webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Komik
Peringkat tidak cukup
273 Chs

37.) Sekolah Ku Menyenangkan

Jam 8

"Nonaka san sudah ku selesaikan gambaran tokohnya sekaligus kuwarnai"

"Oke tugas mu sudah selesai sekarang mari break dulu" balas Nonaka

Nonaka pergi ke dapur untuk memanasi rendang yang ku berikan.

"Kamu mau?" Tanya Nonaka

"Tidak aku sudah bawa sandwich"

"Oke kalau begitu"

"Kamu tidak pakai nasi makanya?" Tanya ku

"Aku kehabisan beras dan yang ku punya roti tawar ini"

"Oh ku kira hanya makan dengan lauk"

Nonaka pertama kali mencoba rendang.

"Mmmmmm"

"Apa benar ini daging sapi?" Tanya Nonaka

"Iya itu daging sapi"

"Kenapa teksturnya bisa sangat lembut dan rasa gurih nya terlalu nikmat"

"Ha ha ha eksperismu saat pertama mencoba ini sama seperti diriku Nonaka san, kata Saki untuk membuatnya amat lembut di butuhkan waktu yang lama seperti memasak kare"

"Rempahnya juga seperti kare?"

"Bukan, katanya pula bumbu rempah yang digunakan juga lebih banyak dan diberi cabe agar rasanya bisa pedas dan gurih"

"Kurasa aku menyukai ini, apa ini makanan khas india?"

"Salah lagi, makanan ini dari Indonesia"

"Wow ku kira yang makanan banyak rempah hanya india"

"Eh kamu sudah makan berapa potong Nonaka san"

"Baru 4 potong"

"Kusarankan jangan langsung memakan semuanya, makanan rendang memang enak tapi itu juga mengandung kolesterol yang tinggi"

"Owhhh aku baru ingat pasti ini juga sebab ada santannya"

"Entahlah" Balas ku

Selesai Makan

"Lalu apa pekerjaan ku selanjutnya Nonaka san?"

"Bantu aku menggambar"

"Lah lah lah"

"Apa kamu tidak ingin selesai cepat?"

"Aku mau tapi itu bukan tugas ku sebenarnya"

"Sudahlah mainkan saja, kita disini cuma seperti menggambar ilustrasi jadi tidak perlu terlalu rumit"

"Baiklah maka tugas ku sampai nanti menggambar dari halaman berapa sampai berapa?"

"Chapter 5 hal 1-10 sisanya biar aku dari 11-20"

"Kamu kejam lah masa separuh aku 8 halaman kamu 12"

"Baik baik"

1 halaman bisa di selesaikan antara waktu 5menit sampai 1 jam tergantung model kolom dan detail.

Aku mulai menggambar hal 1, ku lihat teks nya halaman ini mudah namun agak banyak yang di singgung dalam percakapannya.

Halaman pertama selesai ku gambar setelah 20 menit lalu ku lanjutkan hal ke 2 10 menit dan seterusnya sampai hal ke 8 aku menyelesaikannya pada pukul 9.15

"Nonaka aku kembali dulu"

"Secepat itu kah?"

"Ya kamu coba lihat saja apa sesuai tidak dengan imajinasi mu"

Nonaka melihat file gambarku

"Ok kamu boleh pulang hati hati di jalan"

"Oke" balas ku

Aku keluar apartemennya, lalu ku telepon Saki

"Saki chan aku sudah pulang sedang apa kamu sekarang?"

"Belajar" jawab Saki

"Untuk apa?"

"Ujian matematika"

"Heh kenapa bisa?"

"Saat kita izin guru menyatakan akan mengadakan ujian besok senin"

"Tunggu sebentar jangan tinggalkan aku"

"Ok, tapi kenapa kerja mu cepat Haruka kun?"

"Oh sebab kerja ku sekarang lebih mudah dan tanapa harus menunggu gambaran Nonaka san dulu"

"Ou tidak paham jika pulang belilah jus jeruk dulu di minimarket, jus di kulkas habis"

"Oke ada yang lain?"

