webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Komik
Peringkat tidak cukup
273 Chs

13. Qinqin

Malamnya di rumah sakit, jam 7 malam

Qinqin belum juga sadar, Ibu masih menunggunya tepat di samping tempat tidur.

"Ayah, aku akan mengantar menantu pulang dulu, selama Qinqin tak pindah ke ruang inap kita tak akan bisa tidur di dalam ruangan, kamu tau kan Wanqiu sedang hamil"

"Ya, bawa pulang saja, biarkan dia istirahat, aku dan ibumu di sini sudah cukup, kamu juga istirahat pun boleh, kembali besok dan biarkan kami menginap di sini"

"Aku akan ikut menunggu, aku hanya pulang mengantar menantu saja"

"Tak perlu memaksakan diri, mari bergantian saja menjaga"

"Hmmm, kalau begitu aku dan menantu akan pamit ke ibu dulu"

"Ya"

.

.

Pamit ke ibu lalu kami berdua pulang.

Di apartemen jam 8 malam.

Wanqiu langsung tiduran di sofa.

"Lelahnya, rasanya pinggang ku mau patah karena kelamaan duduk" Keluh nya

"Mau ku pijat?" Tawar ku (suami tak boleh terlihat lelah di depan istrinya)

"Gak usah, kamu juga pasti lelah, langsung mandi dan istirahat sana, biarkan aku rebahan dulu di sini"

"Kamu tak mandi?" Tanya ku

"Aku nanti saja, aku mau rebus air dulu"

"Biarkan aku saja kalau begitu"

"Gak perlu aku bisa sendiri"

Tak hiraukan, pergi ke dapur ambil panci, isi air lalu nyalakan kompor.

Lanjut mandi.

Setelahnya ku siapkan ember dengan air untuk di campur dengan air panas nanti.

.

.

Wanqiu dah merem.

"Dah ku siapkan untuk mu mandi, segera mandi sana biar tidak gatal di tubuh" Ucap ku sambil mentoel pipinya

Dia terbangun.

"Eh sudah?"

"Bergegas mandi, atau mau ku mandikan?" Ucap ku bersiap memegangnya

"Stop, aku bisa sendiri"

"Ya sudah sana"

Wanqiu pergi.

.

.

Nyalakan tv untuk lihat berita.

"Demonstrasi besar terjadi di Universitas Beijing, para mahasiswa menginginkan agar dewan universitas memperbanyak beasiswa bagi para mahasiswa khususnya mereka yang di desa" Reporter melaporkan

"Demonstrasi memang banyak terjadi di Beijing, namun puncaknya ada di tahun 89, tragedi berdarah bagi orang china khususnya orang Beijing" Ucap ku mengingat tragedi Tiananmen

"Tapi siapa yang khawatir, toh sebelum tahun itu aku akan kembali ke desa" Ucap ku lagi

.

.

Wanqiu selesai mandi

"Loh kenapa kamu belum ganti dan masih pakai handuk?" Wanqiu kaget sebab penampilan ku sama seperti sebelum dirinya mandi

"Keterusan nonton tv, jadi lupa ganti, berhubung kamu dah selesai juga, ayo ganti bersama"

"Jangan, aku terlalu malu, kamu ganti duluan suami"

"Buat apa malu, ayo ke kamar jangan membantah"

Ku tarik tangannya namun dengan lembut, Wanqiu hanya malu bukan tidak mau.

.

.

Besoknya jam 7 pagi.

"Hari ini masih cuti kan?" Wanqiu tanya

"Masih, kamu di rumah saja, biar aku sendiri yang ke rumah sakit"

"Itu tidak sopan, bagaimana bisa kamu memberi muka pada ayah ibumu, jika istrimu tak datang bersama mu"

"Sopan atau tidak itu tak penting, kamu dalam kondisi hamil, tar kalau Qinqin sudah sadar saja kamu ke rumah sakitnya"

"Oh begitu, kalau begitu aku setuju, aku juga bingung mau ngapain di rumah sakit, ibu mertua sudah mengurus semua keperluan Qinqin, aku di sana cuma di suruh duduk dan jangan banyak gerak oleh ibu mertua"

"Dia memang baik dan peduli, bahkan pada menantunya, kalau begitu aku pamit dulu"

"Ya hati hati di jalan"

Wanqiu mengangkat wajahnya.

