Pagi ini, awal masuk setelah libur kenaikan kelas, di SMA NEGERI 1 JAKARTA, tepatnya di kelas 11 IPA 1, kedatangan siswa baru.
Banyak yang bilang siswa itu tampan dan lumayan pintar. Tapi memang rata-rata yang bersekolah disana banyak yang memiliki paras cantik dan tampan.
"Assalamulaikum anak-anak." Bu Elin selaku guru mata pelajaran PKN masuk ke dalam kelas 11 IPA 1 dan di ikuti oleh seorang siswa yang memakai seragam berbeda dengan seragam yang ada disekolah ini.
"Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh." jawab semua siswa.
"Hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan nak, perkenalkan nama kamu." ucap bu Elin mempersilahkan siswa itu memperkenalkan dirinya.
"Hai. Kenalin nama gue Rayhan Athala Julian. Gue pindahan dari SMA Negri 5. Semoga nanti nya kita bisa berteman dengan baik. Terima kasih." ucap Rayhan. Sebenarnya dia ingin tertawa saat memperkenalkan diri, karena dikelas ini ada seseorang yang ia kenal.
"Iya. Terimakasih Rayhan. Sekarang kamu boleh duduk di bangku yang kosong itu." ucap bu Elin sambil menunjuk bangku tersebut.
"Baik bu" ucap Rayhan.
Kemudian dia berjalan menuju bangku yang di tunjuk oleh bu Elin.
"Baik anak-anak, mari kita lanjutkan pembelajaran kita hari ini..." proses belajar mengajar pun berlangsung, hingga terdengar bel berbunyi, yang menandakan bahwa jam pelajaran berganti, bukan bel istirahat yaa.
"Sekian dari saya hari ini. Sampai bertemu minggu depan ya. Jangan lupa juga Minggu depan kita hafalan, setelah itu mungkin ada sedikit ulangan harian. Jadi kalian jangan lupa belajar dirumah. Saya akhiri, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." ucap bu Elin sambil berlalu meninggalkan kelas. Semua murid dikelas itu menjawab salam dari Bu Elin.
"Gila sih, lo beneran pindah kesini?!" Tanya Vernon pada Rayhan.
"Yoi. Gak betah gue di sana. Guru nya killer semua tau." jawab Rayhan.
"Lo pikir di sini guru nya gak ada yang killer? Ada kali. Sama aja. Semua sekolah mah ada aja guru yang killer." ucap Sandi.
Rayhan, Vernon dan Sandi adalah teman dari mereka SMP. Jadi ya gini, meskipun Rayhan baru pindah dia sudah mempunyai teman deket.
"Yaudah sih, palingan juga cuma satu atau dua gitu kan? Lah, disana mah ada empat. Mampus aja mau sekolah disana. Mana gue gak pernah bisa bangun pagi lagi." ucap Rayhan.
"Lha terus dengan lo sekolah disini lo bisa bangun pagi?" tanya Vernon.
"Ya gak bisa sih." jawab Rayhan.
"Ya terus apa bedanya coba?!"
"Gatau. Pingin aja gue sekolah disini. Dari rumah gue kan juga ga terlalu jauh banget gitu." ucap Rayhan.
"Jangan-jangan ntar lo ketemu jodoh disini" celetuk Sandi.
Rayhan tertawa.
"Yaudah. Alhamdullillah dong. Gue bisa sekolah sekaligus cari jodoh. Hahaha."
Rayhan mengedarkan pandangannya, saat masuk kedalam kelas tadi dia sempat melihat ada beberapa siswi yang menarik perhatiannya.
"Eh. Itu siapa sih cewe berenam? Mereka geng ya?" Tanya Rayhan pada kedua temannya sambil menunjuk segerombol cewe yang sedang bercanda.
"Iya. Mereka tuh geng. Asal lo tau aja ya, di kelas ini tuh, cewe nya terbagi menjadi dua geng, dan sisanya ya gitu, cuma anak-anak pendiem doang" jawab Vernon.
"Mereka siapa aja?" Tanya Rayhan penasaran.
"Itu yang rambutnya di warnain pirang namanya Sena, terus yang rambutnya pendek warna item namanya Tika, itu yang di kuncir namanya Nanda, terus yang rambutnya item separo namanya Farah, yang rambutnya panjang ada merah-merahnya itu Risna dan yang terakhir yang rambutnya warna item ada coklat-coklatnya namanya Nara." jelas Sandi.
"Nara?" Gumam Rayhan pelan, namun masih terdengar oleh Vernon.