"Ambil sosis nugget untuk bekal besok"

"Siap komandan Saki"

Aku ke minimarket membeli barang yang di pesan Saki tadi.

Jus jeruk 2 liter 2 botol dan sosis nugget 2 plastik.

Ku lihat ada seorang wanita berbadan semog bejalan di depan ku.

Ku lihat mukanya sedikit.

"Izumi san?" 262664

"Eh ada apa?" Dia berbalik menatapku

"Bukankah kamu Izumi dari mc donal"

"Banar oh aku ingat kamu, kamu yang bersama wanita itu bukan?"

"Oh pasti yang kamu maksud Sayu, dia sekarang ku pekerjakan di resto ku"

"Ok sampai jumpa lagi" ucapnya lalu pergi menjauh

"Dia pasti ingin ke rumah bosnya, hadeh sudah kecanduan apa belum ya" pikir ku lalu pergi mengikutinya

Dia berhenti di depan salah satu apartemen dekat tempat nya bekerja.

Seorang laki laki membuka pintunya dan mulai meraba pantat Izumi san.

"Mari masuk" ucap laki laki tadi

"Umm"

"Aduh selamatkan tidak ya, pacarnya dan laki laki itu sama sama tidak berguna jika ku selamat kan mau jadi apa dia nanti, selamatkan saja lah daripada dia jadi lacur bintang video dewasa"

Aku berjalan mendekati pintu apartemen.

Ku ketuk pintunya

"Siapa di sana?"

"Aku malaikat pencabut nyawa mu tuan, silahkan keluar dan ikut bersama ku"

"Jangan main main kamu" teriaknya lalu datang membuka pintu

"Surprise mother fuck" ucap ku lalu meninju mukanya sampai tulang hidung terdorong ke bawah"

"Kyaaaa" teriak Izumi

"Tenang Izumi san aku yang tadi, biar ku tanya dulu kamu belum kecanduan sex kan?"

"Apa maksudmu aku disini karena di ancam fotoku akan di sebarkan olehnya" ucapnya syok lalu menangis

"Jangan menangis Izumi san lebih baik ukhum kamu benarakn dulu baju mu"

"Ummm"

"Ayo keluar dari sini" kata ku

Lalu kami duduk di tangga apartemen.

"Kamu kenapa menolong ku?"

"Ya aku menolong karena aku tau kamu sepertinya tadi agak tertekan saat berbicara padaku, aku jadi curiga dan mengikuti kamu sampai ke sini, bukankah dia itu bos mu di mc donal"

"Umm dia bos keparat, dia memperkosa ku dan mengambil foto ku, akhirnya aku diancam olehnya jika tidak menurut foto itu bakal di sebar ke internet dan pacar ku" 

"Haduh wanita bodoh ya kamu ini, kamu pilih hidup mu rusak ketimbang foto mu di sebar dan kamu memilih membiarkan tubuh mu di nikmati oleh laki laki seperti itu?"

"Aku tidak punya pilihan.."

"Panggil aku Haruka" kata ku

"Jika saja aku punya pilihan melawan aku pasti akan melawannya Haruka san"

"Ya sudahlah yang terjadi biarkan terjadi sekarang di mana pacar mu?"

"Dia sedang belajar untuk kuliah"

"Hmmm putuskan saja lelaki seperti itu, jangan kamu pertahanan dia, mengingat kamu yang sekarang saja sedang tertekan dan dia malah tidak peduli"

"Dia peduli pada ku"

"Contohnya? Dia menelepon mu setiap malam berbalas pesan setiap malam? Bersikaplah dewasa perhatian tidak seperti itu caranya, kamu sudah dewasa buka anak sd yang suka suka an lewat hp"

Izumi terdiam karena yang dikatakan Haruka suatu kebenaran.

"Dia pernah mengajak mu kencan?"

"Pernah"

"Dia mengajak mu melakukan sex?"

