Di apartemen.
"Istri coba lihat rekening ku ini" Ku tunjukan buku rekening
"Ada apa memangnya? Apa ada hal bagus?"
Wanqiu membuka buku rekening dan sedikit membacanya.
Tangannya gemetar hebat.
Mata membelak kaget.
"24 rb yuan, darimana uang sebanyak ini suami" Wanqiu tanya
"Hehe, aku menang di acara Singing talent, walaupun juara dua aku masih menang banyak uang"
"Astaga terima kasih ya tuhan atas apa yang telah kamu berikan pada kami"
Wanqiu langsung memeluk ku dengan erat.
"Lihat bukan, kita pergi ke Beijing membuahkan hasil, tak jadi gelandang"
"Umm, kamu suami terhebat pokoknya"
"Sekarang lepaskan dulu, mari kita belanjakan beberapa uang dan pindah tempat tinggal yang lebih baik"
"Kenapa pindah? Disini sudah cukup nyaman"
"Bukannya terlalu sempit?"
"Tidak perlu terlalu luas, yang penting kehangatan keluarga tetap terjaga, jika mau pindah mari tunggu hingga bayi kita lahir dulu saja"
"Kalau begitu ya terserah kamu saja"
.
.
Belanja ke mall, beli pakaian yang bagus serta barang utama.
Tv besar 14 inch, ini tv tabung namun sudah berwarna.
Harganya lumayan mahal yaitu 500 yuan, namun selama uang ada, tetap beli saja.
.
.
Di apartemen ku pasang pasang kabel tv.
"Akhirnya aku bisa melihat tv" Wanqiu gembira
"Haha sabar sabar, mari lihat bersama"
Pencet power dan gambar mulai muncul bersamaan dengan suaranya.
Gambar bisa jenih sebab di sini termasuk pusat kota yang mana sinyalnya kuat.
(Langsung berpapasan dengan iklan singing talent yang menunjukkan diriku yang sedang wawancara identitas diri)
"Wow, suami kamu langsung muncul di tv, itu kamu kan!" Wanqiu antusias
"Emm, itu memang aku, tak ku sangka ternyata promosinya sudah di mulai, btw shootingnya yang ini di ambil di hari selasa"
"Aku harus nonton!" Wanqiu mendengar suara ku saat bernyanyi walaupun sekilas (iklan di buat singkat dan di bumbui rasa fresh agar penonton merasa tertarik ingin melihat tayangan)
"Ya tonton saja, namun ini hanya di siarkan sabtu dan minggu saja, siarannya selama 3 minggu"
"Pasti akan ku tonton dan aku ingin pamer ke teman teman kerja ku, bahwa suami ku masuk tv"
"Haha, lakukan saja asal kamu bahagia"
.
.
Wanqiu fokus nonton di sofa pendek sementara diriku fokus tiduran di sofa panjang.
"Kamu sudah minum obat istri?" Tanya ku
"Sudah ku minum kok"
"Oke"
.
"Istri sudah jam 9 mari tidur" Suruh ku
"Sebentar lagi"
"Ayo tidur dan matikan tv, besok aku perlu rapat jam 9"
"Kamu bisa duluan tidur"
"Oh begitu ya, sekarang kamu tak lagi jadi menantu yang sopan, sekarang berani menyuruh dan membantah suaminya" Ucap ku
"Eh, bukan begitu tapi.. "
"Tapi?" Ucap ku menyela
"Iya iya mari tidur dan matikan tv nya"
.
.
Jam 7.30 pagi berangkat kerja
Banyak orang memberikan selamat untuk ku, dan ku jawab dengan Terima kasih.
.
Rapat jam 9 pagi, untuk perebutan program tayang hari minggu jam 7 malam.
Ada 3 karyawan yang bersaing.
Karena aku baru juara kemarin aku sedikit di untungkan di sini sebab aku punya modal pertama yaitu populer.
Aku mulai presentasi yang pertama.
.
.
