webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Komik
Peringkat tidak cukup
273 Chs

127.) Kemenangan Manis

Akhirnya sensei memutuskan untuk membawa Hinata ke rumah sakit, sebab panasnya terlalu tinggi yaitu menembus 39,8 °C.

Di penginapan, jam 9.30 malam.

Kami duduk bersama di ruang tengah penginapan.

"Kalian tenang saja Hinata sudah di rawat di rumah sakit, untuk match kemungkinan dia absen, jadi Ennoshita gantikan posisinya" ucap Ukai sensei

"Parahkah sensei?" tanya Kinnoshita

"Untuk parahnya tidak terlalu, namun jika di paksa bermain tentunya tidak mungkin"

"Ahh kenapa aku tidak tau hal ini sebelumnya?" ucap Tanaka

"Maksudnya?" tanya Nishinoya

"Sebenarnya Hinata sudah mengeluh sejak match tadi, saat teriak teriak pun ia tidak seperti biasanya aku kurang peka pada teman gaje ku itu!" teriak Tanaka

"Sudah jangan di sesalkan, doakan terbaik saja agar Hinata bisa sembuh cepat, mari kembali tidur, Haruka dan Kageyama kalian tidur di kamar nomor 10" ucap Ukai sensei

"Baik sensei" balas ku dan Kageyama

.

Di rumah sakit.

"Tidak sensei aku masih kuat bermain untuk besok, jadi jangan cegah diriku!" ucap Hinata pada Takeda sensei

"Hinata kun, kamu tidak perlu berjuang lebih keras jikalau kondisi mu saja seperti ini, jikalau kamu bermain belum tentu kamu membantu dan mungkin saja jadi beban mereka, Hinata kun sensei tau tekad mu ingin bermain dengan tim sampai akhir turnamen, namun lihatlah keadaan mu dulu, disini kamu menjadi tanggung jawab sensei jadi tolong hargai sensei sebagai walimu, jika kamu tetep tidak menurut mari sensei antarkan kembali ke Miyagi" balas Takeda sensei

"Tapi sensei perjuangan ku latihan di gunakan untuk moment ini" ucap Hinata dengan air mata yang sudah menentes

"Hinata kun, perjuangan bukan berakhir sekarang, jikalau tim kalah kita masih ada kesempatan di inter high, jadi jangan merasa rugi tidak bisa bermain sekarang" ucap Yachi di belakang Takeda sensei

"Umm" balas Hinata dengan sungguh tak rela

.

Selasa 4 Agustus, pukul 9 pagi.

Kami tanpa Hinata berangkat ke gedung olahraga untuk persiapan pertandingan jam 11  nanti.

Dengan Hinata hanya menonton dari ponselnya yang di hubungkan dengan ponselnya Kiyoko san, ia antusias menyemangati kami.

"Hinata lekas sembuh!" teriak Tanaka dan Nishinoya

"Kami tidak mungkin senang tanpa dirimu bung, semoga lepas sembuh" kata Ennoshita

"Lekas sembuh boke!!" Kageyama

"Maaf tidak bisa bersama kalian, aku akan segera sembuh jadi tolong jangan sampai kalah di match hari ini!" teriak Hinata lalu pingsan

"Yah dah teler dia" ucap ku

"Hahahaha mari berjuang, Karasuno!" teriak Daichi

"Fight!!!" balas kami dengan semangat

.

Pertandingan match pertama sudah di mulai sejak jam 8 tadi, saat ini sudah set ke 3.

Fukurodani vs Itachiyama

Set pertama di menangkan Itachiyama dengan 25 - 21

Set kedua di menangkan Fukurodani dengan poin 22 - 25

.

Kami menonton di tribun, dengan pendukung kami di belakang.

"Haruka ayo taruhan, tebak tebakan siapa yang menang" ucap Tanaka padaku yang sedang main ponsel

"Oh boleh saja, yang jadi taruhannya apa?" tanya ku

"Bagaimana dengan 1000 yen" ucap Tanaka berani

"Baiklah" balas ku lalu mengeluarkan uang 1000 yen, namun yang lain malah ikut ikutan

.

