webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Komik
Peringkat tidak cukup
273 Chs

35. Anak Bayi

Jadi kurasa inilah waktunya aku mulai investasi bangunan.

Aku sudah punya tanah luas, punya modal dan aku bisa membangun komplek apartemen untuk ku jual ataupun ku sewakan di masa depan.

Perlu di ingat, jikalau nantinya di tahun 1989 ke 1990 nilai tukar Yuan terhadap dolar anjlok tajam sehingga mata uang pun turun tahta, pemerintah pun membuat mata uang baru dan pecahan baru.

Semua nilai di bawah satu yuan di fisik kan dengan koin sedangkan untuk satu yuan ke atas sampai 100 yuan dengan kertas.

Uang kertas pecahan baru adalah

20 yuan, 50 yuan, dan 100 yuan, 100 yuan menjadi pecahan tertinggi menggantikan 10 yuan.

Jadi jangan sampai menyimpan uang di bank sebab akan mengalami penyusutan sangat banyak, lebih baik investasi kan agar uang yang di investasi dalam bentuk barang bukan menyusut melainkan bertambah nilainya.

Contohnya adalah emas, 1000 yuan per ons di 1989 berubah jadi 2000 yuan per ons di 1990, ini hanya gambaran kasar, soal harga belum pasti tapi intinya harga meningkat tajam.

.

Ku investasikan 80% uang ku ke emas.

Aku ingin invest tanah di desa sebenarnya, namun karena aku berpikiran tanah tak ada yang menggarap aku pun jadi mengurungkan niat ku.

Berbeda dengan yang di kota tentunya, tanah kepunyaan ku di sini ku sewakan untuk pertanian uji coba dari Universitas Beijing.

Ku sewakan dengan harga yang lebih murah karena bantuan profesor yang telah mengubah nilai Hanqi di ujian masuk kemarin.

.

Menemani istri yang sudah hamil besar.

Yuan yuan sudah berumur 2 tahun Oktober nanti dan adiknya akan lahir di bulan September minggu kedua. (Ini masih bulan Agustus Awal)

Oh iya, di bulan Mei kami kedatangan keluarga baru Yaitu Su Jinqi, adik ke 3 nya Wanqiu, dia datang untuk kuliah juga sama seperti kakaknya, namun bedanya dia langsung mengikuti ujian tulis berbasis beasiswa dan untungnya dia lolos di prodi ilmu dokteran dengan beasiswa penuh.

Lalu nasib Qinqin, Hanqi, Pingping dan Wenqi, mereka semua lolos banding pengajuan beasiswa, jadi mulai semester 3 biaya kuliah di potong 1000 yuan, seperti yang sudah tertulis di aturan, namun bedanya dengan yang mendaftar beasiswa penuh, mereka ber 4 bisa menumpuk beasiswa namun hanya beasiswa biaya hidup.

Ke 4 nya mengikuti ujian beasiswa tambahan, namun hanya Qinqin yang lolos, dia mendapatkan uang saku bulanan tambahan sebesar 200 yuan sebulan, jadi jika 6 bulan dia mendapatkan 1200 yuan, ditambah penghasilannya part time 200 perbulan namun baru berjalan 3 bulan, uang kuliah untuk semester depan bisa terpenuhi.

Tapi jeniusnya si Qinqin ini, setelah mendapat beasiswa dia masih mengajukan banding karena biaya kuliah masih memberatkannya.

Alhasil dia sibuk sendiri mengurus dokumen banding, 1 minggu Prosesnya dan hasilnya dia menang banding, yang tadinya dia harus membayar 1600 Yuan, sekarang jadi gratis.

3 adik lain tak berani senekat Qinqin, mereka menerima tagihan mereka saat ini, sebab terkadang mengajukan banding bukannya turun tapi malah naik.

.

.

Di bulan Juni lalu kami pindah apartemen yang lebih luas, namun masih di pemilik yang sama.

Pindahnya sekarang adalah apartemen dengan 5 kamar tidur, niatnya hanya 4 kamar tapi sekalian saja 5 siapa tau Lushi (adik ke 4 Wanqiu) akan ikutan kuliah di kota juga.

Pengaturan kamarnya adalah 2 orang tiap kamar, aku dan Wanqiu tentunya di kamar utama, Wenqi dengan Pingping, Qinqin dengan Jinqi, Hanqi dengan Yuan Yuan.

Yap dengan Yuan Yuan, entah kenapa semenjak pindah dia tak mau tidur dengan ku dan Wanqiu lagi, namun dia juga tak ingin tidur sendiri, jadi dia sendiri yang pilih untuk tidur dengan Hanqi.