"Iya itu Nara. Dia temen kita TK dulu Ray, masa lo gak inget sih." ucap Vernon.
Memang Vernon dan Rayhan teman dari mereka TK, sedangkan dengan Sandi mereka kenal sejak memasuki SMP.
"Iya-iya inget gue. Dulu dia sering pake poni depan kan? Rambutnya panjang. Terus yang suka nangis bukan sih? Gue inget banget itu. Kaya anaknya takut banget buat temenan pas masih di TK." ucap Rayhan sambil memperhatikan Nara.
"Inget banget Lo ya? Gue aja yang bagian dia suka nangis ga inget sama sekali." Kata Vernon tertawa.
Sandi ikut tertawa. "Tapikan masih kecil, masih sekolah TK juga, jadi ya wajar ga sih kalo nangis."
"Ya wajar aja, namanya juga masih anak kecil." Jawab Rayhan.
"Lo kan masih inget tentang dia di kecilnya dulu. Sekarang gue tanya, namanya siapa coba? Kalo lo emang inget?" Tanya Vernon.
"Nara Zeva Maharani." jawab Rayhan.
"Wah. Masih inget lo?!"
"Iya lah. Orang gue baca di name tag seragamnya dia." ucap Rayhan santai.
Pletak..
Sebuah jitakan mendarat dengan mulus di kepala Rayhan. Vernon geregetan sendiri mendengar jawaban dari Rayhan.
"Yee si bego, di suruh nebak malah baca di name tag nya." ucap Vernon kesal.
"Ya ngapain gue susah-susah nginget kalo udah ada di depan mata." Kata Rayhan sambil mengelus kepalanya.
"Guys, ada tugas Kimia, gurunya gak bisa dateng hari ini." ucap Farah selaku sekretaris kelas.
"Oke. Halaman berapa?!" Teriak seseorang dari bangku belakang.
"Halaman 6. Di kumpulin. Awas aja kalo ada yang gak ngerjain." ucap Farah ketus.
"Siap bosku. Langsung dikerjakan ini perintahnya."
Sedangkan Rayhan dan kedua temannya masih saja sibuk mengobrol.
"Lo gak kepo sama geng yang satu itu?!" Tanya Sandi sambil menunjuk gerombolan cewe yang terlihat sedang bercerita.
Rayhan menaikkan sebelah alisnya. Dia memang penasaran, tapi tadi dia lupa saat ingin bertanya tentang mereka.
"Siapa?"
"Kalo disana ada ketuanya." ucap Vernon.
"Siapa?"
"Itu yang pake hijab lagi pegang hp namanya Nia, dia ketua dari geng itu. Yang pake hijab satu lagi namanya Eka, yang rambutnya panjang itu namanya Emi, terus yang rambutnya coklat itu Devi,
Yang rambutnya coklat panjang itu Lia, dan terakhir yang tomboy itu Rika." jelas Sandi.
"Terus yang pendiam itu yang mana dah, San?" tanya Rayhan pada Sandi. Soalnya dari tadi dia selalu diberitahu cewek-cewek yang menurutnya masuk ke kategori populer.
"Ya itu yang duduk madepnya ke depan terus, yang satu namanya Yuni, yang satu lagi Elda" jawab Sandi.
"Yuni?" tanya Rayhan sambil menahan tawanya.
"Iya. Kenapa dah lo?!" Tanya Sandi bingung.
"Enggak kok, gapapa. Nanti gue kenalan deh sama mereka." jawab Rayhan terkekeh.
"Nama lengkapnya sih Yuniartha Karmila gitu." ucap Vernon.
"Kenapa gak di panggil Mila aja kan lebih bagus gitu." ucap Rayhan heran.
"Ya mana gue tau, lagian Lo mah yang ditanyain random banget." Jawab Vernon.
"Tapi jangan salah Ray, mereka berdua juga pinter banget." Timpal Sandi.
"Percaya sih gue, biasanya kalo anak diem gitu emang pinter sih." Ucap Rayhan sambil menganggukkan kepalanya.
"Tolong dong, tiga cowok yang di belakang jangan berisik. Itu ada tugas, dikerjain, nanti dikumpulin." tegur Nara pada mereka bertiga karena mereka terdengar sangat ramai.
"Siap bos." ucap Vernon terkekeh.
"Cantik juga dia, kenapa waktu natap mata dia jantung gue deg-degan gini ya." batin Rayhan.
"Kayanya gue suka," lanjut Rayhan membatin.