Izumi mengangguk

"Kamu mungkin sudah di bodohi olehnya, dia mencintai mu tapi mencintai tubuh mu kurasa, aku menyarankan ubahlah hidup mu dan cari masa depan baru, carilah lelaki yang matang untuk siap kamu jadikan suami mu yang mencintai mu tulus apa adanya bukan yang ada apanya"

"Kamu tidak tau hidup ku Haruka san, kamu juga tidak tau apa yang telah ku jalani selama ini"

"Ya memang ngapain juga aku harus tau hidup mu, hidup saja sudah ribet ngapain juga tau hidup orang lain, tapi disini aku bertindak untuk menolong mu, kamu tidak menerima ok aku pun tak masalah, tapi camkan kata kata ku tadi tentang hidup mu yang suram itu"

Aku berjalan menjauh dan ku telefon antek untuk mengurus tubuh laki laki brengsek tadi.

"Haruka san bantu aku"

"Bantu yang kaya gimana?" Tanya ku

"Bantu aku mengubah masa depan ku, kumohon"

"Aku tidak bermaksud menikahi mu ok"

"Iya aku juga tidak ingin menikahi kamu yang sudah punya wanita"

"Baiklah jika kamu ingin mengubah hidup mu mulailah bekerja di tempat ku, tinggalkan tempat mu kerja dulu"

"Dimana tempat mu itu?"

"Depan SMA karasuno, namanya wagnaria datanglah besok senin jam 4 sore untuk interview kerja"

"Baiklah lalu manager tadi?"

"Biarkan dia nanti akan ku urus"

"Ok lalu aku akan pulang dulu"

"Silahkan dan aku juga ingin pulang"

Ku pungut lagi belanjaan ku yang ku sembunyikan di dalam semak semak.

Jam 9.45 aku tiba di apartemen.

"Aku pulang"

"Kenapa lama sekali Haruka kun, kamu tidak merokok bukan?"

"Tidak"

"Lalu kenapa lama?"

"Aku tadi habis merekrut karyawan"

"Oh siapa dia?"

"Izumi"

"Pelayan atau koki dimana kamu mengenalnya"

"Pelayan kurasa, aku mengenalnya dari mc donal dia pelayan di sana dulu"

"Oh ada juga tadi Sayu menitipkan surat lamaran lainya pada ku, tunggu sebentar akan ku ambil kan" kata Saki

"Okey"

Di berikan surat lamaran padaku dan ku lihat namamya antara lain Yachio todoroki, Kisaki Kondou, Sayuri muranushi dan Maya Matsumoto.

Ku kirimkan pesan pada mereka semua yang mendaftar untuk interview secara berurutan mulai dari jam 3.30.

Ada

Souta Takanashi

Popura Taneshima

Daisuke Higashida

Hana Miyakoshi

Mahiru Inami

Ku dahulukan yang anak sekolah lalu di lanjut orang dewasanya

Kyouko Shirafuji

Maya Matsumoto

Kosaki Kondou

Sayuri Muranushi

Yachio Todoroki

Sihiho Kamakura

Yang terkahir para chef ku sendirikan di akhir

Jun Satou

Masihiro Adachi

Takuya Kouno

.

"Saki chan sudah sampai mana kamu belajar?"

"Sudah selesai baru saja"

"Heh aku aja belum mulai"

"Mau ku ajari?" Tanya Saki

"Tidak perlu kamu berikan saja aku pertanyaan apa aku bisa menjawab atau tidak, ingat hanya tentang materi besok saja"

"Ok mari kita coba" ucap Saki

"3 pangkat x di tambah 5 sama dengan 81 pangkat 2x kurangi 5, pertanyaan berapa nilai x"

"Bentar, x +5 = 4(2x -5) jadinya x +5 = 8x-20, 25 =7x"

"Jawabnya 25/7"

"Wew kamu mengerjakan tanpa butuh coretan?" Tanya Saki

"Itu masih mudah berikan yang lebih sulit lagi"

"78651 pangkat x² ditambah x dikurangi 6 sama dengan 5262514 pangkat x² ditambah x di kurangi 6"

"Jawabnya x = -3 dan x = 2" kata ku

"Ok kita tingkatkan lagi Haruka kun, 5x+6 pangkat 2x+1 = 1"

"Jawaban nya x = -1 dan x = -1/2"

"Sudah bisa semuanya Haruka kun kamu"

"Hehe biasa dong"

"Lalu kenapa tadi minta belajar bersama, apa kamu mungkin ingin mengoda ku karena tidak bisa huh"

"Ya siapa tau aku bisa mengajari mu bukan"

"Ohhh begitu rupanya"

Jam 10.00

"Mau tidur sekarang?" Tanya ku

"Iya mau tidur sekarang besok harus bangun pagi untuk olahraga" balas Saki

"Ok duluan saja"

"Kamu tidak ikut Haruka kun?"

