webnovel

The Crack part. End

Beel menatap Twillight dengan tajam dengan cekikan yang dia longgarkan, Twillight meronta melawan namun tenaga Beel lebih kuat dibanding lawannya.

"Lepaskan Tuanku, sialan!"

Himeko mundur beberapa langkah setelah mengatakannya, dia menyelimuti dirinya dengan chakra tipis dan menghilang dari tatapan mata Riel.

"Speed Runner? Kau bermimpi bisa mengalahkan Logical Mage?"

Riel menarik rantai dan seketika ruangan di kelas menjadi terbatas bahkan beberapa rantai berada tepat di depan mata siswa lainnya.

Angin yang bergelombang menerpa rantai dan semuanya bergerak, suara hentakan kaki Himeko terdengar di sepanjang ruangan tepat dimana dia menghilang.

"Segini doang?" bisik kecil Himeko meremehkan Riel dan sekarang kakinya sudah ditahan oleh Beel yang akhirnya melepas cengkikannya dari Twillight.

Dengan beberapa gerakan tangan, Himeko terlempar ke ujung kelas dengan membawa meja dan kursi saat dia terhempas.

Beel kembali mengambil Twillight namun tangan kanannya sudah terlebih dahulu di cengkram oleh Twillight yang menutup matanya.

"Tak perlu marah, aku memang melakukan seleksi alam dengan mengizinkan perpindahan itu, keinginan mereka pindah bukan salahku sepenuhnya."

Twillight menjelaskannya kepada Beel pelan-pelan, bahkan di setiap kalimat dia berhenti sejenak seperti memilih kata yang pas pada temannya itu.

"Tapi kenapa kau izinkan mereka? Apa yang kau pikirkan sebenernya?" Beel bertanya balik kepada Twillight sembari melempar tangan Twillight dengan menarik tangannya.

Twillight kembali memikirkan apa jawaban yang tepat, Beel adalah seorang yang sangat berbahaya jika dia salah mengatakannya.

"Kenapa kau berpikir? Bukankah kau memutuskan semuanya tanpa pikir panjang? Apa yang ada dalam otakmu, Twillight?"

Beel mendesak Twillight dengan ucapannya yang membuat Twillight memutuskan mengucapkannya.

"Anak itu pasti akan kembali ke kelas kita jika aku menolak usulan penerimaan itu."

Semuanya segera kebingungan dengan ucapan Twillight namun Twillight mengambil spidol dan menulis nama yang membuat mereka semua terkejut.

"Allyson Artra Terraheart, dia sudah pindah karena desakan Terraheart Family, dan jika aku menolak persetujuan pindahnya, dia pasti tak akan jadi pindah karena anak lain pastii melakukan demo besar-besaran," ucap Twillight dan semuanya mengangguk bersamaan karena situasinya benar-benar gila juga.

"Lalu apa hubungannya kau dengan persetujuan itu? Bukankah semua keputusan dari sekolah?" Riel bertanya dan membuat Twillight tersenyum kecil.

"Sir Catalysm yang menyuruhnya melakukan itu, karena sejak awal perjanjian kelas itu adalah otak pemikiran Twillight, bukan begitu Twillight?"

Queen datang memberikan jawaban dan membela Twillight, dia berdiri di samping Twillight

"Apa kau akan seperti ini terus, Twillight?" ucap Beel dan matanya mengeluarkan kekuatan Celestial utama keluarganya dan aura chakra meledak dan segera menghempaskan Twillight.

"Riel, berikan aku ruang."

Riel segera paham apa maksud kembarannya, dia menjentikan jarinya dan rantai berterbangan membuat ruang kelas itu terbagi menjadi dua dan disisi lain dari yang dia pijak, Beel merapalkan tangannya dan siap bertarung.

"Kau ingin mengajakku bertarung?" Twillight berjalan dan menendang meja yang menghalanginya.

Beel bergerak dengan dua tangan yang sudah ada di depan matanya lalu memukul ulu hati Twillight yang tak siap dengan gerakan dadakan Beel.

"Kalau orang bertanya, jawab dulu sialan!"

Twillight terbawa beberapa meja yang menabrak dirinya, Beel menghela nafasnya panjang dan dalam beberapa detik seluruh chakranya menciptakan tekanan angin yang besar dan kursi dan meja terhempas tak tau arahnya seraya seluruh bagian kelas seperti arena untuk bertarung, ditambah seluruh rantai melapisi area berbentuk balok tersebut.

Himeko yang melihat tuannya cemas namun dia juga tak bisa melakukan apapun karena kode sekilas diberikan oleh bossnya.

"Lawan aku dengan serius, Twillight." Beel berkata dengan posisi melompat maju mundur dan meninju angin di depannya layaknya seorang pertarung yang mengejek lawannya.

"Kau tadi bertanyakan apa aku akan terus seperti ini?" Twillight bangkit dan melepas kancing bajunya dan serbuk besi terkutuk yang melindungi tubuhnya keluar semua dan melapisi seluruh kaca dan dinding yang tidak terlapisi rantai Riel.

"Ya, aku akan seperti ini terus, apa ada masalah dengan itu?" Twillight mengatakannya dan mengelap darah yang keluar dari sela bibirnya, Beel yang mendengar ucapan itu segera bergerak dan langkahnya seperti memunculkan beberapa dirinya yang bergerak ke kiri dan ke kanan.

