webnovel

Ratu Skandal dan Tuan Sempurna

Si ratu skandal cantik, Xia Siyu yang di tunggu-tunggu kehadirannya di festival film Jin Ao akhirnya muncul. Semua orang tidak menyangka bahwa dia datang setelah skandal yang menimpanya beberapa hari yang lalu. Bao Yan si artis terkenal yang juga merupakan suami Xia Siyu yang tidak pernah tinggal bersamanya juga hadir. Ketika pembawa acara bertanya kepada Bao Yan selanjutnya dia ingin bekerja sama dengan aktris yang mana, kamera tiba-tiba menunjuk ke Xia Siyu yang duduk jauh darinya, Bao Yan dengan tegas dan tatapan tidak suka berkata bahwa dia tidak ingin bekerja sama dengannya, Xia Siyu yang berwatak blak-blakan langsung berkata seumur hidup dia tidak akan bekerja sama dengannya dengan kesal. Selesai acara, asisten pribadi Xia Siyu, Wei Jingjing memperingatkan Xia Siyu agar memperhatikan tindakannya dan juga jangan mencari masalah dengan Bao Yan, karena pria itu adalah orang yang memiliki banyak beking di dunia hiburan ini. Xia Siyu tidak berani bertindak kelewatan kepada Bao Yan, karena pria itu mengetahui masa lalunya, ketika rumah Xia Siyu di teror orang di siram dengan cat merah, dia tidak memiliki tempat untuk pulang, sehingga mau tidak mau dia kembali ke apartemen milik Bao Yan, tak di sangka Bao Yan yang tidak pernah kembali kerumah itu, malam itu kembali dan menmukan Xia Siyu berbaring di dalam bath tub, karena khawatir Xia Siyu tidak berpikir panjang dan bunuh diri karena tekanan yang menimpanya beberapa hari ini, Bao Yan segera memeriksa keadaan Xia Siyu.

Green Jade Flute · perkotaan
Peringkat tidak cukup
40 Chs

Tinggal Bersama (2)

Editor: Wave Literature

Kali ini Xia Siyu memusatkan perhatiannya. Dia memang adalah seorang aktris. Meskipun beberapa peran sebelumnya tidak memenangkan penghargaan dan kebanyakan dari peran itu memiliki image wanita tidak berniat jahat, polos, dan sederhana. Namun setidaknya dia dapat dinominasikan ke dalam Festival Film Penghargaan Jin Ao yang mana itu menandakan bahwa pada dasarnya kemampuan aktingnya itu termasuk baik.

Ditambahkan kata-kata yang diucapkan itu memang adalah dialog dari film dan hanya perlu menambahkan sedikit iklan saja sehingga semuanya langsung lolos dalam sekali rekaman setelah shooting ulang lagi.

Setelah adegan ini berhasil lolos, maka yang selanjutnya adalah beberapa freeze frame. Xia Siyu adalah orang yang pernah berjalan di atas karpet merah dan dipotret sebagai model yang tak terhitung jumlahnya. Apalagi dia benar-benar terlahir dengan wajah yang cantik sekali dan membawa sorotan cahaya tersendiri. Ini adalah jenis kecantikan yang tidak memiliki sisi jelek dalam sudut 360 derajat yang mana akan menarik perhatian semua orang pada pandangan pertama ketika dilemparkan ke dalam kerumunan orang. Berdasarkan permintaan fotografer, dia melakukan beberapa pose dan setiap lembar foto itu terlihat mencolok.

Waktu mulai shooting adalah jam lima. Awalnya sutradara takut cahayanya akan tidak cukup dan hampir memesan lampu besar untuk menambah pencahayaannya. Namun ternyata waktu masih belum menunjukkan pukul setengah enam, semua bahan shooting-nya sudah selesai dikumpulkan.

Setelah selesai mengganti pakaiannya, para kru juga akan segera pulang. Awalnya Xia Siyu sudah berjalan ke tempat parkir. Namun siapa tahu ketika berjalan setengah jalan, dia menyentuh lehernya dan tiba-tiba mendapati bahwa kalung di lehernya itu menghilang, "Kalungku."