"Tadi aku sudah tidur siang jadinya aku tidak terlalu ngantuk sekarang"

"Lalu mau ngapain kamu?"

"Nonton film kurasa"

"Ohh aku ikut juga kalau begitu"

"Yakin mau ikut? Yang ku tonton nanti film horor loh"

"Ya ikut saja yang penting ada tubuh mu jika aku kaget"

"Hey tubuh ku bukan samsak tinju loh"

"Bukan ku tinju tapi ku cubit paling"

"Itu sama saja membuat tubuh ku jadi bahan pelambiasan takut, hah sudahlah ambil selimut dulu aku akan memutarkan filmnya"

"Baik sayang"

Saki duduk duluan dan filmnya sudah di mulai, lampu tiba tiba mati,

"Haruka kun kenapa lampu di matikan?"

"Ya biar seru dong" ku kagetkan Saki dari belakang sofa

"Kyaaaa" plak

"Astaga Saki chan jangan tiba tiba menampar seperti itu"

"Maafkan aku dan siapa suruh mengkagetkan diriku"

"Sudahlah mari nonton saja" kata ku

Insidious 3

Saki menempel erat pada tubuh ku terkadang membenamkan mukanya ke dalan dadaku.

"Hey kamu nonton dada ku atau filmnya sih"

"Biarkan hantunya terlalu seram"

Aku mencoba menggeser tempat duduk ku

"Jangan coba coba pindah tempat duduk Haruka kun" teriak Saki

"Ara lihatlah dirimu yang sangat ketakutan itu Saki chan"

"Bodo ganti film saja ini terlalu seram" kata Saki

"Ya jangan orang baru mulai masa di ganti" kata ku

Saki melihat ke tv dan di saat scene dimana sang wanita para normal mengikuti jejak kaki darah menuju ke loteng miliknya.

Jejak kaki berhenti di tembok namun di sorotnya jejaknya masih berlanjut di tembok dan dia menyoroti senter ke atas mengikuti jejaknya.

Note : gak temu gambarnya jadi pake aja yang kiranya seram

Aku dan Saki kaget kerena jujur saja aku juga belum pernah nonton film ini.

"Kyaaaaaaaaaaa" teriak Saki langsung memeluk ku erat

"Astaga itu sangat mengagetkan anjir" ucap ku

Dadaku juga masih berdetak secara cepat.

"Saki chan lepaskan aku ingin kencing dulu di kamar mandi" kata ku

"Jangan pergi atau matikan dulu filmnya"

"Baik baik ku matikan saja filmnya aku juga kaget tadi, lepaskan dulu"

"Tidak gendong aku sambil mematikan tv"

"Baik baik" ku gendong Saki dan ku matikan tv lalu ku hidupkan lampunya

"Sekarang sudah terang lepaskan aku"

"Umm, eh mau kemana?"

"Mau pipis" kata ku

"Aku ikut"

"Kamu kembali saja dulu di kamar"

"Tidak mau aku takut"

"Hadeh baiklah ikuti aku"

Saki mengikuti ku sambil memegangi baju ku.

