webnovel

part 4✨

Setelah tamparan dari Kirana, Arhan merenungkan dirinya sendiri didalam kamar. Entah kenapa ia merasa bersalah, tak seharusnya ia melakukan itu kepada Kirana yang terlihat serius dengan perkataannya.

Ketika ia bergulat dengan pikirannya suara handphone membuatnya pun menatap layar telponnya.

"Ibu?" Katanya membaca layar handphonenya, ia mengangkat telpon itu.

"Halo ibu?" Mendengar suara sang ibu yang menyuruhnya datang untuk makan malam membuat Arhan pun gelagapan.

"Tapi bu, ini sudah jam 7 malam bukankah sudah sangat malam kalau aku dan istriku datang?" Alasan Arhan malah tidak diterima oleh ibunya, ibu Arhan berkata kepada Arhan kalau mereka akan senantiasa menunggu.

"Baiklah ibu." Jawab pasrah, Arhan kini harus menelan pait pait kenyataan kalau ia harus meminta maaf kepada Kirana.

Mendatangi kamar Kirana, Arhan yang sudah siap dengan setalan jasnya tampak bimbang, sekian detik ia terdiam disana keterkejutan mendatangi Arhan ketika pintu kamar terbuka menampilkan sosok Kirana yang berbalut dress formal yang cantik.

Make up yang natural serta perhiasan kupu kupu di telinga dan leher serta tangannya membuat Arhan yang memperhatikan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Ia hanya pernah melihat gaya Kirana yang menonjol bukan yang seperti ini.

"Huh, dasar gengsian, aku tau pasti kau ingin meminta maaf kan!? Tidak usah gengsi karna ibu yang menyuruhku datang." Benar, ketika Kirana telah sampai dikamarnya, ibu mertuanya Serry memberikan sebuah pesan singkat yang berisikan undangan makan malam.

"Siapa juga yang ingin minta maaf." Benar, sekali lagi ego Arhan mengalahkan semuanya, bahkan itu membuat Kirana melipat tangannya dan bersmirk sebelum berlalu dengan sengaja mendorong bahu Arhan.

"Ayo berangkat." Singkat padat jelas, kemana sosok Kirana yang selalu menatap Arhan dengan terpesona? Bahkan saat ini Arhan tidak bisa melihat itu.

Lagi lagi, Arhan merasa kalau Kirana benar benar telah berubah.

Keduanya kini mengendarai mobil sports mewah itu dengan hening, Kirana menatap kawasan kota dan lampu lampu malam itu dengan terpesona.

Jujur saja, malam hari lampu lampu itu terlihat sangat cantik, seperti pengganti bintang yang sekarang telah redup sinarnya, Kirana berharap ia bisa melihat bintang lagi suatu saat nanti.

Arhan yang menyetir juga ikut diam, ia hanya bingung bagaimana caranya dia meminta maaf.

Sesampainya mereka dikediaman pratama, Arhan dengan sengaja membukakan pintu untuk Kirana.

"Jangan tunjukkan apapun yang mengarah ke perceraian. Sebisa mungkin tunjukkan kalau kau dan aku saling mencintai."

Kirana hanya diam,menggandeng tangan Arhan masuk ke kediaman yang tak kalah mewah dengan kediaman Arhan.

Mereka pun berjalan menuju ke ruang makan, pintu ruang makan terbuka menampilkan Serry ibunda Arhan, Abi ayahnya, ada juga kakaknya Abimanyu dengan istrinya Vishaka.

"Ho, akhirnya kau pulang juga, ah liat menantuku yang cantik." Serry tampak senang melihat Arhan dan Kirana masuk, Kirana tersenyum hangat ketika Serry memeluknya.

"Bagaimana kabar ibu?" Tanya Kirana, ibu Arhan sudah menganggap Kirana sebagai putrinya sendiri. Tentu saja itu karna Kirana tumbuh dibantu oleh sang ibu mertua ini.