"Woi kalian ngajak taruhannya bersama melawan aku seorang diri?" tanya ku

"Tidak masalah kamu kan kaya jadi berbagai sedikit boleh lah" kata Ennoshita

"Yes itu benar, aku ingin menebus kekalahan ku yang lalu" ucap Nishinoya

"Baiklah baik, 12 orang kan, jadi 12.000 yen, ini uangnya aku mendukung Furokodani" ucap ku

"Hey tidak ada pilihan seperti itu, kita suit siapa yang pertama memilih" ucap Tanaka

"Kalian ini mau mencurangi aku lagi sepertinya, tapi tidak masalah sih uang ku banyak juga" balas ku

Yang mendengar omongan ku barusan jadi agak kesal.

Aku suit dengan Tanaka aku kalah, Tanaka langsung memilih Furokodani sebagai tim yang ia dukung.

Suit dengan Nishinoya juga kalah, Nishinoya memilih Furokodani juga.

Sampai suit an ke 12 aku tetap saja kalah, akhirnya sebanyak 12 pilihan aku memilih Itachiyama saja.

.

"Goo Itachiyama!!!" teriak ku keras

"Fukurodani fight!!!" teriak Lawan ku

"Jangan kalah Itachiyama!!!" teriak ku lagi

"Fukurodani win!!" teriak Musuh

.

"Kalian tolol kah, diam sekarang!!" teriak Ukai sensei memarahi kami

"Sensei ini demi kehormatan kita sebagai pemain voli, jadi tolong izinkan!" teriak Nishinoya

"Berhenti sekarang atau ku kuliti kalian satu persatu!"

"Khiii!!! Baik sensei!" teriak kami cepat

.

Permainan usai jam 10.20 kemenangan untuk Furokodani.

"Yoshaa!!!" teriak musuh

"Anjing lah, dah rugi 12 rb yen" ucap ku

"Jangan marah" teriak mereka

.

Note : set ke 3 di menangkan Furokodani dengan poin, 23 - 25, set ke 4 di menangkan Furokodani lagi dengan poin, 31 - 33

.

Jam 10.45 kami masuk lapangan, menyapa penonton dan menyapa wasit.

"Semangat!!" teriak Hinata lewat vidcall

Kami tidak mendengarnya sebab ya ponselnya di silent oleh Kiyoko lalu volume di kecilkan dan tidak di loudspeaker sepertinya Kiyoko san lupa akan hal itu.

Ichibayasi datang setelah kami, dengan pemain intinya dan sepertinya ada pemain asing juga.

"Wow sudah berewokan" ucap ku kaget saat melihat pemain asingnya

"Ia yang harus di waspadai kata Ukai sensei, pemain asing punya kekuatan lebih sehingga stamina lebih banyak dan pukulan jadi lebih keras" ucap Daichi

"Tinggi mereka berapa?" tanya Tanaka

"Kemungkinan kurang dari 2 meter" balas Nishinoya

"Tepatnya 170 yaitu libro, lalu pemain lainnya 180 - 195" kata Tsukishima

"Wow lebih tinggi dari Nishinoya" ucap ku

"Teme!! Ngajak gelud anda!!" teriak Nishinoya yang sudah terbiasa di buli mulai dari pendeknya tubuh hingga pendeknya mr p nya

"Oh kamu berani?" tanya ku

"Tanaka maju, aku akan follow up kamu!" teriak Nishinoya bersembunyi di balik Tanaka

"Kamu gila apa, Haruka itu monster bangke! Kemungkinan menang jika bertarung dengannya adalah 30%, bisa kurang mungkin" kata Tanaka

Aku yang mendengarkan sebenarnya merasa di puji, namun kenapa juga ada kata monster di dalamnya.

"Sabar sabar Haruka, mungkin mereka setan yang sedang menggoda makhluk" ucap Kazuhito

"Aku tidak marah, tapi rasa ingin memukul mereka naik ke titik tertinggi!" ucap ku dengan muka horor

"Maafkan kami maafkan kami maafkan kami maafkan kami maafkan kami maafkan kami maafkan kami" ucap mereka berdua dengan sujud di depan ku

.

Jam 11 match di mulai, aku yang sudah tersulut emosi aku meluapkannya kepada bola voli yang sebenarnya tidak bersalah.

"Haruka tenang!" teriak Ukai sensei

"Slow bae Haruka kun!" teriak Suga

"Jangan terpancing emosi!" teriak Yamaguchi

Tapi sayangnya set pertama usai beberapa menit kemudian, dengan kemenangan kami 25 - 17.