"Mau ikut ke dalam?" Tanya ku

"Tidak"

"Baiklah hati hati di luar" kata ku lantas saja Saki mengikuti ku kedalam

"Katanya tidak ikut"

"Diam saja dan mulailah pipis"

"Iya iya, eh Saki chan tolong buka kan dong"

"Dasar manja buka sendiri sana"

"Oh ok ok" kata ku agak di keraskan

"Ish awas saja jika main" ucap Saki lalu membuka kan celana pendek ku dan menurunkan cd ku lalu dipegang lah junior ku untuk di arahkan ke closet

"Cepat keluarkan pipis mu" kata Saki

Curr

"Ahhh lega rasanya" kata ku

"Hangat rasanya penis mu Haruka kun"

"Ya hangat lah namanya juga habis kencing" kata ku

"Boleh ku mainkan sebentar?" Tanya Saki

"Boleh saja main tangan atau mulut nih"

"Tangan saja"

Saki mulai membuat gerakan maju mundur dengan tangan memegang junior ku.

"Apa ini nikmat Haruka kun?"

"Ahh,, eh nikmat lah Saki chan, bisa lebih kuat lagi dan gunakan kedua tangan mu"

"Ummm"

Saki menggunakan kedua tangannya dan mulai mengerakan lebih cepat.

"Saki aku akan cum" teriak ku padanya

"Lepaskan saja Haruka kun"

Crot

Cairan ku melunjur keluar mengenai tembok karena sebelum keluar aku menoleh ke tembok bukan ke muka Saki yang duduk di depan ku.

"Sudah puas?" Tanya Saki

"Ya sudah cukup kurasa, ayo tidur Saki chan"

"Ummm"

"Jangan bilang kamu minta gantian?" Tanya ku

"Ya gantian boleh saja"

Ku gendong dia lalu ku dudukan di atas dudukan alat alat mandi.

Ku turunkan celana dan cdnya, ku cium bau bau ms v nya.

Ku jilat jilat secara perlahan dan terkadang ku mainkan bijinya,

"Akhhhhh lebih Haruka kun" Saki terpejam sambil berteriak ke enak an

Ku buka saja celana ku lagi dan ku masukan junior ku pada v nya.

"Aduh kenapa jadi main Haruka kun"

"Nikmati saja sayang ku"

Silaturahmi kelamin di lakukan selama 2 ronde dan selesai pukul 10.40

Senin tanggal 1 juni, pukul 6 tepat.

Aku dan Saki di bangunkan oleh alarm hp.

Saki naik ke atas ku dan mencium ku.

"Wake up my prince" kata Saki

"Saki chan apa tidak apa kemarin malam tanpa kondom loh" kata ku

"Tidak apa kurasa, kemarin masih masa tidak subur ku jadi aman"

"Oh kamu sudah belajar seperti itu juga rupanya" kata ku

"Tentu, biar aku bisa menjinakan kuda liar ku ini dengan aman" ucap Saki lalu menunjuk nunjuk dada ku

Ku cium dirinya lagi tepat di kening

"Ayo kita olahraga" kata ku

"Ok"

Kami berolahraga seperti biasa namun pulangnya lebih cepat yaitu pukul 6.30 karena kami belum mandi ataupun sarapan.

Sampai di apartemen kami berdua mandi bersama lalu sarapan mengunakan nasi sisa kemarin dan rendang.

"Saki nanti sehabis pulang sekolah kita harus datang cepat di resto untuk persiapan menginterview calon pegawai kita"

"Aku tidak bisa melakukan itu Haruka kun"

"Tenang saja kamu tinggal menyerahkan soal pada mereka, tugas mu hanya mengawasi ujian tertulis lalu tugas ku adalah wawancara"

"Oh jika seperti itu aku bisa lalu soalnya mana"

"Nanti akan ku berikan sepulang sekolah"

"Umm ok"

Tak lupa ku telepon dulu Sayu dan Shindou untuk datang jam 2 siang saja mengingat renov sudah selesai.

Jam 7.00 kami berangkat ke Sekolah.

"Pagi Saki Haruka" ucap Hinata

"Pagi Hinata"

"Sudah siap ujian matematika?" Tanya ku

"Heh ujian apa?"

