webnovel

Jangan Gila

"Sebaiknya anda jangan gila Pak Arvan yang terhormat, saya tak mengharapkan cinta dari seseorang yang menyelakai saudara saya. Saya tak akan menerima cinta anda,' ucap Anggel dengan tersenyum.

Sedangkan Arvan, hanya menatap gadis yang sangat ia sukai. Anggel segera pergi menuju ke tempat kerjanya.

Karena rupanya hari ini, Anggel akan peragaan busana. Serta Rino dan Roni sudah berjanji akan membuat Anggel untuk menjadi model yang sangat cantik dan berkelas dengan mengenakan wik palsu tersebut. Karena Rino dan Roni sangat berharap Anggel dapat seperti Rossa.

Tanpa sepengetahuan Anggel, rupanya Arvan mengikuitinya hingga lokasi syuting pemotretannya.

"Rupanya Anggel, masih mau bekerja di sini. Anggerl gadis sangat polos dan tomboy aku nggak mau Anggel salah pergaulan karena berteman dengan kawan modelnya,' gumam Arvan dengan penuh kekhawatiran.

Tanpa sadar, ternyata arwah Rossa sudah berada di dalam mobil Arvan.

"Kau tidak perlu khawatir dan cemas Arvan, aku akan menjaga Anggel dengan sangat baik sekali. Karena Anggel sudah bagai Kakakb dan kawan bagiku,' ucap Rossa dengan tersenyum menatap Arvan.

Arvan merasa bulu kuduknya merinding, seperti dia sedang bersama sesosok makhluk tak kasat mata. Tetapi hingga saat ini, Arvan belum melihat makhluk tak kasat mata itu.

Setibanya Anggel di ruang makeup, Anggel langsung di rias dan di makeup dengan sangat cantik dan manis oleh Rino dan Roni.

"Kau sudah sangat cantik sekali, kau adalah gadisku yang sangat cantik sekali. Aku akan menyongkong kecanikan dan karier kamu seperti gadis kami Rosa,' ucap Roni dengan mengelus pipi Anggel.

"Terima kasih Roni, kau sangat baik kepadaku. Aku sungguh sangat berterima kasih sekali kepada kamu," ucap Anggel dengan tersenyum.

"Sama-sama sayangku,' ucap Roni dengan tersenyum.

"Nah sekarang kau pakai rambut palsu ini, semoga sangat cocok dengan kamu. Semoga saja dapat menjadikan kamu seperti Rossa,' ucap Rino dengan memberikan rambut palsu tersebut kepada Anggel.

Anggel langsung menyentuh rambut palsu tersebut, Rossa langsung menggengam tangan Anggel. Anggel memakai rambut palsu tersebut.

Otomatis Rossa kini masuk ke dalam tubuh Anggel. Rossa sangat sangat senang sekali, dia dapat m,elihat dirinya dengan tubuh Anggel. Apalagi dia dapat mengelus rambut panjang kesayangannya yang sangat panjang dan indah.

Ketika pada saat pemotretan berlangsung, Anggel berjalan di catwalk dengan melenggongkan badan dan tubuhnya dengan sangat cantik dan indah sekali.

Semua orang menatap takjub ke arah Anggel, bahkan Monalisa sangat marah, dia ingin menyelakai Anggel. Tetapi Rossa yang ada pada diri Anggel akhirnya membuat Monalisa yang terjatuh. Monalisa meringis kesakitan.

Monalisa kini di bawa ke ruang perawatan, mata Anggel melotot ke arah Monalisa dengan penuh kebencian.

"Rasakan kau Monalisa, kau pikir aku tak tau akan jahat dan bulus kamu. Aku tak akan kau biarkan kamu menyelakai Anggel kakakku," ucap Rossa dengan tersenyum.

Sementara Aliya yang merasa jika Anggel, telah menipu dirinya dan semua orang. Kini Anggel dan Ridwan di panggil ke ruangan Aliya.

"Silahkan kalian berdua duduk, langsng saja nggak perlu bertele-tele. Aku sangat kecewa sekali dengan kamu Anggel,b kamu bilang kamu nggak bisa berjalan dengan sangat cantik sekali. Tetapi rupanya kau sangat jago menjadi seorang model, aku merasa di bohongin oleh kamu. Untuk kamu Ridwan, model kamu itu sangat banyak, sebagai photografer kenapa hanya Anggel saja yang di perhatikan?" ucap Aliya dengan penuh emosi.