Suara teriakannya ini membuat Wei Jingjing dan yang lain juga berhenti melangkah. Beberapa orang itu langsung berbalik badan dan kembali ke lokasi shooting dan ruang make-up bersama dengannya.

Untungnya pintu halaman studio di lokasi shooting itu masih belum belum ditutup. Namun setelah semua orang mencari bersama selama kurang lebih setengah jam, mereka masih tidak menemukan apapun.

Ketika mereka menyadari, matahari sudah terbenam dan warna langitnya juga perlahan-lahan menjadi gelap. Meskipun Xia Siyu tidak memiliki jadwal pekerjaan di malam hari, tetapi terus berada disini juga bukanlah sebuah solusi. Wei Jingjing menjadi sedikit terburu-buru dan bertanya, "Sebenarnya itu adalah kalung yang berbentuk seperti apa? Dari sponsor?"

Xia Siyu menggeleng kepalanya.

"Apa itu sangat mahal? Terbuat dari emas atau berlian?"

Xia Siyu berlanjut menggeleng kepalanya dan juga menggunakan tangannya untuk menunjukkan bentuknya, "Juga tidak mahal. Itu hanya adalah sebuah kalung perak biasa yang berbentuk hati persik dan seukuran dengan kuku ibu jari. Namun itu sangat penting bagiku."

Ya sudah, mereka melanjutkan pencarian. Oleh karena itu, beberapa orang itu dengan cepat berpisah. Wei Jingjing dan supir Xiao Tang pergi ke ruang make-up, make-up artist bantu mencari di toilet, dan dua orang pengawal berjalan berkeliling di halaman studio.

Xia Siyu mulai mengingat kembali. Dia mengingat dengan jelas bahwa setelah dia selesai shooting dan mengganti pakaiannya, dia masih dapat menyentuh kalung itu dengan tangannya sendiri. Namun dia tidak mengenakannya dan sebaliknya memasukkannya ke dalam sakunya dengan asal. Kemungkinan setelah itu karena dia tidak sengaja menjatuhkannya ketika dia mengeluarkan barang dari saku.

Berdasarkan ingatan yang dimilikinya, Xia Siyu perlahan-lahan berlari keluar dari halaman rumah. Sesuai dugaan, setelah berjalan sekitar tiga sampai empat ratus meter, dia melihat barang yang bersinar di rumput di tepi jalan dan itu adalah kalungnya.

Bentuk liontin ini sudah sedikit kuno dan tampaknya setidaknya merupakan gaya dua puluh tahun yang lalu. Ketika mengetuk pelan-pelan ke bagian mesinnya, kalung berbentuk hati persik itu dapat dibuka dan di dalamnya disembunyikan selembar foto yang sangat kecil.

Dalam foto itu, terdapat seorang wanita muda yang membawa seorang gadis kecil yang berusia beberapa tahun. Melihat dari latar belakang fotonya, sepertinya itu berada di luar negeri dan wanita muda itu memiliki kemiripan wajah sebesar tujuh puluh atau delapan puluh persen dengan wajah Xia Siyu. Hanya saja dia terlihat sedikit lebih kurus, tatapan matanya lebih tajam sedikit, dan tulang pipinya lebih tinggi sedikit. Ketika terus melihatnya, ujung jari Xia Siyu mengusap debu di atas liontin itu dengan pelan-pelan. Kemudian dia menutup liontin itu dan meletakkannya dengan hati-hati ke dalam saku tasnya sendiri.

Setelah menyimpan kalungnya dengan baik, dia mengirim pesan WeChat ke Wei Jingjing, "Aku sudah menemukan kalungnya. Kalian keluarlah, aku sudah hampir sampai di tempat parkir. Aku akan menunggu kalian disini."

Baru saja dia meletakkan handphone-nya, samar-samar dia mendengar ada suara seorang pria yang sedang menelepon di belakang tikungan dan itu mirip dengan suara Bao Yan.