"Tentu saja baik sayang, ibu semakin baik jika kau dan Arho datang menemui ibu, sering seringlah main kemari benarkan suamiku?" Tanya Serry kepada Aby yang menyambut keduanya.

"Benar, kemarilah nak, kau bisa mengadu kepada ayah, karna Arho benar benar pria yang dingin." Balas sang ayah membuat Kirana menatap Arhan dengan ejekan.

Terlihat sekali Arhan mengerutkan kening marah karna itu.

"Itu tidak benar." Balas Arhan.

"Heleh, seharusnya kau bisa menyusulku ho, kapan kau akan memiliki anak? Sepertinya Griselda akan senang jika memiliki adik." Kakak Arhan Abimanyu menambahkan, dia memang memiliki otak diatas rata rata sehingga dia memutuskan menjadi seorang dokter.

Berbeda dengan Arhan yang mewarisi aset keluarga Pratama, Abimanyu mendapatkan aset pemilik rumah sakit hampir diseluruh negeri.

Arhan dan Kirana pun duduk bersama di meja makan, sembari mendengar ocehan Abimanyu itu. Arhan berkata.

"Masih panjang kami kan baru menikah." Balas Arhan.

"Kau ini, kalian kan sudah 1 tahun menikah, mulailah pikirkan karna itu akan membuat suasana rumah menjadi lebih hangat." Tambah Serry.

"Sepertinya benar, Griselda sangat menyukai Kirana, dia akan sangat senang jika Ate kesayangannya ini memberikannya adik bayi." Vishaka juga ikut menambahkan, membuat Kirana ingat.

Benar, Kirana didunia ini sangat menyukai anak anak, mereka akan sangat dekat karna Kirana benar benar akan menyayangi mereka dengan tulus.

"Benar kata menantu pertama." Balas Serry, dia tidak pernah membedakan antara Kirana dan Vishaka keduanya sama sama mendapatkan kasih sayang darinya.

"Aku akan memilikinya nanti, itu pasti, sekarang makan dulu saja." Mendengar jawaban Arhan, Kirana kini menertawakan kebodohannya, tentu, Stella akan datang dan memberikan itu untuk Arhan.

Arhan sendiri, lagi lagi ia merutuki katakatanya, benar, Kirana tidak akan mau memberikan itu. Mereka bahkan dalam hubungan yang sangat membingungkan.

Makan malam pun terjadi, disaat akan selesai kini suara tangisan dari Griselda terdengar membuat semua orang menatap pintu. Bahkan Vishaka saat ini sudah menghampiri anaknya itu.

"Aduh anak mama kenapa nangis hm?" Tanya Vishaka, Griselda baru berumur 4 tahun. Dia masih suka menangis jika ditinggal sendirian.

"Huaaa mama kenapa pergi, kan Sasa sendirian." Vishaka kini kembali duduk, sembari memangku Griselda.

"Hiks hiks." Tangisan itu membuat Vishaka menghapus air matanya.

"Aduh cucu nenek yang cantik, liat tuh ada Ate Kirana masa gak malu." Griselda yang melihat Kirana pun langsung berhenti, dia kini malah pergi kearah Kirana setelah meminta diturunkan.

"Ateee huaa." Kesedihan Griselda hilang bertemu dengan Kirana.

"Aduuh, ponakan ate kenapa kok nangis?" Tanya Kirana.

Begitulah berakhir dengan Kirana yang menjadi pelindung Griselda.

Baru kali ini Arhan melihat sosok Kirana yang begitu lembut didepan anak anak. Keibuan sekali bahkan Griselda terdiam mengantuk mendengar Kirana berdongeng.

Ayah dan ibu Arhan bahkan kedua kakaknya juga terdiam ketika Kirana mencoba menenangkan Griselda.

"Dan akhirnya Cinderella pun menikah dan hidup bahagia."

Walau kenyataan bahwa Griselda sangat menyayangi Kirana sepertinya Arhan masih buta fakta kalau istrinya masih bermain trik untuk menarik perhatiaannya itu.