Note : Di fandom Haikyuu tidak di sebutkan nama pemain Itachiyama, jadi author akan skip namun match akan di buat beberapa penjelasan agar lebih menarik, lalu set pertama Karasuno menang sebab Haruka memukul bola dengan spike keras dan servis keras, dari 25 poin Haruka mencetak 15 poin.

.

Set ke dua, match sudah berjalan 15 menit, Karasuno tertinggal 11 - 18, namun saat ini aku berada di posisi depan, mungkin poin dapat ku ubah perlahan.

"Oi nomor 27" ucap pemain asing

"Ehi, porcellini, non conoscete le regole della pallavolo, uscite subito!(Hey kamu babi tidak tau aturan voli, segara pergi keluar sana!)" ucap pemain asing kepada ku dengan bahasa Italia

"Sei troppo coraggioso(kamu terlalu berani)" balas ku yang membuat ia kaget bahwa aku bisa bahasa Italia

Bagi yang tak paham hanya bisa mengira ia bekata dalam bahasanya, namun bagi ku itu adalah hinaan.

Aku segera melayangkan protes ke wasit soal kejadian itu, wasit menerima protes ku, pemain asing itu mendapat ganjaran kartu kuning, ia dikeluarkan selama 5 menit.

Kami langsung bangkit, hasilnya selama 5 menit, tepatnya menit ke 20 kami bisa unggul 23 - 21.

Pemain asingnya kembali masuk, ia langsung diam saat dan tak banyak bicara lagi.

"Yoshaaa!" teriak Asahi saat servisnya masuk

Note : musuh jadi blunder semenjak Karasuno membuat poin beruntun.

Boom!

Pemain asing melakukan spike 3 meter kami gagal mengcovernya, alhasil poin untuk mereka namun masih dalam kondisi set poin (24 poin saat set ke 1 - 4 intinya saat match belum akan berakhir, lalu set ke 5 poinnya 14 di sebut match poin, yang artinya jika menang match berakhir, jadi jikalau 3 set sudah menang, set ke tiga saat poinnya 24 bisa di sebut match point)

.

"Kageyama!" teriak Tanaka setelah menerima bola servis

"Oke!"

Blesss

Bola di tosskan padaku

Boom!!!

Dari jarak 3m, aku melakukan spike keras.

Bless!

Bola membentur lantai musuh tanpa halangan setelah bloker musuh tertipu Oleh Ennoshita dan Kazuhito yang di depan.

"Merci" ucap ku pada pemain asing tadi, ya niatnya menghina

"Tch" balas pemain asingnya

.

Set ke 3, berlangsung seru sebab pemain cadangan bermain semua dengan tujuan melelahkan pemain musuh, seperti saat melawan Shiratorizawa.

Namun sayangnya rencana lumayan gagal, sebab poin nya tidak sampai duice, di menit ke 17 set sudah berakhir dengan poin 14 - 25 tim cadangan harus menggigit jari dengan kengerian pemain Ichibayasi yang sudah menjadi jadi.

"Tidak usah di pikirkan, yang terpenting kalian sudah menciptakan kesempatan pada pemain utama, kalian sudah berjasa" ucap Ukai sensei menyemangati pemain cadangan (Suga, Tsukishima, Kinnoshita, Yamaguchi, Raiki, Ennoshita tetap main)

.

Set ke 4, peningkatan gaya permainan Ichibayasi makin berasa, staminanya tidak berkurang kurasa, buktinya adalah spike keras dengan mudah mereka layangkan terus menerus, namun kami yang juga bermain total tidak ingin kalah.

30 menit, set ke 4 akhirnya usai dengan kemenangan Ichibayasi 34 - 36.

"Tetap fokus dan jangan tersulut emosi, ingat ini hanya permainan kalah menang hal yang biasa" ucap Ukai sensei

"Maaf sensei karena aku kita kehilangan dua poin!" teriak Nishinoya karena dua poin yang di hasilkan Ichibayasi sebab kesalahan Nishinoya yang gagal menerima servis keras dari ace musuh

"Tidak usah di pikirkan, fokus di set ke 5 jangan sampai blunder lagi" balas Ukai sensei

Sebenarnya aku sangat menyayangkan set ini, jika ku kata tidak maka aku termasuk orang munafik, bayangkan saja perjuangan sampai melewati beberapa duice harus kalah di akhir karena kesalahan Nishinoya, namun ya ku sembunyikan saja kekecewaan ku.