Cium tepat di dahi seperti biasanya.

.

.

"Pagi" Ucap ku ke perawat

"Pagi tuan ada yang bisa kami bantu?"

"Aku mau tanya kemana pasien di UGD yang bernama Qinqin, dia baru di operasi kemarin pagi?"

"Pasien bernama Qinqin baru saja di pindahkan ke ruang rawat inap, dia telah sadar dan kondisinya baik"

"Ruang rawat inap mana!" Aku kaget dan senang

"Ruang rawat inap Flamboyan ruang 7a"

"Terima kasih atas informasinya"

.

.

Cari ruang flamboyan, cari ke sana sini karena tak ketemu tanya perawat yang melintas.

"Ruang flamboyan, lurus mentok, lalu belok kiri tuan"

"Terima kasih"

...

Agak jauh juga rupanya. . .

Ketemu kamarnya Qinqin.

Masuk dan kebetulan ada pasien lain di sebelahnya.

"Maaf permisi" Ucap ku sopan santun

"Silahkan silahkan"

.

.

Bertemu ayah dan ibu.

"Ayah ibu, aku datang, ku dengar Qinqin sudah sadar apa benar?" Ucap ku

Qinqin mengacungkan jempol walaupun dia sedang tengkurap.

"Hei hei, kamu kuat juga ternyata, sudah sadar dengan cepat" Aku bahagia

"Aku tentu saja kuat kak"

"Hajin, dimana istri mu?" Ayah tanya

"Dia sedang di apartemen, ku suruh dirinya datang ketika Qinqin sudah sadar, tak ku sangka dia malah sudah sadar pagi ini"

...

"Ayah ibu, kalian sudah sarapan?" Tanya ku

"Kami sudah" Ibu

"Mereka belum kak, mereka terus saja menjaga ku sejak aku sadar di jam 3 pagi" (Sekarang jam 8.30)

"Kamu tak tau sopan santun ya Qinqin" Ibu marah

"Ini soal makan bukan sopan santun bu, ini ku bawakan makanan serta pakaian ganti, kalian makanlah dulu biar aku ganti yang menjaga Qinqin"

"Kamu duluan, aku nanti saja" Ayah bilang ke ibu

"Tak ada duluan dan akhir, kalian berdua makan bersama di luar sana, aku juga ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan Qinqin"

"Kamu tak perlu sopan, bicara saja di depan kami, kami belum lapar" Ibu tau anaknya hanya membuat alasan agar ia berhenti menjaga Qinqin

"Aku serius ingin bicara pribadi dengan Qinqin, kalian keluar dulu, makan sana jika sudah kenyang baru kembali" Ucap ku

"Yah kalau begitu ya sudah, jika ada apa apa segera panggil kami" Ayah mengalah lalu mengajak ibu keluar

.

.

"Bagaimana rasanya, apa ada yang sakit?"

"Sekarang tidak kak, tapi tadi di jam 4 bekas jahitan rasanya sangat panas dan nyeri seperti di tusuk tusuk jarum ribuan kali"

"Itu wajar, anestesinya pasti sudah habis, ini biasanya di barengi dengan kesadaran pasien, lalu kamu menangis?"

"Tidak, hanya sedikit" Qinqin malu mengakui

"Tidak apa menangis kok, sebab kata dokter yang pernah ku undang di program tv ku, ini memang menyakitkan walaupun aku belum tau rasanya, kamu jika bisa menahannya itu malah hebat"

"Ku kira akan memalukan sebab orang dewasa menangis"

"Tidak memalukan sama sekali, oh iya aku juga mau mengatakan, setelah operasi kamu tak bisa mengandung anak sampai 1 tahun paling aman dua tahun, demi melindungi tulang belakang mu, jadi jangan sampai aku mendengar kamu menikah atau hamil duluan dalam 2 tahun"

"Mana mungkin aku berani hamil duluan kak, bisa bisa ibu marah dan mengusir ku, lalu dia akan bilang begini, anak tak tau diri, sudah di sembuhkan penyakitnya tapi begini balasannya, dasar binatang tak tau etika" Qinqin menirukan ibu ketika marah

"Hahaha, bisa saja kamu, tapi benar juga sih, kalau ibu marah itu bahkan lebih menakutkan daripada ayah, terkadang memang orang yang baik ketika marah itu sendiri bumi di hancurkan dengan sekali serang, lalu kamu apa sudah sarapan?"