Kami pun bisa bercocok tanam dengan leluasa, uhmm maksud ku, kami, aku dan Wanqiu bisa lebih akrab tanpa ada gangguan dari Yuan Yuan.

.

"Istri jangan terlalu banyak beraktivitas, biarkan anak anak yang bersih bersih saja, toh sudah di bagi tugas" (aku tak kebagian tugas tapi)

"Tak apa, aku juga tak lari larian juga yang penting"

"Ya bukan begitu juga maksud ku, kamu hamil besar, perbanyak istirahat bukannya perbanyak jalan dan berdiri"

"Jangan ngomel terus, lebih baik bantu aku"

"Huhh, ketika Qinqin pulang nanti akan ku marahi dia karena melewatkan sesi bersih bersih hari ini"

"Qinqin sudah bilang padaku jika pagi tadi dia ada praktek dan ujian, jadi dia belajar keras dan tak sempat bersih bersih, dia sudah izin dan bilang akan membersihkan siang nanti ketika istirahat"

"Jangan membelanya, dia tetap salah karena melalaikan tugas"

"Jangan terlalu keras begitu"

"Jika aku tak keras mereka akan ngelunjak dan akhirnya lalai seperti ini"

"Sudah diam jangan ngomel lagi, cepat ambilkan aku sapu dan Cikrak"

"Iya iya sebentar"

.

.

Jam 12 Qinqin sesuai janjinya pulang untuk membersihkan rumah.

"Maaf kakak ipar aku agak terlambat, apa Kakak ku sudah marah?" Qinqin khawatir

"Tuh kakak mu sedang duduk di depan tv dengan Yuan Yuan, oh iya aku sudah bersih bersih rumah, kamu harusnya tak perlu datang, kan sudah ku katakan hemat tenaga"

"Tapi kak Hajin jika memarahiku itu menakutkan!"

Aku yang mendengar suara Qinqin langsung mendekat.

"Nah akhirnya kamu baru sampai, katamu jam 11 kan kenapa molor jadi 12" Aku langsung menegur

"Anu kak, tadi di ruang praktik profesor ku menyuruh ku untuk membantunya berberes jadi aku agak telat"

"Begitu kamu jadikan alasan, sekarang karena kakak ipar mu telah menggantikan tugas mu, kamu ku beri tugas baru, belikan kami makan siang"

"Boleh saja, mana uangnya?" Qinqin menadahkan tangan meminta uang

"Kira kira berapa ya gaji untuk membayar ku dan seorang istri hamil bersih bersih rumah selama satu jam lebih?" Ucap ku ke Wanqiu

"Kakak kejam, ayolah kak uang ku sudah habis, aku saja besok tak tau mau makan apa" Qinqin mengerti maksud ku (ganti tugas di sini sama dengan ganti tenaga namun di tukar uang)

"Jangan menipuku, kamu sudah mengumpulkan uang beasiswa selama 2 bulan, uang kerja mu juga belum digunakan sejak mei lalu, sekarang bilang tak punya uang?"

"Ish, kakak ini penguntit sangat handal, oke oke aku belikan sekarang, dua porsi kan"

"4 lah" Balas ku

"Loh kenapa 4?"

"Aku Wanqiu Yuan Yuan dan bayi di kandungan Ipar mu ini artinya Wanqiu dua porsi"

"Eh, aku cukup satu saja" Wanqiu menolak

Ku kedipkan mata mengode.

"Oh benar juga, aku bisa makan dua porsi, jadi Qinqin 4 porsi ya" Wanqiu

"Astaga, kalian benar benar memeras ku"

"Salah sendiri melalaikan tugas, ingat aturannya"

"Kakak saja tak ikut aturan yang kakak buat sendiri"

"Jangan ngajak debat lagi, sana belikan aku sudah lapar"

"Hmmmzzzzz" Qinqin pergi dengan kesal

.

.

Beli di luar kompleks apartemen.

"Akhh aku benci makanan mahal di sini" Keluh kesah Qinqin.

Satu porsi makanan di sini adalah 6 yuan, berbeda jauh dengan yang di dekat universitas yang hanya 1-2 yuan saja, namun jika membelinya sampai sana itu kejauhan.

"24 yuan ku yang berharga" Qinqin agak menangisi uangnya

.

.

Makanan datang.

"Nih 4 porsi makanan, aku mau langsung kembali ke Universitas ini" Ucap Qinqin

Ku terima bingkisan itu.

