingat tempat dirinya mengambil alat sihir tersebut yang juga terdapat banyak senjata yang rusak.

"Tch! Sialan!" Odo segera menarik medali sampai talinya putus dan membuangnya jauh-jauh. Saat dirinya hendak mengambil salah satu Alat Penstabil Keberadaan lain dari Jubah Dimensi, sekali lagi terjadi Distorsi Ruang dan sebelum Odo menyadarinya, Ia telah di pindahkan ke tempat yang berbeda lainnya.

"Eh ....?"

Tempatnya setelah berpindah kali ini tidak ada tempat untuk kakinya bisa berpijak. Odo melayang beberapa ratus meter di langit sebuah, dan perlahan melayang jatuh dengan cepat. Jubahnya berkibar, rambutnya terhembus ke atas, dan tubuhnya dengan pasti terjun bebas dari ketinggian. Terlihat beberapa burung raksasa dengan bentuk asing terbang di langit sekitar Odo. Mereka tidak menyerang, tetapi kepakan sayap mereka membuat Odo terombang-ambing di udara dan sulit memantapkan posisi jatuh.

"Apa-apaan ini ...!" Segera Odo menggunakan Jubah Dimensi untuk digunakan sebagai parasut, kemudian membuat posisi jatuh menjadi tatap tanpa terombang-ambing .

Dengan cepat Odo mengulurkan tangannya ke arah permukaan tanah di bawah, kemudian langsung mengaktifkan Inti Sihirnya pada tingkat maksimal karena tidak sempat mengatur suplai. Tetapi sebelum merapalkan sihir gravitasi dan sihir angin, sekali lagi Odo mengalami perpindahan ruang yang ekstrem.

Brug!

Tubuhnya terlempar ke tanah berumput karena momentum yang ada. Ia berguling beberapa kali, lalu kemudian langsung bangun dan segera mengambil medali dari Jubah Dimensi. Ia mengenakannya dan segera mengaktifkan alat sihir tersebut. Seketika di sekitar Odo terjadi penstabilan ruang dan membuatnya tidak terseret alur dan alur distorsi ruang yang berlaku bagi makhluk dunia fana.

"Hah ..., hah ..., ini gila! Apa-apaan ini!? Perpindahannya terlalu cepat ...."

Dengan napas terengah-engah, Odo memegang medali yang ia kalungkan ke leher sendiri. Saat mengamati sekitar tempatnya dipindahkan, di sana terdapat sebuah pohon yang amat mencolok. Pohon tersebut sangat besar dan menjulang tinggi dan seakan menusuk langit, berdaun lebat dan besar, serta sebagian akar-akar raksasanya sampai terlihat menjalar ke luar dari dalam tanah.

Melihat pohon besar dan terlihat sudah sangat tua tersebut, Odo langsung tahu kalau pohon tersebut adalah Pohon Suci, salah satu bagian dari pohon yang menghubungkan seluruh dunia. Menurut legenda pada buku, Pohon Suci adalah pohon yang tumbuh melintasi dimensi dan berbagai dunia, tumbuh melalui dunia manusia, dunia roh, dan beberapa dunia lain, melewati berbagai dimensi dan simbol pemersatu pada masa sebelum Perang Para Dewa dan Iblis.

"Apa itu ... Pohon Suci?