"Sudah, namun sedikit, kata dokter aku lebih baik makan sedikit demi sedikit namun tiap 2 jam, agar pencernaan tak menumpuk di perut"

"Apa yang kamu makan?" Aku kepo

"Itu di meja, jus brokoli dan ada rasa daging"

Ku lihat di meja hanya ada botol seperti termos.

"Mana gak ada" Balas ku

"Itu yang di termos"

"Hah? Bukannya itu teh?"

"Itu makanan ku, makanan khas yang di haluskan agar mudah di cerna"

Ku intip dan ku bau.

"Walah, kamu doyan beginian?" Aku kaget

"Ibu menyuruh untuk di makan walaupun rasanya tak enak, sebab belum tentu aku bisa di posisi habis operasi seperti sekarang, maksud ku jika bukan karena mu kak, aku tak akan bisa di sembuhkan seperti sekarang, jadi jangan jadi pemilah makanan yang di sediakan oleh rumah sakit"

"Kamu terlalu menurut, tapi itu ada baiknya juga hehe, kamu di umur 16 apa sudah punya pacar?"

"Kakak, siapa juga yang mau memacari gadis bungkuk walaupun dia punya paras cantik secantik Cleopatra" Qinqin merendah untuk meroket

"Muka kaya kroket aja bilang kaya Cleopatra, huuuu"

"Eh beneran muka ku cantik aslinya"

"Jika cantik harusnya ada pujangga yang naksir padamu sebab dia mikir hanya cinta sejati, tapi nyatanya kan belum ada"

"Ya belum ada saja, bukan tak ada kan"

"Ya deh iya, terserah kamu yang penting bahagia, oh iya besok atau lusa teman sekantor ku ingin datang, tak masalah kan"

"Loh mereka kenal dengan ku memangnya?" Qinqin merasa bangga

"Gak, karena aku cuti dua hari dengan alasan adik ku akan operasi mereka pun panik karena program acara akan kacau, tapi sisi baiknya mereka bilang ingin menjenguk sekaligus melihat adik ku yang sampai membuat kakaknya harus cuti 2 hari"

"Dih cuti 2 hari saja di banggakan" Qinqin tak tau betapa susahnya cuti bahkan cuti setengah hari itu

"Bayangkan jika satu hari gajimu itu 100 yuan jika di tambah bonus jadi 1100, lalu jika cuti hanya dapat 100 sehingga 1000 hilang, apa begitu tidak berharga, kamu tak bangga dengan kakak mu yang merelakan 2000 yuan hanya untuk mu"

"Seriusan 2000 yuan karena kakak tak kerja!" Qinqin kaget karena 2000 yuan dalam 2 hari

"Ya perumpamaan saja, intinya banyak yang harus ku relakan dari gaji ku demi adik ku yang tersayang ini!"

Qinqin diam.

"Hey kamu membuat ku khawatir kenapa diam?" Ucap ku

"Maaf, aku kembali membuat mu susah kak"

"Hei hei jangan menangis, bagaimana mungkin kamu membuat ku susah, kamu membuat ku bahagia karena kamu akan sembuh dari penyakit mu"

"Tapi dengan uang sebanyak itu harus di relakan, itu sangat di sayangkan"

"Qinqin berhenti menangis dan dengarkan, uang tak terlalu berharga di depan ku jika itu di gunakan untuk sesuatu yang penting seperti menyembuhkan penyakit mu, jadi jangan menangis, jika masih menangis maka biaya operasi mu akan ku anggap hutang mu seumur hidup"

Qinqin berhenti menangis sebab dia tau biaya operasinya sangat mahal apalagi ibu bilang ada operasi tambahan di saat operasi pertama.