Minggu adalah hari dimana keluarga bisa berkumpul, dari jam 6 - 9 malam merupakan family time.
Jadi program acara yang saya usulkan adalah tema komedi dengan di bumbui edukasi entah itu musik ataupun motivasi.
Judul program adalah this is Talk show, dengan mengundang satu bintang tamu populer dan satu bintang tamu yang baru viral, nantinya acara ini akan mengulas soal kehidupan bintang tamu, pencapaiannya, serta di selingi komedi,.
.
.
Panjang lebar ku jelaskan agar direktur tertarik.
.
.
15 menit presentasi ku pun usai.
"Terima kasih atas perhatian direktur dan ketua tim, serta para staf lain" Ucap ku lalu kembali duduk
Walaupun ini kali pertama, namun aku sudah 6-7 kali melihat proses meeting kompetisi seperti ini, tentunya sebelumnya aku hanya jadi penonton saja, jadi aku tak terlalu bingung saat membawakan rencana program ku.
Orang kedua maju menyampaikan programnya.
Programnya adalah acara kuliner, ini juga masih baru dan cocok di hari minggu, namun sayangnya ini kurang cocok di jam tayang 7 malam menurut ku, sebab shooting acara makan bukan jam malam melainkan pagi sampai malam, dari persepsi ku acara malam itu bukan tempatnya shooting pagi dan siang, sebab malam paling cocok dengan cahaya lampu, bukan matahari.
.
Orang ke tiga maju.
Program yang dia bawakan adalah mikrofon bisnis, jujur saja ini program menarik, sebab nantinya akan ada pebisnis yang sudah sukses tampil, lalu ada pebisnis pemula yang minta saran dan minta modal, edukasi bisnis adalah tema utama dari program ini.
.
Semua sudah tampil.
"Baiklah, keputusan akhir nantinya akan ku berikan pada dia yang ku panggil ke kantor ku setelah rapat usai" Direktur
"Baik pak, terima kasih atas waktunya" Ucap kami
.
.
Tak butuh lama mikirnya, hanya dua hari.
Hari minggu aku mendapatkan telepon.
"Hajin, pergilah ke ruangan ku, bawakan juga dokumen program tv mu"
Aku sangat senang.
"Baik pak, saya segera datang!!" Ucap ku
.
.
Ruangan Direktur.
"Rancana mu bagus, jadi mari coba tayangkan dulu untuk dua episode, jika respon penonton baik mari naikan jam tayang jadi sabtu dan minggu di hari yang sama, namun urusan dana aku perlu sangat ketat, mengingat ini debut mu dan ini juga acara dengan tema talk show pertama untuk stasiun tv kita"
"Baik pak saya mengerti"
"Di sini kamu menganggarkan 70 rb untuk eps pertama nya bukan, aku hanya bisa memberikan 50 rb untuk dana awal apa kamu mampu?"
"Naik kan sedikit pak, agar saya bisa mengundang artis yang sedang naik daun untuk eps pertama"
"55 rb?"
"Saya berharap itu menembus 60 rb lebih pak"
"Baiklah 60 rb, kamu lakukan shooting mulai minggu depan"
"Baik pak, akan saya laksanakan" (Dengan uang 60 rb pun sebenarnya sudah cukup, sebab anggaran awal satu eps hanya 44 rb)
.
.
Kembali ke ruangan ku.
Lalu mulai rekrut staf yang di usulkan oleh ketua tim perencana dan mulai rapat.
Ada total 10 staf, 2 logistik, 1 naskah, dua kameramen, satu pengawas, satu humas, satu admin, dua staf umum, mungkin ada staf tambahan pembantu lain, namun itu nanti saja.
"Saya masih baru di sini, namun jangan pernah menganggap remeh saya, sebab mungkin saja saya adalah orang yang akan membuat karir anda dalam dunia Penyiaran tv bersinar" Ucap ku di awal
Seseorang mengangkat tangan.