Rossa yang sudah keluar dari tubuh Anggel, sontak saja membuat Anggel sangat kaget dan kebingungan.

"Maksudnya apa Nona Aliya? Saya benar-benar nggak paham dan tidak ingat apa-apa?" tanya Anggel dengan sangat keheranan.

"Kau tidak usah pura-pura polos dan bodoh, aku yakin kamu memiliki niat yang sangat buruk dan ingin menggoda Ridwan. Makanya kau berniat berakcting seperti itu Anggel,' ucap Aliya dengan kecemburuan yang sangat tinggi sekali.

Anggel merasa sangat bingung, siapa juga yang ingin menggoda Ridwan? Karena yang ada di pikiran Anggel adalah dia harus bekerja dengan sangat giat. Guna kesembuhan sang adik tercinta Rissa. Yang menderita kangker otak.

"Maksud anda apa Nona Aliya? Saya sungguh bersumpah, nggak ada niatan untuk menggoda Ridwan dan memiliki Ridwan. Saya menganggap Ridwan sebagai Kakak saya,' jawab Anggel dengan tersenyum.

"Cukup Aliya, kamu jangan marah dan emosi. Saya dan Anggel tidak memiliki hubungan spesial," ucap Ridwan yang menarik tanggan Anggel.

Alliya sangat marah, sangat murka sekali. Karena Ridwan bukannya menjelaskan kepadanya. Tetapi malahan, menarik tangan Anggel dan membawanya keluar dari ruangan kerjanya.

Anggel dan Ridwan kini keluar dari ruangan Aliya, kini Ridwan menatap lekat Anggel.

"Ternyata kamu memang sejago itu Anggel, tetapi kenapa kamu nggak jujur kepadaku? Seharusnya kau kepadaku. Aku ini sudah mengangap kau sebagai adik,' protes Ridwan dengan tersenyum sinis.

Sedangkan Aliya sangat marah, rupanya Aliya mengikuti Ridwan dan Anggel. Aliya sangat cemburu sekali, karena posisinya Ridwan mengelus rambut Anggel degan sangat mesra sekali.

Rupanya tidak hanya Aliya yang cemburu, Arvan juga sedang berada di sana.

Rossa masuk kembali ke dalam tubuh Anggel, Rossa yang kini sudah berada di dalam tubuh Anggel kini memeluk Ridwan dan berbisik engan sangat manja.

"Maaf sayang, aku nggak akan mengulanginya lagi. Maaf iya kau jangan marah lagi sayang,' ucap Rossa dengan mengecup sekilas bibir Ridwan.

Ridwan yang merasa tertantang, kini meraih dagu Anggel dan mengecup bibir Anggel dengan penuh kelembutan seakan sangat menikmati keintiman yang sedang mereka lakukan, tatkala mereka berdua saling mengecup.

Sementara Aliya sangat syok, karena mereka berdua saling mengecup. Begitu juga Arvan sanagt syok sekali, sangat cemburu sekali karena Ridwan sudah sangat berani mengecup bibir wanita yang sangat dia cintai.

Arvan yang tidak suka akhirnya kini berdiri di hadapan mereka berdua, berdiri di hadapan Anggel dan Ridwan.

"Apa yang kamu lakukan terhadap Anggel? Kenapa kamu sudah berani mengecup bibir Nona Anggel?" tanya Arvan dengan nada mengancam Ridwan.

"Aku dan Anggel, hanya reflek. Toh lagi pula anda siapanya Nona Anggel sehingga berani marah seperti itu?" tanya Ridwan dengan tatapan tak kalah tajamnya.

"Saya seorang pemuda yang sangat menyayangi dan mencintai Anggel," jawab Arvan dengan tersenyum.

Sementara Rossa yang kini berada di dalam tubuh Anggel, berbicara di dalam hati dengann meminta maaf kepada Arvan.

"Maaf Arvan kau jangan menggangguku dulu, aku sangat merindukan Ridwan dulu makanya aku masuk kembali ke dalam tubuh Anggel. Tolong jangan ganggu dulu, jika kau suka saudariku nggak apa-apa, tolong jangan halangin keinginan aku yang ingin bermesraan dengan Ridwan. Walaupun aku harus meminjam tubuh Anggel, tolong mengertilah. Kau jangan seperti dulu, tatkala hatiku telah lebih dulu di miliki oleh Ridwan. Kau malahan muncul dengan meminta aku menjadi kekasih kamu," ucap Rossa di dalam hati.

Bersambung.