.

Set 5, mencari 15 poin

17 menit pertandingan, poin sementara adalah 11 - 14, kami kalah 3 poin dan Ichibayasi sudah match point.

Boom!!!

Spike keras dari ace musuh berhasil menyentuh lantai lapangan kami.

Pruitt!!

Kami melihat ke wasit.

"Pelanggaran karena menyentuh net" tanda dari wasit

"Yoshaaa!" teriak kami

Musuh tidak protes sebab ia memang melakukan pelanggaran.

.

12 - 14

Giliran aku yang servis.

.

Pruitt!!!

Bola ku lempar ke atas.

"Shinee!!!" teriak ku saat memukul bola

Bless!

Bola masuk tanpa kesusahan.

13 - 14

.

Boom!!

Bola ku pukul dengan keras

Blar!!

Bola di terima libero musuh namun memantul keluar lapangan dan tidak dapat di kembalikan.

14 - 14 (Duice)

.

Serv ke 3 ku masuk lagi sebab pemain bertahan musuh gagal menerima bola dengan baik.

.

"Nice Serv Haruka!!" teriak rekan se tim ku

.

Setelah peluit di bunyikan

Bola ku lempar ke atas, musuh sudah siap siap dengan servis keras.

Aku melompat.

Boo!

Bola melayang, menyentuh net tapi berhasil masuk ke lapangan musuh.

Note : Float serv

.

Pruitt!

Kami wasit dulu, siapa tau servis ku tidak di anggap poin.

"Kemenangan untuk regu kanan" simbol dari wasit

"Yoshaaaaa!!" teriak kami bersama, akhirnya perjuangan kami masih bisa berlanjut hingga ke final

.

Di rumah sakit

Hinata sudah menangis dengan air mata yang keluar banyak.

"Yoshaaa!" teriak Hinata

.

Di rumah Shinomiya

"Horee menang!" teriak Hiyori

"Siapa yang menang kak?" tanya Maika chan yang duduk di pangkuan Hiyori

"Tim nya kak Haruka" balas Hiyori

Note : Hiyori sedang dapat giliran menjaga Maika chan saat ayah dan ibu bekerja, dibantu kakek dan nenek juga tentunya.

"Kakak juga suka voli?" tanya Maika

"Tentu saja suka" balas Hiyori

.

Kami yang masih di lapangan, masih dengan suasana haru akan kemenangan, kami berterima kasih pada penonton.

Sementara tim musuh dengan tidak percaya akan hasil ini malah jadi emosi dan saling menyalahkan, jika aku bisa ikut pembicaraan mereka akan ku katakan "Salahkan aku harusnya"

Tapi ya itu tidak mungkin.

.

Selepas pertandingan, kami lantas langsung pergi ke kedai yakiniku untuk merayakan kemenangan tentunya dengan porsi yang tidak berlebihan, sebab besok masih ada match final.

.

.

Jam 6 petang, setelah makan malam kami segera memulai diskusi lagi setelah tadi tertunda sebab mandi sore.

"Hinata tidak bisa ikut match final sensei?" tanya Suga

"Tidak ikut, aku mendapat info dari Takeda sensei, kata dokternya Hinata akan sembuh dalam 3 hari, untuk pemulihannya bisa 2 hari sampai 1 minggu" balas Ukai sensei

"Sensei apa mungkin mengajak Hinata menonton pertandingan secara langsung?" tanya Daichi

"Entahlah, aku akan tanya nanti" balas Ukai sensei

.

Jam 8 malam diskusi usai, kami langsung di suruh tidur oleh Ukai sensei.

.

Rabu 5 Agustus, match terakhir voli, memperebutkan juara antara Fukurodani atau Karasuno.

.

Di gedung olahraga Tokyo.

Ku lihat penonton makin ngeri, negara negara peserta olimpiade Tokyo 2020 ikut menonton pertandingan final ini.

Pemain voli terkenal seperti Ivan Zaytsev ace Italia, Lucas Kampa pemain dari Jerman, dan lainnya, serta ada Yuji Nishida pemain nasional voli putra Jepang ikut hadir entah cek lapangan atau menonton kami.