"Matematika Hinata kun" ucap Saki

"Bukankah itu minggu depan"

"Guru mengatakan minggu depan pada minggu kemarin jadi sekarang lah ujiannya"

"Astaga Haruka kun aku belum belajar sama sekali, tolong bantu aku nanti"

"Kamu yakin bisa? Gurunya sadis bukanya" ucap ku

"Ahhhh tidak, sensei akan menendang keluar kelas selama 3 pertemuan jika ada yang mencontek atau meniru" teriak Hinata

"Belajarlah selagi sempat sebelum pelajarannya"

"Ah kamu benar Haruka kun"

"Tapi bukanya hari ini kelas 1 upacara ya" tanya Saki

"Mati kamu Hinata" kata ku

Kami anak kelas 1 mengikuti upacara dai tengah upacara akhinya klub koto tampil.

"Kami dari klub koto SMA Karasuno ingin mempersembahkan sebuah musik tolong di dengarkan semuanya" ucap Kurumi senpai

Permainan di mulai dengan kuat.

Para siswa yang semula tidak peduli lantas langsung menoleh ke depan untuk melihat dan mendengarkan.

Nada tinggi terdengar menggema di gedung olahraga ini.

"Wow tak kusangka koto bisa seperti ini" ucap Kageyama dan Hinata bersamaan padahal di tempat yang berbeda

Sora pun juga takjub akan keindahan suara yang dihasilkan.

"Berapa kali pun di denger ini memang indah bukan Haruka kun"

"Kamu benar Saki" balas ku pada Saki yang ada di depan ku

"Mau beli satu?" Tanya Sak

"Tidak, aku lebih suka piano ketimbang koto"

"Owh begitu rupanya"

Upacara selesai dengan muka muka senang karena telah di pertontonkan pertunjukan yang mungkin baru pertama anak kelas 1 lihat.

Semua siswa siswi masuk ke kelas masing masing dan mulai untuk pelajaran.

Sensei masuk ke kelas.

Ketua kelas menyiapkan dan guru mulai bicara.

"Sesuai dengan perkataan saya kemarin, hari ini akan di adakan ulangan lagi mengenai bab exponen, kuharap kalian dapat belajar lebih giat agar aku sebagai guru tidak menurunkan nilai kkm karena hampir dari semua dibwah rata rata"

Guru mulai membagikan kertas ujian pada siswanya.

Aku dan Saki menjawab soal dengan cepat karena soal yang keluar hampir sama dengan soal yang di pelajari kemarin.

10 menit sebelum waktu habis aku sudah selesai mengerjakan, ku lihat Saki juga sudah, yang ku khawatirkan mungkin Hinata.

Benar saja adanya Hinata malah tertidur pulas di atas meja kurasa dia sudah eror.

"Waktu selesai letakan alat tulis dan siswa yang duduk di depan kumpulkan jawaban siswa belakangnya dan bawa ke mari" (gantian yang depan)

"Ok sudah terkumpul semuanya, mari kita bahas langsung"

"Ehhhh" teriak semua siswa dan siswi, keculai aku dan Saki

"Sensei materi kita sudah ketinggalan dari kelas lain, kurasa kita harus mengejar materi dulu" ucap Yaichi

"Betul sensei mengejar materi lebih baik ketimbang mencocokan jawaban" ucap Hozuki

"Materi nya masih sempat terkejar kok jadi sekarang cocokan dulu ya jawaban ini, yang belakang maju ke depan untuk menukarkan jawaban ke siswa lain"

Aku dan Hinata maju ke depan, aku memegang nama ku dan Saki ku berikan saja lembar jawab ku pada Saki dan lembar jawabnya ku pegang.

Guru mulai menjawab setiap soal yang ada.

Soal pertama ok benar

Kedua ok

Ketiga salah

Keempat salah

Kelima ok

Hingga ke 20 jawaban Saki ku hitung benar 17 dan salah 3 artinya nilainya 8,5

Sensei mulai mengabsen dan nama ku di panggil.

"10 sensei" kata Saki

"Whooaaaa nilai sempurna" teriak siswa laki laki

"Biasalah" kata ku

Lalu nama Saki yang di panggil

"8,5 sensei" teriak ku

"Astaga cuma 8,5 kurasa bisa tembus 9" pikir Saki

Jam terus berlanjut hingga sekolah pun usai.

.

.

.

.