webnovel

Jangan Ganggu

Arvan menatap wajah Amggel dengan sangat lekat.

"Jawablah pertanyaan aku Anggel," pinta Arvan dengan tersenyum.

"Lepaskan saya Arvan, maaf Arvan jangan ganggu aku. Ayo Ridwan antar aku pulang," ucap Anggel dengan menggandeng tangan Ridwan.

Arvan hanya melamun, seakan tak percaya Anggel lebih memilih Ridwan dari pada dirinya.

Ridwan menggengam Anggel, Ridwan membukakan pintu mobil.

Ridwan yang mengendarai mobil, melihat Anggel bertingkah seperti itu. Jadi teringat dengan Rossa.

"Anggel kamu kenapa?" tanya Ridwan dengan terus menatap Anggel.

Berhubung Rossa, yang masuk ke dalam tubuh Anggel. Jadi otomatis Rossa yang mengambil alih. Menjadi lebih genit dan centil.

"Aku nggak apa-apa sayang, kamu kangen aku kan sayang. Aku sangat merindukan kamu," ucap Rossa dengan menggengam tangan Ridwan.

Ridwan merasa sangat heran, kenapa Anggel mengatakan sangat merindukannya? Padahal kan mereka selalu bertemu.

"Anggel kamu yakin ingin ke tempatku?" tanya Ridwan mencoba meyakinkan Anggel.

"Iya sayang, aku sangat merindukan kamu. Aku ingin main ke apartemen kamu,' jawab Anggel dengan tersenyum.

"Tetapi ini sudah sangat malam Anggel, aku antarkan pulang saja iya. Bagaimana Anggel apakah kau bersedia?" tanya Ridwan dengan tersenyum.

"Nggak apa-apa Ridwan, aku hanya sebentar kok. Aku ingin berkencan dengan kamu," ucap Rossa yang berada di dalam tubuh Anggel dengan tersenyum.

"Ok baiklah kalau begitu, aku akan mengajak kamu ke apartemenku. Tetapi maaf jika berantakan,' ucap Ridwan dengan tersenyum.

Setibanya di apartemen, Anggel dan Ridwan melangkahkan kakinya menuju ke kamar apartemen Ridwan.

Rossa sangat bahagia, karena masih ada barang-barang peninggalan Rossa yang ada di dalam apartemen lelaki yang sangat ia cintai.

"Aku senang sekali, kau masih mengingat Rossa Ridwan. Apakah kamu mencintai Rossa Arvan?" tanya Rossa yang memasuki tubuh Anggel dengan memeluk erat Ridwan.

"Anggel aku dan Rossa hanya berteman saja, nggak lebih dari itu. Sama halnya dengan kamu aku hanya mengangap kamu kawan,' ungkap Ridwan dengan tersenyum.

"Kamu yakin kamu nggak mencintai Rossa? Soalnya almarhuma Rossa sudah mengatakan kepadaku. Jika kamu dan dia pernah merajut kasih," ucap Rossa yang berada di dalam tubuh Anggel.

Sedangkan Ridwan hanya melamun, hanya terpaku memandang Anggel yang seperti itu.

"Kamu yakin Anggel?" tanya Ridwan mencoba meyakinkan apa yang ia dengarkan dari Anggel.

Anggel mulai memeluk Ridwan, Ridwan pun terbawa suasana. Mereka berdua, saling mengecup. Tatkala Ridwan mau membuka pakaian Anggel. Rossa teringat, jika dia meminjam tubuh Anggel yang masih perawan. Akan bahaya jika, dia akan merusak saudarinya.

"Maafkan aku sayang, aku rasa aku harus pulang. Aku pamit pulang dulu iya," ucap Anggel dengan tersenyum.

Ridwan akhirnya menuntun tangan Anggel, mengantarkan Anggel pulang.

" Kamu langsung tidur iya Anggel, selamat malam Anggel. Jangan lupa iya kamu mimpikan aku," ucap Ridwan dengan tersenyum.

"Selamat malam juga Ridwan, kamu mimpikan aku juga iya. Sampai jumpa besok iya," ucap Rossa yang berada di dalam tubuh Anggel dengan mengecup bibir Ridwan sekilas.

Setelah kepergian Ridwan, Rossa langsung masuk ke dalam rumahnyta. Nggak di sangka dan nggak di duga. Rupanya Risa dan Denis melihat Anggel yang tomboi mengecup bibir Ridwan.

"Kak Anggel kau ada hubungan dengan Ridwan?" tanya Risa dengan sangat penasaran.

"Anak kecil belajarlah yang benar sayang, kamu jangan seperti itu sayang. Kamu nggak boleh khawatir," ucap Rossa yang berada di dalam tubuh Anggel sambil mengelus rambut Rissa.

Rissa sangat heran, Risa merasa sangat aneh sekali.

Risa merasa gaya Anggel Kakaknya, sangat mirip sekali dengan Rossa kakaknya.

"Sudah malam Rissa aku sayang, Kakak memngantuk sayang. Kakak tidur dulu iya,' ucap Rossa yang memasuki tubuh Anggel dengan mengecup kening Rissa.

Setelah di kamar Anggel, Rossa ke luar dari tubuh Anggel.

Sedangkan Rissa dan Denis masih berbincang dengan Denis, Risa dan Denis masih saling berbincang dengan sangat seius. Denis pun bertaya kepada Rissa. Karea Rissa seperti tidak seperti biasaya.