"Mungkin Hinata jika ikut akan nervous saat masuk lapangan" ucap ku

"Oi kamu memangnya tidak grogi atau gimana gitu? Kita di tonton pemain voli nasional dari tiap negera loh" balas Tanaka

"Untuk apa grogi, jika kalah itu takdirnya begitu pula jika menang, yang penting kita fokus pada gaya permainan kita, bukan gaya voli yang indah, kita atlet voli bukan penghibur penonton" kata ku

"Nah betul kata Haruka, kalian harus bisa mengendalikan tekanan permainan, jangan grogi dan nikmati jalannya permainan" kata Ukai sensei

.

Jam 8.50 kami masuk lapangan, match putra jam 9 match putri jam 2 siang nanti.

Kami pemanasan lalu salaman dengan pemain Fukurodani

Jam 9 match final voli putra di mulai!!!

Kageyama membuka match dengan jump serv kerasnya.

Blar!

Libro mengcover dengan baik.

Bless

Bola di oper oleh setter

.

Kami melompat menyamakan ritme dengan Bokuto yang akan spike.

Boom!!

Spike keras dari Bokuto

Blar!!

Bola membentur tangan Kageyama masuk ke lapangan kami, poin pertama untuk Fukurodani

0 - 1

Note : Bokuto adalah ace terbaik no 5 se jepang, ke empat adalah Aran Ojiro, ke tiga Sakusa, ke dua adalah Ushijima, pertama jatuh pada Haruka, walaupun role utama Haruka adalah punch serv, sebab Haruka bisa menjadi ace ia ikut di nobatkan top 5 ace nasional, dan malah jadi nomor 1.

Setter musuh melakukan serv.

Boom!

Jump serv keras.

Blarr!

Bola di amankan Nishinoya dengan baik

"Kageyama!" teriak Nishinoya

.

Kageyama memberikan aku toss tinggi.

Walaupun ada bloker, tetap ku terjang yang penting yakin saja.

Boom!

Spike keras ku langsung menyentuh lantai lapangan musuh.

"Yoshaa!" teriak ku

1 - 1

.

2 - 1, Asahi mulai unjuk gigi dengan spike keras langsung ke libero

2 - 2, Setter musuh melakukan fake servis ku terbuang percuma tanpa poin tambahan, libero musuh tidak bisa di remehkan

3 - 2, Tanaka melakukan quick spike

3 - 3, Bokuto melakukan spike keras lagi, servis Asahi langsung mati juga

3 - 4, Bokuto melakukan jump serv keras, Nishinoya gagal menerima bola

3 - 5, Servis Bokuto masuk lagi

3 - 6, Servis Bokuto masuk lagi

4 - 6, servis Bokuto mati sebab bola jatuh di luar lapangan.

.

16 - 19, Daichi gagal menerima bola dari Spike Bokuto

.

24 - 24, Duice setelah aku bersusah payah melakukan servis bergilir(Para bola, Hard serv, Jump serv, Float serv)

.

25 - 27, Kami di taklukan Fukurodani di set pertama

.

"Astaga libero musuh terlalu kuat" ucap ku di bangku tim

"Bagaimana ini sensei?" tanya Asahi yang sebenarnya juga sangat kesusahan dengan libero musuh

"Manfaatkan quick, Kageyama lakukan tugas mu, toss kan pada mereka yang tidak di blokir" saran Ukai sensei

"Baik sensei!" balas Kageyama

.

Set kedua

Permainan Karasuno makin keras, dalam waktu 16 menit, set kedua telah usai, kami ikuti saran Ukai sensei dengan quick serv yang membuat libero jarang menerima bola.

Note : 25 - 14

.

Set ketiga direbut oleh Fukurodani lagi setelah perjuangan selama 25 menit.

.

Set ke 4 kami amankan, sehingga match menuju ke set ke 5.

Set ke 5

10 - 9 poin sementara.

"Haruka nice serv" ucap Daichi

.

Boom!

Bless!

Bola langsung menyentuh lantai lapangan musuh.

142 km/jam, tertulis di layar monitor.

Penonton langsung ricuh, apalagi penonton asingnya, mereka tidak bisa baca tulisan Jepang, namun soal angka karena di tulis normal mereka tau.

"Wow, anak SMA sekarang mengungguli kita ya" ucap Ishikawa (Pemaim nasional Jepara)

"Itu keren, Jepang punya bibit unggul" balas Yuji

.