"Kakak jahat" Qinqin mengeluh sebab kakaknya tak membiarkannya menangis lebih lama

"Menangis membuat mata bengkak, aku tau loh kamu terkadang menangis kan di belakang rumah karena kamu di kucilkan oleh teman teman mu, sekarang sudahi tangisan dan buktikan pada teman teman mu, bahwa kamu adalah kembang desa dari keluarga Yu"

"Hihi oke kak, oh iya kakak apa tak akan kembali ke rumah?"

"Tidak, aku akan tetap di sini sampai kontrak kerja ku usai, ada 2 tahun kurang 2 bulan"

"Jadi kakak ipar akan lahiran di kota? Siapa yang akan menjaganya, kamu saja kerja suka lembur begitu"

"Kalau begitu kamu akan ku pekerjakan jadi baby sister nantinya untuk menebus kebaikan ku"

"Hmmm, boleh saja"

"Jangan anggap serius, aku hanya bercanda Qinqin, aku tak akan tenang jika bayi ku kamu sentuh yang mana berdiri saja susah, aku sama sekali tak tenang"

"Ya nanti kan aku bisa berdiri dengan tegak tanpa goyah, jadi biarkan saja aku jadi pengasuh anak mu kak, sampai kakak ipar mampu merawat anaknya sendiri"

"Tidak perlu, kamu tenang saja, itu sudah ku pikirkan kok, kemungkinan sih istri ku akan ku kirimkan ke rumah mertua, biarkan dia hidup di sana dan menunggu ku selama 1 tahun lagi"

"Memangnya dia akan setuju?" Qinqin memuji kegigihan kakak iparnya yang mau mengikuti kakak ke 4 ke Beijing dengan uang pas pas an dan tanpa kepastian apapun, entah itu di sana mau makan apa, mau tinggal dimana, atau mau kerja apa, kakak ipar mengikuti dengan yakin

"Jika dia tak mau maka kamu akan ku rekrut sebagai pengasuh yang ku panggil pertama kali"

"Yes, tidak masalah aku siap sedia selama ibu mengizinkan, kak aku haus" Qinqin tak malu malu menyuruh jika itu dengan ibu dan diriku

"Minum apa?" Tawar ku

"Air mineral saja"

Ku sodorkan air mineral dengan sedot dari bawah.

.

.

Jam 12 siang, ibu dan ayah kembali ke apartemen sementara aku masih menjaga Qinqin, sekarang dia tengah tertidur.

Ku suruh mereka istirahat dan kembali jam 4 sore saja, ajak Wanqiu dan bawa beberapa pakaian ganti.

.

.

Aku sudah terkenal namun bagi mereka yang nonton tv, kebanyakan di Beijing orang merantau untuk cari uang dan lupa menghibur diri, jadi sebenarnya tak ada fans di Beijing disebabkan orang di sini jarang nonton tv, fans ku rata rata malah di luar Beijing.

Jadi wajar jika di rumah sakit ini jarang ada yang mengenal ku, mungkin hanya dokter Yun saja.

..

Jam 4 lebih sedikit ayah ibu dan istri ku datang.

Pertama ibu membilas tubuhnya Qinqin dulu, jadi aku dan ayah keluar kamar, sebab tak sopan juga melihat walaupun kami ada hubungan darah.

"Ada rokok yah?" Tanya ku

"Aku sudah berjanji pada ibumu, jika Qinqin sudah sembuh maka aku membuat perubahan dengan tidak merokok lagi"

"Eh, bukannya kemarin lusa masih banyak?" (Ketika satu hari sebelum Qinqin di operasi)

"Tinggal 8 batang, ibumu menyuruh ku membuangnya dan tidak di izinkan ku berikan padamu, dia marah karena menurutnya aku mengajari mu merokok"

"Wih apa tidak sayang masih banyak di buang, seharusnya diam diam berikan padaku"

"Berikan apa suami? Kamu mau merokok? Gak ingat jika suara di pekerjaan mu itu penting?" Wanqiu muncul dari balik pintu

"Maaf menantu aku tidak ikut ikutan" Ayah langsung pergi

"Istri, kamu salah dengar, maksud ku itu seharusnya ayah tak buang buang rokok, berikan pada mereka yang membutuhkan, rokok kan di beli dengan uang jadi tak baik buang buang uang"

"Dengan merokok itu sama saja buang buang uang" Wanqiu berkata kebenaran

...