"มีอะไรผิดปกติกับคุณ? ทำไมคุณถึงฝันกลางวันแบบนี้? มีปัญหาอะไรเหรอริซ่า? บอกฉัน?

Mī xarị p̄hid pkti kạb khuṇ? Thảmị khuṇ t̄hụng f̄ạnklāngwạn bæb nī̂? Mī pạỵh̄ā xarị h̄e rx ri s̀ā? Bxk c̄hạn?" tanya Denis dengan sanggat penasara sekali.

(Rissa kamu kenapa? Kenapa kamu melamun seperti ini? Ada masalah apa Rissa? Ceritakanlah kepadaku?)

"ฉันรู้สึกแปลกมากกับพี่ชายของฉัน แองเจล เขาไม่เหมือนแองเจล แต่ชอบมากๆ เหมือน กั๊ก รสซ่า เป็นไปได้ไหมที่ Sis Anggel ถูก Sis Rosa เข้าสิง?

C̄hạn rū̂s̄ụk pælk māk kạb phī̀ chāy k̄hxng c̄hạn xæng cel k̄heā mị̀ h̄e mụ̄x n xæng cel tæ̀ chxb māk«h̄emụ̄xn kạ́k rs̄ s̀ā pĕn pị dị̂ h̄ịm thī̀ Sis Anggel t̄hūk Sis Rosa k̄hêā s̄ing?" jawab dan tanya Rissa dengan sangat keheranan.

(Aku merasa sangat aneh dengan Kakak aku Anggel, dia seperti bukan Kak Anggel. Tetapi sangat mirip sekali, sangat mirip sekali dengan Kak Rossa. Apa mungkin Kak Anggel kerasukan Kak Rosa,)

"ไม่เป็นไร ริซ่า อย่าคิดลบ วิญญาณของ Sis Rossa สงบลง เป็นไปไม่ได้ที่จะครอบครอง Sis Anggel ดังนั้นอย่าเข้าใจฉันผิด

Mị̀ pĕnrị ri s̀ā xỳā khid lb wiỵỵāṇ k̄hxng Sis Rossa s̄ngb lng pĕn pị mị̀ dị̂thī̀ ca khrxbkhrxng Sis Anggel dạngnận xỳā k̄hêācı c̄hạn p̄hid," jawab Denis dengan menenangkan Risa.

(Sudahlah Risa, janganlah berpikiran negative. Arwah Kak Rossa udah tenang, nggak mungkin merasuki Kak Anggel. Jadi kamu jangan salah sangka,)

"แต่ฉันเห็นบางอย่างผิดปกติ ฉันสาบานกับเดนิส ฉันพูดความจริงไม่โกหก

Tæ̀ c̄hạn h̄ĕn bāng xỳāng p̄hid pkti c̄hạn s̄ābān kạb deni s̄ c̄hạn phūd khwām cring mị̀ koh̄k," ungkap Rissa dengan tersenyum.

(Tetapi aku benar-benar melihat ada kejanggalan, aku sangat bersumpah Denis. Aku berkata jujur dan nggak berbohong,)

"เหตุใด Risaa ที่คุณคิดว่า Sis Anggel ถูกวิญญาณของ Kak Rosa เข้าสิง?

H̄etu dı Risaa thī̀ khuṇ khid ẁā Sis Anggel t̄hūk wiỵỵāṇ k̄hxng Kak Rosa k̄hêā s̄ing?" tanya Denis dengan sangat penasaran.

(Kenapa alasannya Risaa kamu mengira Kak Anggel kesurupan arwah Kak Rosa?)

"คำตอบนั้นง่ายมาก อย่างแรกเลย Sis Anggel น่ารักมาก ถึงแม้ว่าเธอจะรักฉันในสไตล์ทอมบอยของเธอไม่เหมือนกับ Rossa น้องสาวผู้เป็นแม่

Khả txb nận ng̀āy māk xỳāng ræk ley Sis Anggel ǹā rạk māk t̄hụng mæ̂ẁā ṭhex ca rạk c̄hạn nı s̄tịl̒ thxm bxy k̄hxng ṭhex mị̀ h̄emụ̄xnkạb Rossa n̂xng s̄āw p̄hū̂ pĕn mæ̀" jawab Rissa dengan tersenyum.

(Jawabannya sangatlah simple sekali, pertama-tama Kak Anggel sangat tmoboi. Walaupun dia sayang aku dengan gayanya yang tomboi tidak seperti Kak Rossa yang ke ibuan,)

"เพราะตอนนี้ กั๊ก แองเจิ้ล เป็นนางแบบ บางทีก็หลงบรรยากาศในที่ทำงาน นั่นเป็นเหตุผลที่เขาเปลี่ยนไป

Pherāa txn nī̂ kạ́k xæng ceîl pĕn nāng bæb bāngthī k̆ h̄lng brryākāṣ̄ nı thī̀ thảngān nạ̀n pĕn h̄etup̄hl thī̀ k̄heā pelī̀yn pị," ucap Denis dengan menenangkan Rissa.

(Karena sekarang Kak Anggel model, mungkin dia kebawa oleh suasananya di lingkungan kerja. Makanya dia ada perubahan,)

Karena sudah mengantuk, Rissa segera berpamitan kepada Denis. Rissa masuk ke dalam kamarnya, sementara Denis tidur di kursi keluarga.

Denis yang mau tertidur, sepintas melihat sekelibatan orang lewat dengan gaun merah panjang. Ketika dia melihat itu adalah Kak Rosa. Ekpresi Denis sangat ketakutan sekali.

Bersambung.