.

14 - 9, servis beruntun ku masih belum mati.

.

Pruitt!!!

Bola ku lempar ke atas tinggi.

Boom!

"Haaaa!!" teriak ku

Blesss!

Lagi lagi bola langsung menyentuh lantai lapangan musuh.

146 km/jam, itulah yang tertulis di monitor.

.

15 - 9

"We are the champion!!!!"

"Yoshaaaa!!!!" teriak ku keras

"Kita menang!!!!" ucap Daichi sungguh tak percaya

"Juara satu!!!" teriak Suga

"Huaaaa perjuangan kita tidak sia sia!!" teriak Takeda sensei di rumah sakit sambil menangis

"Kalian hebat!" teriak Hinata

.

"Yah jika nomor 27 mengeluarkan hard serv dari awal mungkin kemenangan lebih cepat di raih" ucap Yuji

"Ku rasa tidak bung, siasat nomor 27 kurasa menunggu momentum saat musuh sudah kelelahan" balas Ishikawa

.

"No 27 ikut olimpiade Tokyo?" tanya Ivan

"Tidak, ia belum cukup umur harusnya, disini terlalu ia lahir 6 Juli 2004, artinya baru 16 tahun" balas temannya setelah melihat profil Haruka

.

Sesi penyerahan Mendali.

Note : aturan asli pemain inti adalah 6, cadangan 4, tapi aturan terbaru dari pusat adalah 12 pemain, namun karena ini fanfic ku buat maksimal pemain adalah 14 pemain, 1 pelatih, 1 asisten pelatih, dan 1 manager.

Kami berbaris Hinata ikut bersama dengan Takeda sensei.

Penyerahan diberikan langsung oleh menteri olahraga Jepara, walaupun emasnya palsu namun ini sebuah pencapaian yang sangat besar sebab kami bisa membuktikan diri bahwa voli putra Karasuno mampu unggul dari 5000 lebih SMA di Jepang.

"Hinata jangan pingsan!" teriak Tanaka

"Tidak senpai!" balas Hinata

.

Juara pertama Karasuno

Juara kedua Fukurodani

Juara ketiga Ichibayasi

.

Setelah penyerahan mendali kami lantas langsung di wawancarai oleh beberapa reporter, namun karena kami mengikat kontrak dengan MN daily sesi wawancara dimulai dari mereka dulu.

"Menurut kalian siapa lawan kuat di turnamen musim panas ini?" tanya reporter

"Menurut ku sih Fukurodani" ucap Tanaka

"Sama Fukurodani" kata Nishinoya

.

Kami satu persatu menjawab, rata rata Fukurodani namun ada juga yang bilang Ichibayasi, contohnya adalah diriku dan Daichi.

.

"Kalian punya target juara satu nasional juga di interhigh Januari 2021 nanti?"

"Tentu saja!" balas kami bersama

.

Sesi wawancara berakhir, kami hura hura makan yakiniku sepuasnya, namun diriku tetap ada batasan.

"Untuk kemenangan kita!" teriak Tanaka menyodorkan gelas berisi jus jeruk

"Untuk kemenangan kita, ting" balas kami menyatukan gelas

.

Note :

100,400 meter, renang putri berhasil meraih mendali emas (Nagatoro)

400 meter gaya bebas putra berhasil menang juga, namun juara 3

Kumite karate putra, Ayumu, mendapat juara 2.

Kumite putri, Ryouka mendapat juara 1.

.

Karena kami menang, kami tidak di suruh pulang ke Miyagi, jadilah kami liburan selama 5 hari di Tokyo, minus Haruka.

.

Jam 6 petang.

Kami tim putra Karasuno duduk bersama di stadion Nasional untuk melihat pesta pembukaan Olimpiade Tokyo, kami mendapat tiket secara free karena menang turnamen.

.

Di awali dengan sambutan dari Kaisar Jepang, lalu sambutan pimpinan pengawas olimpiade, terakhir pemimpin acara olimpiade Tokyo.

.

Acara di lanjut dengan tarian dan parade dari tiap tiap perwakilan negara yang ikut olimpiade.

Ada Italia, Jerman, Perancis, Brazil, dan lainnya.

Gemerlap lampu lampu dari drone di langit bisa membuat logo 3d, kostum kostum unik tiap penari menambah kesan bahwa olimpiade itu beragam dan membawa kesenangan.