"Saya sudah membaca rencana sekilas anda pak, di bagian host atau pembawa acara masih kosong, apa anda belum menentukannya dan apa perlu saya mencarinya?" Orang staf humas (Yun Shuqi)
"Shuqi, kurasa itu tidak perlu, mengingat dana kita terbatas, maka dari itu biarkan aku yang jadi host, kita coba trial dulu dengan mengadakan gladi, lalu kita rapatkan lagi apa mungkin aku cocok dengan posisi itu"
"Kalau itu memang keputusan anda, saya tak masalah pak" (Beberapa dari staf di sini sudah mengetahui soal Hajin yang lugas dalam bicara, ini terbukti saat di program acara singing talent)
"Baiklah, untuk tugas pertama, Suqin aku ingin kamu memberikan ku rekomendasi bintang tamu selain yang ku tuliskan di rencana eps pertama, usahakan bintang tamunya punya latar belakang yang bagus serta punya prestasi, untuk bintang tamu kedua, carilah yang berbakat, anak anak pun tak masalah"
"Baik pak"
"Untuk staf logistik, kalian kembangkan rancangan disain ruangan yang ku susun, buat lebih klasik namun nyaman"
"Baik pak, kami akan berusaha" Yi Huo dan Wei Lun menjawab
"Yang lain kerja sesuai arahan ku di dokumen, kita akan mulai shooting hari senin pagi dengan gladi dulu, shooting secara murni kemungkinan selasa atau rabu, jadi ku harap Shuqi kamu bergerak cepat dan sebisa mungkin menghubungi bintang tamu"
.
.
Rapat lanjut dengan memperkirakan masalah yang akan timbul dan apa kekurangan nantinya, agar bisa teratasi demi menghemat biaya jika ada sesuatu yang tak di inginkan.
Jam 9 malam baru pulang.
"Huh, tak ku sangka akan melelahkan seperti ini jika sudah mengurus program, mungkin ini yang di maksud senior Suqin bahwa kerja di perencanaan akan memeras otak dan otot"
.
.
Masuk ke apartemen.
"Istri aku pulang" Ucap ku
"Selamat datang, sangat lelah hari ini?"Wanqiu tanya
"Melelahkan, namun kabar baiknya aku mendapatkan program tv dan akan tayang satu bulan lagi"
"Selamat, kerja keras mu tak sia sia suami" Balas Wanqiu namun terlihat tak terlalu senang
"Hey kenapa muka mu terlihat tak senang begitu padahal mulut mu berkata senang?" Ucap ku agak tak enak
"Bukan apa apa, kamu mau mandi dulu atau makan, biar aku siapkan"
"Jawab dulu pertanyaan ku tadi dengan pasti, ada masalah apa kamu terlihat tak senang begitu"
"Beneran tidak ada apa apa"
"Hmm, jika memang tak ada ya sudah, jangan terlalu memendam jika ada masalah, katakan padaku"
"Iya"
.
.
Mandi dulu lalu makan malam sendiri namun di temani Wanqiu.
"Maaf jika boleh tanya suami, jika kamu nantinya sudah mulai mengurus apa kamu akan pulang larut malam secara terus menerus?" Wanqiu memberanikan tanya
"Kemungkinan tidak, aku shooting jam 8 sampai jam 10 saja, sisanya mengurus hasil shooting, itu juga tak lama hanya satu sampai dua jam, lalu aku bebas dan bisa pulang, namun jikalau nantinya program acara ku di tayangkan tiap hari kemungkinan aku akan selalu lembur, tapi itu juga susah sebab jam tayang itu ketat" Balas ku
"Syukurlah kalau begitu, sebenarnya aku agak khawatir jika kamu tak di rumah, takutnya ketika aku ada apa apa dan tak ada yang membantu"
Aku baru teringat bahwa di rumah tak ada telepon!! Itu berbahaya meninggalkan istri hami di rumah sendirian!