Beel menghantam Twillight namun dengan sigap Twillight menemukan sosok asli Beel yang menyerangnya, dia menahan beberapa pukulan Beel dan nengcounternya dengan satu kali pukulan yang membuat Beel termundur.

Seluruh badan Twillight sudah dilapisi oleh chakra, bahkan Elvian yang melihatnya jatuh karena kakinya tidak dapat menopang karena intensitas chakra yang begitu besar berada di ruangan itu.

Jika Beel mengalirkannya dengan begitu dashyat, maka Twillight yang mempunyai irama sendiri lebih kuat lagi.

Beel dan Twillight saling menatap dan dalam sekejap mereka sudah saling menyerang dan menahan serangan.

Tinju, tahan, elak lalu counter, mereka berdua saling menyerang satu sama lain menggunakan kemampuan bela diri yang mereka pelajari.

"Adikmu keras juga, Riel." Queen yang menyaksikan hal tersebut berkomentar duluan dan membuat Riel mengangguk, dia tahu Beel hanya bingung karena tindakan Twillight terlalu jauh dari pikirannya.

Disisi lain dia melihat Twillight yang membalas serangan Beel dengan sungguh-sungguh dan dia berada di level yang tidak pernah dia perlihatkan sebelumnya saat bertarung latihan dengan Beel.

"Ya, aku tahu itu Queen." Riel mengatakannya dan tertunduk, dia juga bingung mengapa hal tersebut harus terjadi, apa yang dipikiran Twillight sebenarnya?.

Beel kembali menyerang Twillight dengan beberapa pukulan cepat yang di tangkis oleh Twillight dengan cepat.

"Aku tanya sekali lagi Twillight, apakah kau akan terus mengambil keputusan seperti ini lagi?"

"Ya, ini memang konyol, tapi aku tak akan mempertahankan orang yang mau pergi dari sisiku!"

Serangan terakhir Twillight membuat Beel terhempas jauh setelah perkataan itu bahkan dia mengenai rantai yang melindungi dinding dan membuatnya mengeluarkan darah.

Kedua orang itu melepas Chakranya masing-masing dan Riel yang mengetahui pertarungan telah usai, dia melepas rantai dari ruangan itu.

Riel segera bergegas kearah Beel dan Himeko kearah Twillight yang jalannya sudah sempoyongan.

"Sepertinya kelas ini makin hancur saja," ucap pria berbadan besar yang menghampiri Queen dan anggukan di balas oleh Queen.

"Kau benar, setelah ini kelas ini benar-benar akan bubar," jawab Queen kepada siswa berbadan besar itu.

Elvian terlihat hanya menguap melihat kedua sisi, dia hanya bisa pasrah karena keputusan kelas ini hanya ada di tangan mereka yang punya kuasa.

Beel dibantu bangkit oleh Riel, keduanya berbicara serius dan akhirnya mengangguk karena kesepakatan terjadi saat itu.

Riel membantu Beel berjalan menjauh keluar kelas dan melewati Twillight yang menundukkan kepalanya, keempat orang lainnya memperhatikan dua orang itu keluar dari kelas itu.

"Twillight, sesalilah keputusanmu, aku dan Riel keluar dari kelas ini!" ucap Beel yang membulatkan keputusan bahwa mereka juga keluar dari kelas itu.

"Oi Beel, tidak bisa begitu?" Queen segera mengejar mereka namun Riel dan Beel sama-sama segera keluar dari kelas itu.

"Untuk apa aku harus sekelas dengan orang yang tak bisa tau apa itu makna bersama, Queen!" Beel mengucapakannya selantang mungkin dan dari hari itu, Riel Fernandez dan Starbeel Fernandez pindah ke kelas lain menggunakan kuasa bangsawannya seperti yang lainnya.

"Twillight, bagaimana langkahmu selanjutnya? Bukankah Beel dan Riel terlalu berharga untuk tak kau perjuangkan?" Queen segera mengambil kerah laki-laki yang memutuskan semuanya itu, namun dia hanya mendapat air mata kecil yang keluar dari laki-laki tersebut.

"Bodoh, ahhh sudahlah memang kau pecundang sialan Twillight." Queen menghempaskan badan Twillight yang tak berdaya dan melihat sosok pria besar dan juga Elvian yang tersisa.

"Kalian mau bagaimana? Mau tinggal di kelas ini atau pergi dari kelas ini?" tanya Queen kepada kedua orang itu.

Pria besar itu mendekati Queen dan mengambil tangannya segera layaknya pangeran kepada tuan putrinya.

"Aku akan mengikuti kemana kau pergi, Nona Queen tercantik, xixixixi!" ucapnya namun tak dihiraukan oleh Queen dan menatap Elvian yang ragu dengan ucapannya.

"Kalau memang benar ini soal pertarungan yang besar kedepannya," ucap Elvian dan dia jongkok di depan Twillight dan melihat kondisi anak itu.

"Aku akan membantu kau, mari kita dirikan tempat ini sebagai sarang terhebat manusia-manusia hebat di sekolah ini, itukan maksudmu melakukan seleksi alam, tuan Twillight?"

Twillight akhirnya tersadar bahwa tak semua orang tak sadar akan apa yang dia inginkan.

"Ya, mari kita buat sarang terhebat yang akan mengalahkan dunia ini, mari kita mulai seleksi alamnya, teman-teman!" seru Twillight dan membuat keempat orang yang ada disana tersenyum karena tekad kuat dari pimpinan mereka bulat dan keputusan yang sangat besar dimulai sejak saat itu.