.

Acara berlanjut dengan aksi aksi pertunjukan hingga selesai dan akhirnya semua yang memeriahkan acara keluar bersamaan.

Orang pembawa obor datang, setelah obor itu di arak keliling Jepang salama 30 hari.

Obor utama di nyalakan, setelahnya kembang api ditembakan ke langit atas stadion.

Duar!!

Duar!!

Ku rekam lalu ku kirimkan pada Saki.

"Kapan kapan beli yang beginian" caption ku di bawahnya

"Jangan aneh aneh, nanti rumah kebakaran" balas Saki

.

Jam 10 malam, kami baru kembali ke penginapan.

Saat itu juga aku sudah pindah ke penginapan lain, dimana klub atletik menginap di sana.

"Hati hati di jalan, jangan mampir kemana pun, ingat jam 10.30 kamu harus sampai sana Haruka!" ucap Takeda sensei padaku sebab aku ke sana naik mobil sendiri

"Oke sensei, semua akan aman" balas ku

"Awas saja jika terjadi apa apa dan kamu tidak melaporkan dulu dan malah bertindak sendiri" kata Ukai sensei

"Tenang tenang" ucap ku

.

"Bye" ucap ku di dalam mobil

"Bye!" balas mereka

.

20 menit perjalanan, ku bertemu dengan Yoshida san yang sedang berjalan sendirian, sepertinya ia habis mabuk.

Ku berhenti kan mobil di dekatnya.

Note : Yoshida mengira itu adalah mobilnya Gotou, bibinya Haruka

"Yoshida san" ucap ku

"Kamu keponakannya Gotou?" tanyanya

"Yups, kamu sudah pacaran tetap saja mabuk mabukan" ucap ku

"Lupakan soal pacaran, aku habis putus dengan bibimu, sudah sana jangan ganggu aku"

"Eh putus, ayo naik ke mobil dulu"

"Tidak mau, sana pergi"

Ku seret ia hingga masuk mobil, lalu ku mampirkan ke restoran yang buka 24 jam.

"Mau pesan apa tuan?" tanya pelayanan

"Jus Jambu dan air mineral satu botol, dan pancakenya 2" balas ku

.

Pesanan datang, ku suruh Yoshida san untuk minum dulu.

"Kalian putus sebab masalah apa?" tanya ku

"Jangan tanya, itu bukan bahan pembicaraan yang baik" balasnya

"Huh, apa kamu mengajak bibiku untuk cepat cepat menikah?" tanya ku

"Bukan"

"Kamu selingkuh?" tanya ku lagi

"Bukan, aku ini tipe orang yang setia asal kamu tau"

"Bibiku bosan dengan mu?"

"Tidak juga, tolong jangan tanya lagi"

"Hmm, Yoshida san jika kamu lebih terbuka mungkin aku bisa membantu mu memperbaiki hubungan"

"Hubungan ku sudah berakhir, tidak mungkin bisa di kembalikan" ucap nya dengan sedih

"Katakan saja dulu penyebabnya" ucap ku karena kepo juga

Yoshida diam sejenak.

"Gotou san kata aku terlalu mengatur dirinya, bukan bermaksud jahat namun aku tak ingin ia sampai kenapa napa, ia wanita cantik jadi kejahatan mungkin bisa terjadi kepadanya sewaktu waktu" ucap Yoshida

"Hmm, kamu sebenarnya sudah berpacaran dengannya berapa tahun, bibi ku itu memang terkenal sebagai orang yang keras kepala, jika tidak keras mungkin ia tidak akan membangun perusahaan di sini, tapi ya sudahlah itu sebenarnya hanya masalah sepele, bibi ku orangnya baik ia tak lupa akan kenangan yang telah di buat, saran dariku katakan padanya maafmu, jangan sekali kali merendahkan ia, apalagi mengaturnya, kalian belum suami istri bukan" ucap ku

"Ku rasa itu tidak mungkin" balas Yoshida

"Apanya yang tidak mungkin, coba kamu telepon bibiku"

"Nomor ku di blok olehnya"

"Berikan ia waktu kalau begitu"

.

Jam 11 malam, ku antar Yoshida pulang ke apartemennya.

Lalu melanjutkan perjalanan ke penginapan klub atletik.