"Tak makan dulu?"

"Aku bisa telat, kalau harus makan di sini, aku nanti akan beli roti saja untuk ku makan di kelas"

"Roti tak membuat kenyang, karena aku baik nih ku beri satu untuk mu" Kuberi satu porsi nasi yang di belikan olehnya

Qinqin menatap ku dengan sinis, dia merasa di kerjai oleh kakaknya.

"Terima kasih" Ucapnya dengan nada tak ikhlas

"Sama sama, hati hati di jalan, dan jangan lupa dimakan"

"Iya kakak ku yang sangat tampan" Balasannya tambah sinis

Qinqin pergi mengendarai sepedanya kembali ke Universitas.

.

.

"Kamu jahat suami" Wanqiu berkomentar namun juga menahan tawa

"Biarlah, biar dia jadi lebih disiplin, Yuan Yuan kemari ayo makan dulu"

"Makan apa?" Balasnya

"Ayam mau?"

"Mau!"

Yuan Yuan segera duduk mendekat padaku.

.

Ku pindahkan bungkusan ke piring.

Kurangi nasi bagian Yuan Yuan karena dia tak akan habis.

Punya Wanqiu juga ku pindahkan.

"Terima kasih suami" Wanqiu

"Terima kasih ayah" Yuan Yuan mengerti jika di beri harus bilang apa

.

"Mari makan" Ucap ku

.

.

Tanggal 2 Agustus aku kembali kerja.

Hari yang cerah jadi ku putuskan kerja naik sepeda saja.

Melewati jalan depan smp, lewat taman, lewat jembatan diatas sungai kecil, melewati keranjang bayi yang hanyut di sungai, melewati lapangan bola....

"Eh keranjang bayi?"

Aku langsung berbalik menuju jembatan.

Melihat di aliran apa keranjang bayinya masih.

(Tersangkut di sampah pinggir sungai)

.

Melihat lebih jeli dan terlihat ada gerakan di dalam sana!!

"Astaga astaga" Ucap ku panik dan segera turun ke sungai karena takut keranjang akan tenggelam karena melawan arus sungai

"Tunggu sebentar nak, aku datang aku datang"

Byur...

Harus terjun ke sungai karena keranjang tak sampai jika kuraih dari tepian.

.

Selamatkan keranjang itu beserta isinya.

Ada bayi di dalamnya!!

"Astaga dia masih merah" (Masih merah berarti dia baru saja lahir)

Ku bawa ke tepian, ku buka jas dan ku hangatkan dia dengan melilitkan jas ku di tubuhnya.

Keranjang ku buang karena itu basah, namun sebelum ku buang aku menemukan gelang besi, tak ada tulisan atau pesan.

"Dasat orang tua otak iblis, bisa bisanya mau buat namun tak mau merawat!" Aku mengeluh kesal

.

Ku pikirkan dulu apa aku harus kembali ke rumah dulu atau ke kantor polisi dulu.

Tak mikir lama, karena bayi semakin lemah kurasa.

Langsung aku kendarai sepeda dan kembali pulang.

(Ini jam 9 pagi, orang orang sudah beraktifitas jadi jalan lumayan sepi dan tak ada yang peduli aku membawa bayi berlilitkan jas)

Ketuk pintu rumah dengan keras.

"Iya aku datang jangan mengetuk terlalu keras, bisa bisa pintunya jebol" Wanqiu mengeluh dengan tamu yang tak tau aturan ini

.

Pintu di buka.

"Eh suami kenapa kembali?" Wanqiu mengamati penampilan ku yang acak acakan sekarang

"Kamu habis jatuh? Lalu apa yang kamu pegang itu?" Sambungnya

"Ayo masuk dulu, biar ku jelaskan"

.

.

Masuk namun Wanqiu tau apa yang di bawa suaminya itu.

"Tunggu sebentar, bayi siapa itu suami!" Wanqiu mencegah ku masuk

"Ini bayi yang di telantarkan orang tuanya, aku memungutnya dari sungai"

"Eh!! Biar ku lihat dulu"

Wanqiu melihat.

"Astaga dia baru lahir?"

"Ayo masuk ke dalam dulu" Ucap ku

"Oke oke"

.

"Berikan dia asi mu, dia sangat lemah dan perlu asi"

"Berikan padaku bayinya, lalu kamu bicara"

.

Wanqiu menyusui dan Yuan Yuan datang.

"Adik?" Yuan Yuan tanya sebab mengira adiknya sudah lahir mungkin

"Bukan sayang" Wanqiu membalas

"Kenapa?"