"Astaga aku beneran lupa akan hal itu, secara kondisi kita tak mungkin menyewa art, bagaimana kalau begini saja Wanqiu, kamu tinggal dengan orang tua mu dan biarkan aku yang merantau sendirian di sini? Itu lebih aman untuk mu saat hamil sebab kamu ada yang menjaga" Aku minta pendapatnya dulu
Wanqiu buru buru menggelengkan kepala.
"Aku tidak mau, aku bisa jaga diri, cuma yang ku takutkan itu ketika aku hamil besar nantinya"
"Oh itu masih lama, kalau begitu aku akan memikirkan solusinya"
.
.
Hari senin.
"Suami bukannya kamu libur hari ini? Mau kemana rapi rapi begitu?" (Hari senin adalah family time, sebab Wanqiu ambil libur juga tiap hari senin)
"Aku hari ini, mau mencoba gladi shooting eps pertama, aku kemungkinan kembali jam 12 nanti"
Raut wajah Wanqiu tak senang.
"Apa harus kerja di hari libur, apa tak bisa di lakukan di hari kerja saja" Wanqiu ngambek
"Sayangnya tidak bisa sayang, ini kerja yang penting, lagipula hanya sampai jam 12 kok, sorenya mari kita jalan jalan keliling beijing sebagai permintaan maaf ku"
"Oke deal" Wanqiu langsung setuju
.
.
Mulai shooting.
Di awali diriku yang mulai membawakan lagu pembuka yang ku tulis khusus untuk acara ini.
Lagu semangat dan ada komedinya.
.
.
Dilanjutkan dengan diriku yang berperan sebagai pembawa acara.
Ngobrol ringan dengan bintang tamu dan mengulas soal hidup bintang tamu.
Satu eps akan di tayangkan selama satu jam 30 menit, satu jam full acara 30 menit adalah total Iklan.
Jadi menurut rencana ku, akan ada 6 fase, pertama menyanyi, kedua - lima obrolan ringan antara diriku dengan bintang tamu, fase terakhir adalah hiburan dimana diriku beserta host pembantu akan berperan sebagai tokoh lain dan mulai pertunjukan ataupun komedi, lalu acara di akhiri dengan diriku memberikan kata kata motivasi yang ku tulis sendiri, seperti "Hidup tak selalu dengan uang, jika uang dapat membahagiakan mu maka rumah sakit tak mungkin ada pasien, begitu juga panti jompo yang mana pasiennya tak merindukan masa muda"
...
Walaupun belum ada bintang tamunya dan hanya para staf yang berperan sebagai pengganti bintang tamu, namun para staf bisa merasakan bahwa acara ini bisa hidup dengan Hajin sebagai pembawa acara ini.
1 jam shooting dan hasilnya sempurna.
.
.
Ku lihat tayangan ulang dan itu memang bagus.
"Oke kita siap shooting di hari selasa, Shuqi katakan selasa kita siap"
"Baik pak, akan saya sampaikan pada bintang tamunya"
.
Sesuai jadwal aku jam 12 pulang.
Membawakan makanan dari kantor untuk ku makan dengan Wanqiu.
.
.
Apartemen
"Ini ku bawakan makanan dari kantor, mari makan siang bersama Wanqiu" Ucap ku
(Dia sedang nonton tv, bahkan sampai tak terdengar suaminya masuk)
"Eh kamu sudah pulang, maaf aku terlalu fokus ke tv"
"Tak masalah, tv memang tontonan yang paling menarik di jaman sekarang" (Berbeda dengan tahun 2010 ke atas tentunya sebab ponsel adalah rajanya tontonan)
"Hehe, aku akan mengambilkan alat makan dulu"
.
.
Makan siang.
"Kita jadi jalan jalan?" Wanqiu
"Jadi, tenang saja aku tak akan mengingkari janji, oh iya aku mau minta pendapat mu apa perlu aku mengirimkan uang untuk orang tua mu juga? Aku agak tak enak telah membawa anaknya jauh dari mereka sampai sampai mereka atau kamu susah untuk bertemu"
"Itu terserah kamu, jika mau di lakukan mari tunggu di gajian mu yang ke dua saja"
.
.