"Hmm karena adik mu masih di perut ibu, dia belum bangun"

"Oh"

.

.

"Aku menemukannya ketika aku melewati jembatan kecil di sebrang, ku lihat ada keranjang yang hanyut, aku awalannya tak peduli namun setalah ku pikir apa mungkin ada sesuatu di dalamnya, akhirnya aku mengamati sejenak dari atas jembatan, dia bergerak jadi aku langsung mengambilnya"

"Tak ada informasi di dalam keranjangnya?"

"Hanya gelang besi ini, tanpa tulisan ataupun pesan apapun"

"Astaga, bisa bisanya ada orang tua seperti itu, suami segera lapor polisi, agar mereka memulai penyelidikan"

"Oke, kamu tunggu di rumah ya, jika ada sesuatu dengan bayinya segera telepon rumah sakit untuk panggil ambulan"

"Ya suami"

.

.

Ku laporkan ke polisi.

Terdekat.

Laporan di terima dan polisi langsung melakukan penyelidikan.

Mengunjungi bayinya dan melihat gelang yang di tinggalkan bersama bayinya.

Keranjang di sungai pun tak luput dari bahan penyelidikan.

.

Aku di ajak bicara oleh polisinya.

"Tuan Hajin, saya punya pilihan untuk anda soal bayi tersebut, pertama anda menyerahkan dan biarkan pihak rumah sakit yang merawat bayinya selama penyelidikan atau anda yang merawat bayinya lalu semua kebutuhan bayi itu akan di biayai oleh negara, ini hanya selama masa penyelidikan tentunya"

"Sebentar pak biar saya bicarakan dengan istri saya"

.

.

"Bagaimana keputusan mu?" Aku tanya

"Dia terlalu lemah, jika di rumah sakit dia tak akan di pedulikan walaupun dia menangis dengan keras, jadi biarkan aku yang merawatnya, hanya sampai penyelidikan usai juga kan"

"Tapi kita harus bertanggung jawab jika ada apa apa dengan bayinya jika ada sesuatu"

"Tak apa, sebelum polisi pergi kalau begitu mari periksakan dulu bayinya, apa ada yang salah dengannya atau tidak"

"Oke"

.

.

Pihak polisi setuju dengan permintaan ku.

Pemeriksaan kesehatan untuk bayinya dan hasilnya bayinya hanya letih karena tak mendapatkan asi, organ nya berfungsi normal dan dia termasuk bayi normal tanpa ada cacat.

.

Kembali pulang dan polisi melanjutkan penyelidikan terhadap siapa ibu dan ayah bayi.

Jam 2 siang.

"Aku akan kembali kerja, aku bahkan belum meminta izin sejak tadi pagi, ku harap kamu baik baik saja"

"Tenang saja, toh adik ku akan segera pulang, kamu tak perlu khawatir"

"Oke kalau begitu"

.

.

Di kantor ku laporkan alasan keterlambatan ku ini.

Sebenarnya hrd tak mempermasalahkan, sebab jam kerja ku fleksibel, asal 7 jam kerja entah aku mau berangkat jam 4 pagi ataupun 3 siang,

.

Jam 5 sore.

Wenqi dan Pingping pulang dari tempat kerjanya.

Mereka kaget ketika melihat ada bayi di ruang kumpul.

"Kak kamu sudah lahiran!" Wenqi teriak mencari kakaknya

"Astaga dia tampan, mungkin mirip kakak ipar ya" Pingping melihat dari dekat

.

.

Wanqiu dan Wenqi bertemu di dapur.

"Loh perut mu masih besar, lalu di depan bayi siapa kak?" Wenqi

Pingping muncul di belakang Wenqi.

"Mata dan hidungnya mirip kakak ipar, seharusnya kakak bilang dong jika lahiran tiba tiba.. " Pingping terdiam ketika melihat kakaknya yang masih hamil

"Loh kak! Bayi itu bukan anak mu!" Ping ping kaget

"Kalian ini mengada ada ya, bayi di perut ku lahir September nanti, bayi di depan itu bayi yang di temukan suami di sungai, polisi sekarang sedang mencari orang tua bayi, untuk sementara bayinya aku yang rawat, kebetulan karena asi ku masih keluar juga"

"Loh tapi mata dan hidungnya mirip dengan kakak ipar" Pingping

"Jangan aneh, dulu kamu bilang mata Yuan Yuan sama dengan mata sapi, kurasa penglihatan mu minus 20 Pingping"

"Ugh, Kakak kejam"